Apakah yang paling meresahkan MUI, ketika mendengar tentang sebuah ajaran agama, yang begitu mudahnya untuk bertemu dengan Allah, Tuhan yang disembah oleh umat Islam selama ini.

Hanya dengan harga yang bernominal dibawah sejuta, sudah dipastikan bisa bertemu. Hal ini yang membuat ajaran agama perlu ditindaklanjuti. Bayangkan bsaja jika dengan hanya mahar sebanyak kurang lebih 300 ribu rupiah, Lima ratus rupiah dan tujuh ratus ribu rupiah, sudah bisa bertemu dengan Allah, artinya Allah bukan lagi sebuah Zat. Dan kemungkinan besar kita bisa melihat jenis kelamin, rupa wajahnya atau jangan-jangan bisa beranak dan diperanak pula lagi. Ini sudah bagian paling tidak masuk akal bukan?

Jikalau bisa dengan mudah bertemu dengan pencipta manusia, lalu apakah yang akan terjadi dengan kesembilan puluh sembilan sifat Allah? Apakah manusia akan menemukan kebesaran Zat Yang Maha Esa lagi? Tentunya tidak bukan?

Aliran sesat ini ditemukan di Sulawesi Barat, tepatnya di kabupaten Mamuju. Diketahui pemimpin dari ajaran itu berasal dari Kalimantan Timur yang bernama Rasyid berasal dari kabupaten Bontang.

Hingga saat ini pengikutnya ada 70 orang lebih. Anehnya lagi ajaran ini hanya salat dua kali dan tidak boleh menyebabkan nama Allah dan ketika junub, tidak perlu mandi lagi dikarenakan air mani di anggap suci. Tidak perlu adanya salat berjamaah, karena Allah bisa dilihat melalui cahaya ketika mata dipejamkan. Untuk bergabung dengan ajaran ini harus membayar mahar yang bervariatif, ada yang 300 ribu dan ada yang 500 ribu.

Dan jika Allah itu adalah cahaya, maka ketika kita tidak menemukan cahaya pada bola mata kita saat menutup mata, apa artinya Allah sudah tidak ada lagi? Artinya Allah bisa tiada?