Ketika Prabowo Subianto lebih memilih bergabung di pemerintahan, banyak kecaman yang dinilai hanya mencari kekuasaan dan jabatan dari rivalnya di Pilpres kemarin. Kalau ada orang yang berpikiran seperti ini, mungkin belum mengenal ketokohan Prabowo.

Hingga saat ini, banyak kelompok yang dulunya pendukung setia Prabowo melampiaskan kekecewaan mereka. Bahkan bisa jadi, mereka masih tetap menolak Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan RI yang dipilih Presiden Jokowi.

Daripada berpikiran aneh-aneh, alangkah lebih baiknya mencari sumber informasi yang benar kenapa Prabowo memilih mengabdikan dirinya di pemerintahan. Jika sekadar asumsi dan emosional, jangan ngaku pendukung setia Prabowo Subianto.

Saat resmi dilantik menjadi Menteri Pertahanan, setidaknya beliau sudah menyampaikan berbagai alasan rasionalnya. Salah satunya, karena Prabowo Subianto itu sudah selesai dengan dirinya sendiri. Dia ingin mengabdikan seluruh kemampuannya untuk bangsa dan negara.

Itu alasan yang rasional menurut saya. Kiprah beliau tidak hanya ikhtiar pada saat mengikuti kontestasi politik. Lebih dari itu, sudah banyak benih pengabdian dia untuk NKRI.

Tapi terlepas dari sekian alasan yang disampaikan Menhan Prabowo itu. Saya pribadi punya asumsi sendiri.

Kita telah saksikan bersama, dinamika Pilpres kemarin banyak menuai pro dan kontra. Ada pendukung garis keras Prabowo maupun Jokowi. Bahkan, Indonesia nyaris diambang perang saudara jika pendukung garis keras itu dibiarkan.

Itulah kenapa, Prabowo memilih menjadi bagian dari pemerintah agar ikut membantu negara dan rakyat. Prabowo tak ingin, gara-gara tujuan politiknya, rakyat menjadi korban, apalagi sampai terjadi perang saudara.

Ketahuilah, kawan! Sebagai seorang prajurit sejati, Prabowo Subianto tidak mau dan tidak ingin melihat perang saudara terjadi di Tanah Air hanya karena perebutan kekuasaan. Beliau itu terbukti lebih mencintai rakyat dan negaranya. (*)