tipsbagus31Avatar border
TS
tipsbagus31
Begini Maksud Sindiran Jokowi Soal Pertemuan Antara Surya Paloh dan Sohibul Iman
Jokowi boleh menyindir pertemuan antara Surya Paloh dan Sohibul Iman. Namun, Jokowi harus berkaca bahwa dia pernah melakukan hal yang sama. Jokowi pernah bertemu dengan Prabowo Subianto di stasiun MRT Lebak Bulus, Jakarta. Pertemuan tersebut terjadi pada Juli 2019. Pertemuan tersebut diwarnai dengan rangkulan antara Jokowi dan Prabowo. Pada saat itu, Prabowo masih menjadi oposisi Jokowi. Pertemuan tersebut tentu membuat Surya kecewa. Sebab Surya akan tersaingi bila Gerindra masuk ke dalam koalisi pendukung pemerintah. Faktanya, Gerindra memang menjadi parpol pendukung pemerintah.



Sohibul Iman, Surya Paloh, dan Jokowi

Sebenarnya, sindiran Jokowi tersebut hanya untuk mengingkatkan Surya saja. Jokowi mengingatkan bahwa Surya masih berada di dalam koalisi pendukung pemerintah. Jokowi juga telah memberikan tiga kursi menteri kepada Nasdem. Jokowi tidak ingin Surya melakukan manuver politik yang berlebihan. Di lain pihak, pertemuan antara Surya dan Sohibul agaknya tidak berhubungan dengan Jokowi. Pertemuan tersebut agaknya berhubungan dengan Pilkada 2020 dan Pilpres 2024. Surya ingin Nasdem dapat berkoalisi dengan PKS pada Pilkada 2020 dan Pilpres 2024. Sebab Jokowi tidak dapat nyapres lagi pada Pilpres 2024. Selain itu, Surya mengantisipasi kemungkinan terbentuknya koalisi PDIP-Gerindra pada Pilpres 2024. Konon, PDIP dan Gerindra akan mengusung Prabowo-Puan pada Pilpres 2024. Jadi, Nasdem mungkin tidak akan menjadi oposisi pemerintah. Nasdem juga mungkin tidak akan "bermain di dua kaki", yakni menjadi parpol pendukung sekaligus oposisi pemerintah.



Prabowo Subianto dan Puan Maharani

Namun, Nasdem bisa saja "bermain di dua kaki". Kalau hal ini terjadi, Nasdem melakukan blunder. Nasdem akan mengalami kerugian. Sebab Nasdem masih membutuhkan posisi di dalam koalisi pendukung pemerintah. Nasdem masih membutuhkan kursi menteri dan sumber daya lainnya.

Kalau ingin saling berkoalisi pada Pilpres 2024, Nasdem dan PKS harus melakukannya secara hati-hati. Sebab ada perbedaan karakteristik antara Nasdem dan PKS. Karakteristik Nasdem adalah parpol nasionalis. Di lain pihak, karakteristik PKS adalah parpol Islam. Kalau tidak berhati-hati, nasib mereka mungkin akan seperti Gerindra-PKS pada Pilpres 2019. Pada saat itu, Gerindra tiba-tiba "menjadi" parpol Islam. Hal ini terlihat dari tindakan Prabowo dan Fadli Zon. Prabowo dan Fadli tiba-tiba sering mengenakan baju koko. Sandi Uno juga tiba-tiba mendapatkan label ulama. Prabowo, Fadli, dan Sandi melakukannya agar pemilih Islam memilih Prabowo-Sandi. Walaupun keanehan-keanehan tersebut bukan hal signifikan, Prabowo-Sandi akhirnya menuai kekalahan.


Thread ini bersifat teoritis yang dibumbui dengan kritis. Jika ada yang keberatan, dipersilahkan untuk menyanggahnya di kolom komentar. Terimakasih telah berkenan membaca.

Catatan Kaki :
Soal Jokowi Komentari Pelukan Surya Paloh dan Sohibul Iman, Partai Nasdem Tidak Tersinggung - Warta Kota

Pertemuan Prabowo-Puan Sudah Dua Kali Batal, Ternyata Begini Masalahnya
top242
sebelahblog
4iinch
4iinch dan 2 lainnya memberi reputasi
3
994
3
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan