- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Prabowo: Rakyat Masih Miskin, Berarti Kita Tidak Setia pada Pancasila


TS
i.am.legend.
Prabowo: Rakyat Masih Miskin, Berarti Kita Tidak Setia pada Pancasila

Prabowo: Rakyat Masih Miskin, Berarti Kita Tidak Setia pada Pancasila
Merdeka.com - Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto angkat bicara mengenai Pancasila di Indonesia. Prabowo menyebut 99 persen masyarakat menghendaki Pancasila.
"Saya kira Pancasila tetap kuat. Masyarakat tetap mutlak mungkin 99 persen yang menghendaki Pancasila tetap utuh dan bertahan," ujar Prabowo usai peresmian Patung Jenderal Soedirman di Yogyakarta, Minggu (10/11).
Prabowo mengatakan, penerapan Pancasila saat ini tergantung dengan para pemimpin bangsa. Apabila tidak diterapkan dengan baik maka Pancasila dinilai Prabowo hanya akan menjadi mantera dan slogan saja.
"Pancasila tergantung para pemimpin. Kalau pemimpin tidak jaga Pancasila hanya jadi mantera, slogan. Rakyat menderita, rakyat masih ada kemiskinan, rakyat susah pekerjaan, itu berarti kita tidak utuh dan tidak setia pada Pancasila," ungkap Prabowo.

Pengamalan Pancasila Penting
Prabowo menambahkan, saat ini Pancasila penting untuk diamalkan. Sehingga di Indonesia akan terwujud masyarakat Pancasila yang sejahtera, utuh, toleran, moderat dan sejahtera.
"Sekarang penting pengamalannya. Bagaimana kita wujudkan bahwa masyarakat Pancasila itu adalah masyarakat yang sejahtera, utuh, toleran moderat tapi sejahtera. Kalau kita kuat, kita makmur dan berdiri di atas kaki kita sendiri enggak ada masalah (dengan Pancasila)," tutup Prabowo.
(mdk/rnd)
sumber
☆☆☆☆☆
Hmmmm....
Hati-hati Pak Menteri. Ucapannya jangan sampai melebar. Ingat lho, fokus saja dengan tugas baru yang diemban sekarang ini. Itu yang utama. Urusan diluar pertahanan negara biarkan saja diurus oleh yang lain. Bukan apa-apa, nanti malah jadi seperti gubernur yang itu. Ketimpangan di DKI Jakarta aja belum bisa dia lenyapkan, ini malah ngurusin soal Indonesia. Kan geblek.
Tapi begini. Okelah kita bicara soal Pancasila. Dan bicara Pancasila memang tak boleh dibatasi oleh jabatan, pangkat, atau apapun juga. Sebab bicara Pancasila pasti bicara Indonesia, karena hanya Indonesia yang punya Pancasila di dunia ini.
Kalau ucapan Pak Menteri, jika ada rakyat yang masih miskin berarti kita tidak setia pada Pancasila, ini saya anggap berlebihan Pak. Sebab soal kemiskinan juga banyak dipakai agama untuk menunjukan sebuah sebab akibat. Ada yang miskin karena malas. Ada yang miskin karena takdirnya miskin. Ada yang miskin karena gaya hidup (ada kali yang begini). Bahkan ada yang miskin karena sengaja memiskinkan diri. Itu lho mereka-mereka yang ingin mensiasati data keluarga untuk sekedar mendapat tunjangan dari pemerintah.
Kemiskinan juga terkadang bisa jadi sebuah kebanggaan. Tak percaya? Begini bunyinya.
Ada manusia yang diuji keimanannya dari kekayaannya, ada pula manusia yang diuji dengan kemiskinannya untuk mempertebal keimanannya. Makin miskin, makin tebal imannya. Karena dia takut imannya goyah kalau menjadi kaya, maka dia tetap memilih miskin.

Kalau boleh bertanya, memang sejak kapan kita sebagai sebuah bangsa itu konsisten dengan Pancasila? Menjalankan semua yang tersurat dan tersirat dalam Pancasila? Tak pernah dan belum pernah. Bahkan mungkin sejak pancasila disahkan menjadi Dasar Negara Republik Indonesia, Indonesia belum konsisten menjalankan semua yang ada didalam sila-sila Pancasila.
Itu artinya, jaman mantan mertua Bapak juga. Dia juga sangat tidak konsisten menjalankan Pancasila.
Ingat saat Pilkada Jakarta 2017 Pak? Apa semua isu yang berkembang saat itu mencerminkan Pancasila? Kenapa Bapak diam?
Ingat soal demo didepan MK 2014? Apa itu mencerminkan Pancasila? Kenapa Bapak diam?
Ingat soal saksi-saksi palsu didepan MK tahun 2014? Kenapa Bapak diam?
Kelompok yang kemarin mendukung Bapak, senang sekali menjual agama untuk memaksakan kehendaknya. Bahkan suka mengintimidasi sekelompok orang dari ummat yang berbeda meskipun ummat yang berbeda itu tengah beribadah. Kenapa Bapak diam?
Dan tak usah jauh-jauh. Sebelum Bapak sampai ke rumah Bapak yang megah bak istana, apakah Bapak tak melihat sesuatu yang dianggap miskin? Kenapa Bapak diam? Atau mungkin menurut Bapak itu, urusan kemiskinan adalah urusan negara? Urusan negara pastinya urusan pemerintah. Dan Bapak sekarang ada di lingkar kekuasaan, ada didalam pemerintahan.
Dan karena urusan kesetiaan kepada Pancasila adalah urusan personal tiap Warga Negara Indonesia, maka urusan kemiskinan adalah urusan Bapak juga. Nah, menurut Bapak rakyat masih banyak yang miskin, artinya Bapak tidak setia kepada Pancasila. Begitu kan logikanya.
Saran, jangan bermain kata-kata Pak. Buktikan saja dengan sikap dan perbuatan. Jangan jadikan menteri pecatan itu sebagai mentor dalam urusan merangkai kata. Nanti takutnya Bapak malah ikutan jadi menteri pecatan.
Itu aja sih Pak Menteri.
Diubah oleh i.am.legend. 11-11-2019 07:58






4iinch dan 11 lainnya memberi reputasi
12
3.2K
49


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan