Suara nyinyir memang kerap dilontarkan oleh mantan Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah. Terakhir dia mengkritik pertemuan bilateral Presiden Jokowi dengan Presiden FIFA.

Fahri menyindir istilah 'bilateral' yang digunakan dalam pertemuan tersebut. Fahri menulis di akun media sosialnya, "Setahu saya istilah #Bilateral itu hanya untuk negara...FIFA bukan negara kan?..wallahualam."

Hal itu langsung dibantah oleh Guru Besar Hukum Internasional dari Universitas Indonesia (UI), Hikmahanto Juwana. Ia menjelaskan bahwa kata "bilateral" itu mengacu pada pertemuan yang dilakukan dua belah pihak.

Hikmahanto mengatakan dalam konteks pertemuan antara Jokowi dan Gianni bisa dikatakan pertemuan bilateral, lantaran dilakukan dua pihak berbeda. Menurutnya, pertemuan bilateral dalam konteks ini tidak harus selalu merujuk pada pertemuan antarnegara.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) terbitan Kemendikbud RI, kata bilateral terdapat dua makna. Makna pertama adalah: 'Dari dua belah pihak; antara dua pihak'.

Sedangkan, makna kedua adalah: 'Prinsip keturunan yang memperhitungkan hubungan kekerabatan, baik melalui pria maupun wanita secara serentak.

Dengan penjelasan tersebut, semoga Fahri Hamzah segera disadarkan atas pernyataan-pernyataannya yang tidak berbobot dan seperti paling tahu segalanya.

Fahri Hamzah sebaiknya sebelum memposting suatu kritikan harus mencari tahu terlebih dahulu kebenaran dari postingannya.

Lucunya, sejak dulu Fahri Hamzah ini digaji tinggi untuk menjadi Wakil Rakyat di DPR tetapi hanya untuk memperhatikan postingan-postingan Presiden Jokowi di Twitter.

Sepertinya tidak pantas Fahri Hamzah di gaji besar untuk pekerjaan yang hanya aktif di media sosial. Harusnya dia melakukan sesuatu yang positif, meski sekarang dia tidak menjadi anggota DPR lagi.