Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

noldeforestasiAvatar border
TS
noldeforestasi
Raksasa Batubara Dunia Roboh, Era Energi Bersih Tiba !




"Your old road is rapidly agin'
Please get out of the new one
If you can't lend your hand
For the times they are a-changin'…”

  -“The Times They Are a-Changin”, Bob Dylan-



Para pecinta lingkungan hidup akhirnya boleh bersukacita!

Pekan lalu, Selasa (29/10), salah satu perusahaan tambang batubara terbesar di Amerika Serikat (AS), Murray Energy, mengumumkan pailit alias bangkrut!

Murray Energy beserta beberapa anak perusahaannya menandatangani Perjanjian Dukungan Restrukturisasi (RSA) dengan krediturnya. Melansir dari Forbes, Rabu (30/10), perjanjian restrukturisasi ini mewakili sekitar 60% dari kewajiban pembayaran utang Murray sebesar US$1,7 miliar (sekitar Rp23,8 triliun). Selain itu mereka juga telah menerima kredit sebesar US$350 juta (sekitar Rp4,9 triliun) untuk menjaga bisnisnya tetap berjalan meskipun telah mengalami kebangkrutan.

Yang bersangkutan tercatat sebagai produsen batubara terbesar keempat di AS. Pada tahun 2018, Murray Energy menyumbang 6% dari total produksi batubara di negara tersebut.

Menariknya, Murray Energy yang berbasis di Ohio itu tercatat sebagai perusahaan batubara ke-8 di Negeri Paman Sam yang menyatakan pailit sepanjang tahun ini. Produsen besar lainnya yang telah mencari perlindungan kebangkrutan tahun ini termasuk Blackjewel Mining di Virginia Barat dan Cloud Peak Energy di Wyoming.



Seperti yang sudah diperkirakan banyak pihak, industri batubara perlahan tapi pasti telah memasuki masa senjanya di negara adikuasa itu. Energi terbarukan yang selama kerap diperlakukan sebagai anak tiri, kini mulai mengambil peran sebaliknya. Permintan konsumen, kebijakan publik dan maraknya teknologi baru telah membuat para investor serta korporasi termovitasi untuk lebih mengembangkan energi alternatif yang jauh lebih efisien dan murah seperti gas, tenaga surya atau tenaga angin.

Global Manager for Renewable Energy General Motors Robert Threlkeld bilang, kepailitan yang diderita raksasa batubara tersebut menandakan telah terjadinya transformasi bisnis dalam dunia energi di AS. Ekonomi Energi Baru yang lebih murah, bersih dan efisien telah bangkit.

“Saat ini perusahaan di AS juga memilih untuk Go Green karena terbukti lebih menguntungkan secara finasial dan baik baik pembangunan imej brand mereka.”

https://www.forbes.com/sites/kensilv.../#7f5d37503ecd

Saat ini, data U.S. Energy Information Administration menyebutkan, pangsa batubara dalam portofolio pembangkit listrik akan terus turun. Tahun 2018 lalu pangsa batubara masih tercatat sebesar 28%, yang kemudian telah merosot ke 25% pada tahun 2019 ini dan diperkirakan akan turun kembali menjadi 22% pada 2020 mendatang. Sementara itu, pangsa tenaga angin dan matahari masing-masing mencapai 21% dan 16%, pada tahun 2018 dan diprediksi akan terus naik pada tahun-tahun mendatang.

Meski telah diperkirakan, kebangkrutan Murray Energy yang memiliki sekitar 7.000 karyawan dan mengoperasikan 17 tambang aktif di Alabama, Illinois, Kentucky, Ohio, Utah dan Virginia Barat tersebut, tetaplah mengejutkan.

Bagaimana tidak, mereka merupakan salah satu perusahaan tambang paling kuat dan terhubung baik dengan pemerintahan Presiden Donald Trump.



Robert E. Murray, sang CEO, telah blak-blakan menjadi pendukung dan penasihat Presiden Trump. Ia tercatat memberikan sumbangan sebesar US$300.000 selama masa kampanye presiden pebisnis tersebut. Sebagai gantinya, Murray melobi sang presiden untuk meringankan sejumlah aturan soal emisi gas rumah kaca dan keamanan tambang. Termasuk mengurangi karyawan di Environmental Protection Agency (EPA) hingga setengahnya.

Yang pasti, pailit ini menandai pukulan politik yang telak bagi pemerintahan Presiden Trump yang berusaha untuk mengakhiri 'perang terhadap batubara' yang selama diusung Partai Demokrat, sebagai bagian penting dari kampanye dan masa awal kepresidenannya.

https://www.nytimes.com/2019/10/29/b...ankruptcy.html

Era baru yang ditunggu-tunggu para pecinta lingkungan itu telah tiba.. 

Era energi fosil di penghujung senja... 

Era energi bersih yang efisien, murah dan sehat sudah di depan mata.... 

Mungkinkah Indonesia bisa??
Diubah oleh noldeforestasi 05-11-2019 09:22
pinkcharllote
sebelahblog
4iinch
4iinch dan 11 lainnya memberi reputasi
12
6.9K
69
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan