Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

lingshenyaoAvatar border
TS
lingshenyao
Cerita Paling Menyedihkan Dari Orang Yang Dulu Pernah Terkenal
1. Rachman Kili-kili
Bagi para pecinta tinju pasti sangat tidak asing dan mungkin mengingat nama seorang petinju hebat dari Indonesia yang memililki nama Rachman Kili-kili. Pria yang pernah mengharumkan nama negara Indonesia ini di kancah internasional, akhirnya harus mengakhiri hidupnya dengan cara yang cukup tragis yaitu gantung diri yang disebabkan dirinya tidak memiliki pekerjaan.


Spoiler for Rachman Kili-kili:





Di era kejayaannya, Rachman Kili-kili merupakan seorang petinju profesional dan memiliki banyak sekali penghargaan mulai dari tingkat lokal hingga mencapai ke luar negeri. Dia pernah menjuarai Kelas Bulu Federasi Tinju Internasional (IBF). Sayangnya, setelah pensiun dan menggantung sarung tinjunya karena harus menapaki hari tuanya, dia justru tidak dapat menikmati hasil jerih payahnya itu dan kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan yang membuatkan terus dihimpit masalah ekonomi sehari-hari.

2. Suharto
Seorang mantan atlet pembalap sepeda yang berhasil menyabet medali emas di nomor Team Tome Trial (TTT) Sea Games 1979 di Kuala Lumpur, medali perak di Tour de ISSI 1977, medali perunggu di ROC International Cycling Invitation di Cina pada tahun 1977 hingga medali emas di kejuaraan Walikota Jakarta Utara Cup ini harus berprofesi menjadi seorang tukang becak di hari tuanya.

Spoiler for Suharto:


Dia hanya berharap mendapatkan bantuan dari pemerintah untuk bisa menjalani sisa hidupnya yang semakin senja tersebut dan dapat mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari.


3. Wongso Suseno
Selain Rachman Kili-kili, ada satu lagi petinju dari Tanah Air yang berhasil membuat sejarah dengan menjadi juara dunia OPBF pertama untuk Indonesia kelas Welter (63 kg). Selain sabetan prestasi yang cukup prestisius tersebut, pria asal Kota Malang ini banyak penghargaan lain yang berhasil didapatkannya. Bahkan antara tahun 1975-1982 dapat dikatakan sebagai era kejayaannya.

Spoiler for Wongso Suseno:


Sayangnya, ketika menapaki hari tua, Wongso harus berjuang untuk dapat hidup dan menghidupi keluarganya. Dia hidup susah dengan bekerja serabutan untuk tetap dapat membayar kontrakan sampai makan sehari-hari. Di rumah kontrakannya yang dapat dibilang sangat kecil, hanya ada 2 benda paling berharga miliknya, yaitu medali emas pemberian mantan Menpora Abdul Gofur dan Penghargaan Satya Lencana dari mantan Menpora Akbar Tandjung.

4. Yuni Astuti
Yuni Astuti adalah seorang mantan atlet bulutangkis yang pernah meraih juara pertama pada ganda putri PON 1986 di Jakarta. Cukup lama Yuni berkiprah dalam dunia bulutangkis dan mendapatkan banyak pengalaman dari cabang olahraga yang digelutinya itu. Sayangnya, dia harus mundur dari dunia bulutangkis setelah mengalami cedera kaki.

Spoiler for Yuni Astuti:


Semenjak gantung raket, tabungan dan hasil yang dia dapat selama menjadi atlet lama kelamaan habis untuk mencukupi kehidupan sehari-hari. Bahkan dia harus menjadi seorang pengamen di Terminal Bus Purabaya, Surabaya agar tetap dapat mencukupi kebutuhan dan demi 3 buah hatinya yang sudah beranjak besar itu.


5. Denny Thios
Di era tahun 80-90an, nama Denny Thios sangat bersinar sebagai atlet angkat berat. Tidak hanya penghargaan tingkat nasional saja, Denny juga mengikuti beberapa kejuaraan tingkat internasional. Bahkan dia berhasil menjadi menyabet medali perak di PON XII, medali emas di kejuaraan angkat berat tingkat Asia, beberapa medali dari kejuaraan angkat berat di Inggris, Belanda dan Swedia sampai dengan memecahkan 3 rekor dunia.

Spoiler for Denny Thios:


Ketika sudah memasuki usia senja, untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari dan menopang perekonomian keluarga, Denny harus bekerja sebagai tukang las yang penghasilannya tidak menentu karena tergantung dari ada tidaknya orang yang membutuhkan jasanya.

6. Leni Haini
Sukses mengibarkan bendera Merah Putih di kancah dunia, Leni Haini adalah seorang mantan atlet dayung yang kini hidup memprihatinkan dengan menjadi buruh cuci. Nasibnya yang tragis tersebut ditambah dengan salah seorang anaknya yang menderita penyakit kerapuhan kulit. Dikarenakan hal itu, dia dan suami harus menyediakan setidaknya Rp 1,5 juta setiap bulannya untuk biaya pengobatan.

Spoiler for Leni Haini:


Di masa jayanya, Leni berhasil mengharumkan nama Indonesia dengan menyumbang 2 medali emas dalam kejuaraan perahu naga Asia di Singapura, 3 emas dan 1 perak di kejuaraan dunia perahu naga yang diselenggarakan di Hong Kong sampai dengan medali emas untuk kejuaraan perahu naga Asia di Taiwan.


7. Hapsani
Perolehan medali perak di tahun 1981 dan medali perunggu di tahun 1983 pada kejuaraan SEA Games merupakan bukti kejayaan seorang mantan atlet lari estafet Indonesia, bernama Hapsani. Memang tidak banyak orang yang mengenal atau mengetahuinya, namun sebagai salah seorang atlet nasional yang berhasil mengharumkan nama Indonesia, tentunya negara patut bangga memiliki olahragawan seperti Hapsani yang berjuang keras untuk membuktikan pada dunia bahwa Indonesia tidak dapat dipandang remeh.

Spoiler for Hapsani:


Kejayaan di eranya tersebut tidak secemerlang setelah dia pensiun dan berusia lanjut. Dengan berbekal keahliannya yang dia peroleh saat menjadi atlet dengan melatih anak-anak di sekitar rumahnya dengan penghasilan yang sangat minim, Hapsani harus hidup serba mepet. Bahkan dia terpaksa harus menjual medali peraknya di pasar loak untuk makan.

8. Marina Segedi
Marina Segedi adalah mantan atlet pencak silat yang menyumbang medali emas untuk Indonesia di kejuaraan ASEAN Pencak Silat Kelas A Putri di tahun 1983 yang dihelat di Singapura. Selain itu, banyak pula penghargaan yang dia peroleh baik di tingkat nasional maupun internasional lainnya. 

Spoiler for Marina Segedi:


Tidak seperti ketika masih menjadi jawara dalam cabang pencak silat, kini hidupnya jauh dari apa yang dikatakan nyaman. Hidupnya serba pas-pasan dan harus menumpang di rumah orang tuanya. Agar dapat menghidupi anak-anaknya, Marina harus bekerja sebagai sopir taksi.

9. Ramang
Tak kalah menyedihkan, mantan pemain Timnas Sepakbola Indonesia dan mantan pemain PSM Makassa yang waktu itu masih bernama Makassar Voetbal Bond (MVB) bernama Ramang harus hidup serba memprihatinkan. Mulai dari pekerjaan sebagai kenek truk sampai dengan tukang becak, pernah dia lakoni selepas pensiun dari sepakbola. Bahkan di hari tuanya, Ramang tidak memiliki rumah sendiri dan harus menumpang di sebuah rumah temannya yang sangat kecil dan sempit.

Spoiler for Ramang:


Di era jayanya, Ramang sangat terkenal dan menjadi pemain favorit baik di MVB ataupun ketika dia membela Timnas Sepakbola Indonesia. Dari kakinya, tercetak 19 gol dari 25 gol yang dikemas oleh PSSI ketika melawat ke beberapa negara di Asia (Filipina, Hong Kong, Thailand dan Malaysia). Tidak hanya itu saja, salah satu gol yang cukup spektakuler dari kaki pria tua pernah tercipta saat PSSI menekuk RCC dengan skor 2-0 di pertandingan yang dihelat menjelang Kejuaraan Dunia di Swedia, 1958.
Pemain legendaris PSM Makassar dan juga Timnas Sepakbola Indonesia ini tutup usia di usia 59 tahun pada tahun 1987 karena penyakit paru-paru basah. Sampai meninggal pun, penghargaan yang disematkan untuknya hanya sebuah patung dari bahan ala kadarnya di pintu utara Lapangan Karebosi. 

10. Tati Soemirah
Mungkin tidak banyak orang yang mengenal nama Tati Soemirah namun lebih mengetahui siapa itu Susi Susanti sampai dengan Mia Audina. Tati Soemirah adalah pemain penentu kemenangan yang menghantarkan Indonesia menjuarai Uber Cup untuk pertama kalinya di tahun 1975.

Spoiler for Tati Soemirah:


Setelah gantung raket di tahun 1982, Tati sempat bekerja melatih bulu tangkis di pekayon, bekasi sampai dengan menjadi pegawai di salah satu perusahaan minyak pelumas. Sebelum bekerja di tempat itu, dia pernah menjual vespa yang dia beli dari hasilnya berkiprah di dunia bulu tangkis sampai dengan bekerja sebagai kasir di sebuah apotek, namun tetaplah hidupnya serba pas-pasan.
Tidak hanya mereka-mereka di atas saja yang hidup memprihatinkan setelah berjuang mati-matian membela dan mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional, masih ada banyak lagi mantan atlet Indonesia lainnya yang mungkin sampai sekarang belum
terkespos. Tidak sedikit dari mereka yang berharap ada bantuan dari pemerintah agar masa tuanya dapat sedikit tercukupi.


Sumber

Quote:

Diubah oleh lingshenyao 06-11-2019 07:54
sebelahblog
sebelahblog memberi reputasi
1
1.5K
6
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan