Kaskus

News

venomwolfAvatar border
TS
venomwolf
Penurunan Omzet Industri Mebel Mencapai 50 Persen
YOGYA, KRJOGJA.com - Industri mebel dan kerajinan serta hampir semua sektor industri di tanah air tidak terkecuali di DIY memang mengalami kelesuan alias bergerak lambat saat ini di saat resesi global. Ketidakbergairahan sektor andalan DIY ini dapat dirasakan secara langsung dengan penurunan omzet pendapatan setidaknya mencapai 40 hingga 50 persen saat ini. Sehingga pelaku usaha mebel dan kerajinan lokal dituntut untuk lebih kreatif serta menggarap pasar lokal dan online.

“Semua industri mengalami perlambatan. Melihat kondisi yang ada saat ini pelaku usaha di industri mebel dan kerajinan DIY dituntut kreatif. Artinya pelaku usaha jangan berdiam diri karena sepi pasar. Kreativitas dalam produk sangat dihargai, yang akan memiliki nilai tambah tersendiri,” tutur Ketua Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) DIY Irsyam Sigit Wibowo di Omah Dhuwur Kotagede.

Baca juga :

TPA Banyuroto Butuhkan Peralatan Pengolahan Sampah
UMK Bantul Dipastikan Naik

Irsyam menjelaskan, melihat kondisi pasar global yang tidak menentu ditambah dengan perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China, pihaknya mengarahkan agar menggarap potensi pasar lokal dan pasar online. Terlebih para pelaku industri mebel dan kerajinan di DIY harus dihadapkan dengan era revolusi industri 4.0.

“Kami mengajak para anggota yang tergabung dalam Asmindo DIY untuk melakukan pemasaran secara online. Kita akan tambah lagi dengan pameran-pameran mebel dan kerajinan seperti Jiffina hingga Pasar Padang Bulan dengan memamerkan sisa-sisa ekspor atau barang-barang yang masih ada. Sebab apapun kondisinya, kita tetap harus terus bergerak,” paparnya.

Dirinya mengaku masih banyak anggota yang melakukan pemasaran secara konvensional di pasar lokal daripada pemasaran online karena ada gap yang cukup besar. Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) yang menjadi kendala dalam pemasaran online di industri mebel dan kerajinan selama ini dengan menggunakan media sosialnya masing-masing dan belum masuk ke marketplace. Terlebih pasar ekspor masih sangat menguntungkan bagi pelaku industri mebel dan kerajinan di DIY daripada pasar lokal selama ini.

“Tetapi apapun itu, kita tetap harus bertahan dengan mengoptimalkan pasar lokal dan online. Tentunya dengan mengunggulkan kreativitas dari kayu bekas menjadi kerajinan atau mebel yang menarik dan sebagainya. Sekarang, buyer lebih mengutamakan desain karena semakin inovatif makin banyak orderan,” tambah Irsyam.

Selain buyer asing dan domestik, Irsyam menekankan pelaku industri mebel dan kerajinan di DIY sedang gencar-gencarnya fokus untuk penjualan mebel dan kerajinan untuk properti dan rumah makan yang sekarang berkonsep pendapa, joglo dan sebagainya. Artinya pelaku industri mebel dan kerajinan di DIY tetap bergerak terus dengan menguatkan penetrasi pasar lokal.

“Kami akan mencoba menggerakkan potensi pasar online supaya lebih luas, tinggal kreativitasnya yang terus diasah. Jangan begitu order sepi langsung down dan pasar lokal yang terus menggeliat di tengah sepinya ekspor,” pungkasnya. (Ira)

https://krjogja.com/web/news/read/11...apai_50_Persen


meroket pala loe bong emoticon-Traveller

kakekane.cellAvatar border
sebelahblogAvatar border
4iinchAvatar border
4iinch dan 3 lainnya memberi reputasi
2
1.4K
18
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan