Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

davidikhsanAvatar border
TS
davidikhsan
Nasib dan kisah Cinta Anak Kost
Sudah beberapa minggu aku tinggal jauh dari rumah dan tinggal sendirian di sebuah rumah yang sepi, tetapi dengan sekitar lingkungan yang cukup ramai. Setelah lulus SMA aku mencoba merantau ke luar kota untuk mencari kuliah dan akhirnya aku menjadi anak kost.

Kehidupan kost membuat ku benar-benar sulit untuk mengatur hidupku sendiri karena sebelumnya aku selalu bergantung kepada orangtua ku, betapa malangnya hidup ku. Apalagi dalam mengatur masalah keuangan, di kehidupan kost ini sangat sulit untuk diatur dalam masalah keuangan, seperti peribahasa anak kost itu terlalu banyak pengeluaran. Tetapi pengeluaran itu terkadang pengeluaran yang tidak begitu terlalu penting seperti baju, celana, sepatu, padahal barang-barang tersebut jika dikaitkan dengan lemari ku di kost itu sudah cukup banyak.

Awalnya aku mengira kehidupan kost itu sangat enak tetapi ternyata jauh yang diharapkan, kehidupan kost sangat tidak enak. Apa boleh buat ini menjadi jalan kehidupan ku yang harus aku jalani.

Aku kuliah jurusan Sastra Indonesia di kampusku, kost an ku tidak begitu jauh dari tempat kuliahku, jadi aku tidak perlu menggunakan kendaraan umum, tinggal jalan sekitar 7 menit sampai. Awal kost-an, aku belum bisa beradaptasi dengan kehidupan yang serba sendiri yang dulu selalu bergantung pada orangtua. Bisa dibilang aku ini sedikit manja di keluargaku, karena aku anak tunggal.

Lama kelamaan aku mulai terbiasa dengan kehidupan kost-an. Di sini aku mendapat banyak teman baru. Aku dipanggil oleh teman-temanku itu cali padahal namaku charly, kata teman-temanku lebih enak panggil cali dibanding charly yang ribet begitu. Usiaku masih muda umur 17 tahun, karena aku saat smp mengambil sekolah yang 2 tahun, bisa dibilang aku ini anak yang pandai dalam bidang pelajaran tapi sangat buruk dalam bidang olahraga dan seni.

Awalnya aku menjalani kehidupan kost an ini santai saja tidak beban, seperti kata guruku dulu,hidup itu jalani saja apa yang akan terjadi bawa santai saja.

Setelah 5 bulan ngekost, sampai lah saat aku masa-masa krisis keuangan, bekal ku hampir separuhnya habis sebelum waktunya dapat transfer dari orangtua, karena aku dapat bekal dari orangtua hanya 6 bulan sekali tetapi lumayan besar, ya seperti tadi peribahasa anak kost yang terlalu banyak pengeluaran, awalnya aku terlalu banyak hura-hura di awal segala membeli barang-barang yang tidak penting,terlalu banyak main tanpa menabung sedikitpun dan berakhir pedih yang sangat membingungkan.

Betapa malangnya hidupku. Aku tidak memikirkan bagaimana keuangan ku kedepannya hingga saat ini uang aku tersisa 200 rupiah lagi hanya untuk sebulan, disitu aku mulai kebingungan bagaimana hidupku sebulan ini dengan uang 200 rupiah belum pengeluaran keuangan saat sedang kuliah nanti dalam sebulan ke depan, belum makan dalam sebulan nanti ke depan dan mungkin masih banyak pengeluaran-pengeluaran tidak terduga dalam sebulan ke depannya. Lalu setelah itu aku mulai mencari pekerjaan sampingan untuk menambah bekalku dengan tidak mengganggu jadwal kuliahku. Aku mulai mencari pekerjaan menjadi pelayan di minimarket, pelayan di rumah makan, jadi ojeg online dan masih banyak yang lainnya demi membiayayai hidupku sendiri. Lalu aku mencari pekerjaan lain lagi yang lebih mudah tanpa terkurasnya tenaga aku. Aku mulai menanyakan teman-temanku yang mempunyai bisnis bagaimana caranya berbisnis, lalu apakah mereka mempunyai temannya yang sedang mencari lowongan kerja.

Pada suatu hari ada temanku datang ke kamar kostku dan dia menyarankan untuk aku membuat novel atau cerita-cerita fiksi karena aku kebetulan kuliah jurusan sastra Indonesia, tetapi hal itu tidak terpikir olehku karena aku bukan orang yang kreatif. Temanku itu namanya bagus dia teman SMA ku dan dia sekelas denganku. Dia mengambil universitas yang sama denganku tetapi dengan jurusan yang berbeda.

“Dit,menurut kamu aku bagusnya kerja apa yah yang sesuai dengan kemampuanku?soalnya aku udah nyoba jadi pelayan sana-sini lama-lama bosen” kataku.

“Tumben kamu nanya kaya gitu(sambil kebingungan),hmm gimana kalau kamu bisnis jadi penulis aja?kamu kan kuliah jurusan sastra Indonesia tuh yah, kenapa kamu gak manfaatkan? kan bisa jadi penulis novel. Penulis cerpen,masih banyak ko yang lainnya yang sesuai dengan jurusan kamu.” jawabnya.

“Benar juga yah, ko aku gak kepikiran sampai ke situ yah padahal itu kan jurusan aku sendiri(sambil tertawa), kamu ko bisa terpikir seperti itu gus?” kataku lagi.

“Aku kan kuliah jurusan Bisnis, di sini aku di ajarkan untuk menganalisa peluang-peluang usaha di negara ini, emang kamu lupa yah aku kuliah jurusan bisnis?” Tanya Bagus.

“Eh iya Gus aku lupa kalu kamu jurusan bisnis maafkan Gus(tertawa malu),pantes aja yah kamu tau peluang bisnis untukku(sambil tertawa lepas).” ucapku.

“Iya gitu aku tau kalau jadi penulis itu masih kurang peminatnya dan itu cocok dengan kuliah jurusan yang kamu ambil, kamu bisa menulis sebuah karya tanpa mengganggu jadwal kuliah kamu, karena menulis itu bisa dilakukan di waktu luang kita, jika kamu sudah selesai membuat karya tulisan, kamu bisa ajukan ke penerbit dan tunggu hasilnya.” jawabnya lagi.


“Oh gitu Gus, oke oke aku akan coba saran dari kamu,kebetulan aku sangat suka menulis-nulis Gus,makasih yah Gus kamu memang teman baikku dari SMA.” Candaku.

“Iya sama. Cali si anak manja. Eh btw ko tumben sih kamu mau nyari kerja? Biasanya kan kamu selalu minta pada orangtua kalau butuh apa-apa." balasnya sambil tertawa keras.

“Iya nih Gus bekal aku udah habis sebelum waktunya ditransfer, aku terlalu hura-hura di awal lalu pedih di akhir.” curhatku.

“Gini nih anak manja yang jauh dari emaknya, gak bisa ngatur kehidupannya sendiri, makanya punya uang tuh tabungin bukan dipake main terus jadi gini kan akibatnya punya uang tipis lagi." ujar Bagus.

“Iya-iya deh ntar aku tabungin, cuman aku belum terbiasa aja sama kehidupan kost jadi gini deh." ucap Aku.

“Alah ngeles aja kamu, yaudah pokoknya kamu semangat pertama kerjanya, maaf aku gak bisa pinjemin kamu duit soalnya kamu pasti tau sendiri kan yah keadaan eknomi keluargaku(sambil tertawa), btw kalu udah hasil bagiku aku dikit yah.” ucap Bagus

“Kampret luh yah(sambil tertawa), btw kamu tumben datang ke kamar ku ada apa?”Ujar Aku.

“Ohiya aku mau nanya, kamu berminat gak gabung organisasi mapala?” tanya Adit.

“Aduh sorry dit aku sama sekali gak berminat kalau ikut-ikutan yang kaya gitu, kamu tau kan aku orangnya sedikit malesan(sambil tertawa).” Ucap Aku.

“Haha iyaiya oke gapapa” Gurau Adit.

“Udah cuman gitu doang?aduh dit-dit(sambil tertawa sambil memukul pundak Adit),tapi ada bagusnya juga kamu ke sini jadi kamu bisa ngasih saran ke aku(sambil bercanda).” Canda Aku.

“iya deh iya,yaudah aku balik ke kamar dulu yah(sambil jalan keluar).” Ujar Adit.

“Yaudah hati-hati dit.” Canda Aku.

“Cuman sebelahan sama kamar lu li(dengan nada sedikit kesal).” Ucap Adit.

“Gapapa lah dit jadi teman kan harus saling perhatian haha(sambil tertawa lepas).”Canda Aku.

”Terserah lu aja deh li(sambil nada pelan dan sambil pergi dari kamar).” Ucap Adit.

Kemudian kebesokan harinya aku pun mulai memikirkan karya tulisan apa yang akan aku buat. Ternyata itu tidak mudah seperti yang aku pikirkan. Butuh pemikiran yang extra untuk membuat sebuah karya tulisan. Pada hari itu,pikiranku tidak berbuah hasil. Aku mengawali buat tulisan yaitu hanya sekedar cerpen saja. Berbagai macam genre yang sudah aku tulis seperti komedi, super hero, dan masih banyak yang lainnya. Sudah ke berbagai penerbit aku ajukan, tetapi semua penerbit masih menolak karya tulisanku. Mungkin hasil karya tulisku masih kurang menarik untuk dibaca.

Dan di sisi lain dompetku udah mulai menipis. Betapa malangnya nasibku. Hanya ada satu genre yang aku belum tulis, yaitu tentang cinta. Aku belum menulis tentang cinta karena aku dalam hidupku belum pernah merasakan cinta kepada seseorang lain selain kepada keluargaku. Dan pada suatu saat aku bertemu seseorang yang membuatku termotivasi untuk membuat sebuah karya tulisan, itu sudah seminggu setelah aku terus memikirkan karya tulis apa yang akanku buat. Orang tersebut itu teman cewekku namanya Citra. Dia teman kuliahku dan teman sekolahku juga dulu tapi tidak sekelas. Kita baru akrab saat di kuliah karena satu jurusan. Dia orangnya cantik, kreatif dan pandai juga. Dia orang yang paling aktif di jurusanku, jadi aku cepat mengenalinya. Aku mulai akrab dengan dia saat ada tugas kelompok bersama dia. Kehidupan dia sama sepertiku, hidup mengkost. Tetapi dia lebih jauh kost’annya dibandingkan aku, dia harus menggunakan kendaraan umum untuk sampai tempat kuliah.

Lama-kelamaan aku pun mulai terbiasa dengan dia. Bermain bersama dia, mengerjakan tugas bersama dia, saling curhat-curhatan, dan masih banyak yang sering kita lakukan berdua. Kemudian kami memutuskan untuk menjadi sahabat. Dan setelah lama kita melewati hari-hari terus bersama, aku mulai terpikir untuk menulis sebuah cerpen tentang dia dan aku. Aku pun mulai menulis sebuah karya tulisanku dengan judul kisah kasih anak kos. Dan aku mulai mengajukan hasil karyaku ini ke penerbit.Lalu penerebit menerima hasil karyaku, aku terus membuat tulisan tentang dia tanpa sepengetahuan dia. Dan hari semakin berlalu dompetku mulai terisi tanpa meminta kepada orangtua. Waktu sudah berlalu selama 10 bulan sejak aku mengkost dan sudah 3 bulan saat aku sudah mengenal dia.Dan setelah 10 bulan itu, aku mulai mengembangkan hasil karya tulisanku itu menjadi sebuah novel dengan judul antara aku dan dia. Dan aku menggabungkan semua hasil tulisanku yang sebelumnya.Kemudian aku ajukan ke penerbit yang sama yang menerima cerpenku. Dan mereka sangat tertarik dengan novel yang aku tulis, lalu mereka mulai memasarkan novelku ke sebuah toko buku terkenal, karena sebelumnya cerpenku hanya diselipkan di sebuah majalah ternama.Setelah di pasarkan di toko buku,novelku laris terjual dan dompetku sangat terisi banyak.


Setelah aku baru melewati 2 semester, aku ada libur panjang di kuliahan. Dan aku mengajak dia untuk bertemu hari ini selagi masih siang.

“Bagaimana jika aku mengajak Citra untuk berlibur denganku seharian, sekalian aku mau nembak dia menjadi pacarku, udah lama aku menyimpan rasa ke dia rasanya aku ingin mengungkapkannya(sambil tertawa sendiri), yaudah deh aku bakalan WA dia buat ketemu sekarang di cafe biasa tempat kita main(sambil mengWA Citra), ye dia mau aku ajak ketemu.” kataku dalam hati.
.
Akupun berangkat ke cafe tempat biasa kita main.Lalu saat sudah sampai, Citra sudah sampai terlebih dahulu dan akupun menyapa dia.

“Hai Cit,ko cepet banget sih nyampenya?”Tanya Aku.

“Kamu lupa yah aku kan rumahnya deket cafe ini.” Jawab Citra.

“Ohiya lupa Cit haha(sambil tertawa),eh btw kamu udah pesen makan?” UjarAku.

“Belum nih,pesen sekarang yu perut aku udah laper hehe(sambil memegang perut).”Ajak Citra.

“Aduh kasian perutnya udah kukurbukan(sambil menggoda Citra) Yaudah ayo pesen sekarang, aku panggil pelayan yah.” Ujar Aku.

Kemudian setelah aku dan Citra memesan makan dan menunggu datang nya makanan, akupun mulai basa-basi untuk mengajak dia berlibur bersamaku.

“Eh Cit,aku mau ngomong sesuatu sama kamu.” Ucap Aku.

“Ko kita sama yah aku juga mau ngomong sesuatu sama kamu” Ujar Citra.

“Yaudah kamu duluan aja Cit.” Ujar Aku.

“Yaudah aku dulu yah, gini Li aku semester depan bakalan pindah kuliah ke Amerika, soalnya aku disuruh pindah sama orangtua aku dan pindahnya besok banget Li, yah kita bakalan jarang ketemu(sambil sedih)” Ucap Citra.

“Lah ko mendadak gitu Cit(sambil keheranan)?” Tanya Aku.

“Iya nih orangtua aku ngasih taunya mendadak banget, jadi aku ngasih tau kamu nya juga mendadak kaya gini,maaf yah Li.” Jawab Citra.

“Oh gitu yaudah gapapa Cit kamu di sana ntar jaga diri baik-baik aja yah(dengan nada sedikit kecewa).” Ujar Aku.

“Iya Li maaf yah Li maaf banget,eh btw kamu mau ngomong apa Li?” Tanya Citra.

“Ohiya(sambil kebingungan)aku mau nanya nilai ujian kamu kemarin gimana hehe.” Jawab Aku.

“Oh itu alhamdulillah memuaskan Li hehe.”Ujar Citra.

Aku menanyakan tentang hal lain karena mendengar kabar seperti itu dari Citra. Kemudian ketika Citra sesudah menjawab pertanyaan dariku, dering telponnya menyala mendapat kabar untuknya segera pulang ke kost’an.

“Eh ini orangtua ku ngeWA katanya aku disuruh pulang ke kost’an buat persiapan besok berangkat ke Amerika,aku pulang sekarang gapapa yah,maaf cuman sebentar.” Ucap Citra.

“Oh gitu yaudah gapapa biar aku anter yah kamu ke kost’an(sambil berdiri, bentar aku cancel dulu makanannya.”Ujar Aku.

Lalu akupun dan dia beranjak pergi dari tempat itu, dan mengantar Citra segera pulang ke kost an yang orangtuanya telah menunggu di kost’an.

Dan kebesokan harinya tepat saat Citra akan pergi dari Jakarta dan pergi ke Amerika, aku terasa bingung apakah akan melihat dia atau tidak pergi jauh dari kehidupanku secara fisik, karena aku belum sempat mengungkapkan perasaanku ini karena sudah terlambat. Tetapi aku mencoba untuk datang ke bandara untuk melihat dia untuk terakhir kalinya karena bisa saja mungkin kita akan kehilangan komunikasi karena dia bilang dia di sana akan fokus pada pendidikan dan mungkin tidak akan memegang handpone. Sesampainya aku di Bandara ternyata aku sudah terlambat karena pesawatnya akan segera berangkat. Jujur aku sedikit kecewa terhadap diriku sendiri karena belum berani mengungkapkan perasaanku sendiri. Tetapi saat aku memalikkan badanku ke belakang tiba-tiba dia ada di belakangku dan langsung memelukku dan dia berkata kepadaku.

“Maaf aku pergi tiba-tiba, jujur aku gak mau pisah dari kamu.” Ucap Citra.

“Iya gapapa Cit itu juga demi pendidikanmu, aku di sini selalu ngedoain kamu, kalau boleh aku jujur(sambil menarik napas), aku jatuh sama kamu saat pertama kita ketemu, netah kenapa melewati hari-hari bersama kamu itu membuat hari-hariku terasa bahagia, tapi apa boleh buat sekarang aku harus merelakan kamu pergi jauh dariku untuk masa depan kamu yang lebih baik disana.Aku sayang kamu Cit.” ucap Aku.

“Aku juga sayang sama kamu Li(sambil menangis),aku gak mau pisah dari kamu.” ujar Citra.

Akupun terkejut. Ternyata Citra mempunyai perasaan yang sama sepertiku. Tapi apa boleh buat aku harus merelakannya pergi untuk masa depannya juga.

“Kamu jaga baik-baik di sana yah, jangan telat makan, aku di sini bakalan terus nunggu kamu, aku janji.” Ucap Aku.

”Tunggu aku di sini yah 3 tahun lagi, aku janji akan segera pulang untuk menemui kamu(sambil melepas pelukan dan lalu pergi).” ujar Citra.

Akupun membuat janji dengan Citra untuk 3 tahun ini kita fokus pendidikan pada pendidikan kita masing-masing dan setia bertemu lagi dalam 3 tahun di badara. Dan akupun pulang ke rumah, dan mulai saat itu aku mulai menjalani rutinitasku setiap hari sebelum bertemu dengan Citra.Dan aku saat ini mulai bisa beradaptasi hidup mandiri dengan tidak selalu bergantung pada orangtua.
ilafit
g3nk_24
hkm777
hkm777 dan 11 lainnya memberi reputasi
12
3.5K
23
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan