TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Umat Islam di Indonesia seharusnya bersyukur karena tidak ada pembatasan dalam berceramah.

Cendikiawan muslim Azyumardi Azra mengatakan di negara-negara tertentu, seorang ulama harus mengantongi izin dari negara untuk bisa menyampaikan khotbah jumat.

"Misalnya di Malaysia, harus ada izin, teks (khotbah) disediakan, harus memuja-muja Sultan. Di sini kan tidak seperti itu," ujar Azyumardi Azra dalam diskusi yang digelar di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Senin (27/2/2017).

Namun sayangnya kebebasan yang ada di Indonnesia, telah disalahgunakan oleh sejumlah pihak.

Tidak hanya untuk melontarkan ujaran kebencian, banyak juga ustaz dadakan yang muncul dengan bekal ilmu agama yang minim, namun berhasil menyedot perhatian banyak orang.

Untuk mengantisipasi adanya ustaz dadakan, maka pemerintah melalui Kementerian Agama, menggagas program sertifikasi umat.

Azyumardi Azra setuju dengan program tersebut, karena biar bagaimanapun seorang ulama harus memiliki bekal keilmuan yang mumpuni, untuk bisa menuntun umat.

Dengan program tersebut, para ulama mau tidak mau harus meingkatkan keilmuannya akan Islam, sehingga dapat memberikan ceramah yang baik untuk umat, dan umat bisa tercerahkan dengan penyampaiannya.

"Intinya kita mendukung peningkatan kualifikasi, kompetensi (ulama), karena jaman instan ini, banyak sekali orang tiba-tiba jadi penceramah agama, da'i, tapi kompetensinya tidak cukup," ujarnya.

Sumber : http://www.tribunnews.com/nasional/2...-ulama-dadakan

---

Baca Juga :

- Mengajari Jamaah Masjid Soal Politik Boleh-boleh Saja

- BNN Tembak Mati Pengedar 32 Kg Sabu Jaringan Malaysia

- Pejabat Kedutaan Besar Indonesia Bisa Temui Siti Aisyah, Ini Pengakuannya