Salam berjumpa sahabat? Semoga dalam keadaan sehat, Aamin.

Pada kesempatan ini saya akan berbagi kisah yang sebelumnya pernah saya paparkan pada cerita 7 Hari Tersesat Di Gunung Marapi Sumatera Barat

Namun, kisah ini bukan mengupas dari cerita itu kembali, melainkan sebuah cerita singkat dari beberapa tahun sebelum kisah hilangnya 2 orang pendaki Andre dan Nopeng. Tragedi Hilangnya 12 Pendaki Gunung Marapi

Kisah ini tak kalah menarik, karena atas kejadian tersebut banyak sejarah baru yang muncul diantaranya, ditutupnya jalur pendakian (Simabur) atau biasa disebut Hutan Larangan / Lembah Hantu.



Sumber : https://travel.kompas.com/read/2019/...an-dan-2000-an

Perjalan ini akan kita mulai...


Apakah kita tahu sahabat? Bahwa sebelum kejadian Hilangnya 2 Pendaki Di Gunung Marapi Sumatera Barat selama 7 hari, ada sebuah kisah lebih pilu, ketika ada sebuah tragedi hilangnya 12 pendaki asal Tanah Datar, Batusangkar, Sumatera Barat. Beberapa dari Mereka akhirnya ditemukan dengan kondisi tak bernyawa. Beberapa diantaranya ditemukan hidup dengan kondisi mengenaskan, hingga saat ini pun beberapa dari mereka yang masih hidup tak mampu mengulas kembali kisah yang mereka alami. Berpuluh tahun kisah ini disimpan, bahkan pihak keluarga korban tak tahu kejadian sebenarnya yang terjadi pada mereka.

Setelah kejadian naas itu, akhirnya jalur pendakian Marapi via Simabur Tanah Datar ditutup. Tidak diperkenankan siapapun melalui jalur tersebut. Tepat dekat dengan jalur tersebut, di puncak, dibuat monumen sebuah batu Tugu Dua Belas persis tepat dengan lokasi Andre dan Nopeng turun yang pernah saya ceritakan pada kisah sebelumnya.

Namun, dari beberapa sumber saya pernah mendapat cerita relevan dari salah satu korban yang akhirnya mau angkat bicara setelah kejadian tersebut. Tiga bulan ia berdiam diri, tak banyak bicara, hanya termenung, seperti orang yang tak waras. Hingga saat ini pun orang tersebut masih terlihat depresi berat, sebab 2 orang rekannya yang ikut mendaki pada saat itu mati tepat dipangkuannya sebelum tim SAR tiba. Awalnya mereka berpisah, 6 pendaki kearah utara & 6 pendaki kearah selatan.

Dari 6 orang pendaki tersebut, akhirnya berpisah lagi karena tak sanggup menahan dinginnya cuaca dan akhirnya tak bernyawa karena terjatuh ditebing jurang, sebagian lainnya ditemukan duduk menunggu bantuan dengan kondisi sudah mati.

Nah, 3 diantaranya adalah sebut saja namanya Bobi, ia bersama kedua rekannya masih setia menunggu bantuan saat mereka telah lelah mencari jalan pulang. Bunga dan Ratih sudah tak kuasa menahan hipotermia sementara Bobi masih terus berusaha menghangatkan keduanya. Mereka bertiga saling berpelukan, sambil duduk, hingga akhirnya Bunga dan Ratih terdiam, tak bergerak, dan tak bernyawa.

6 orang yang terpisah dari mereka beberapa diantaranya ditemukan selamat, dan beberapa lainnya ditemukan terjatuh dibeberapa bebatuan jurang dan tebing. Dari orang ini beberapa diantara yang hidup mengalami gangguan jiwa hingga saat ini.

Bobi melihat kedua temannya mati dalam pelukannya. Hingga tim SAR tiba, Bobi berteriak sekuat tenaga, namun tim SAR yang tepat berada dihadapannya melintas tak mendengar sedikitpun. Sekuat tenaga bobi berteriak, mereka tak mendengar, bobi akhirnya menyerah, pasrah, "mungkin aku sudah mati" Katanya dalam hati. Akhirnya bobi tak sadarkan diri.

Padahal, jarak antara Bobi dan tim SAR yang kurang lebih 4 orang itu hanyalah 1.5 meter. Ada sesuatu hal yang menyebabkan hal ini bisa terjadi. Salah satu diantaranya mungkin bobi berada pada frekuensi dan dimensi lain, mungkin saja.

Akhirnya bobi ditemukan didalam sebuah goa bebatuan tak jauh dari lokasi kedua temannya yang mati dipangkuannya, tim SAR akhirnya berhasil menemukannya dalam keadaan hidup.

Apa yang membuat hutan ini penuh dengan misteri-misteri yang ganjil? Sampai pada akhirnya hutan ini, jalur ini, lembah ini ditutup untuk umum selama-lamanya.