Wacana atau keinginan pemerintah untuk menjadikan pulau Komodo menjadi lokasi wisata premium sebetulnya agak dilema.

Di satu sisi pemerintah ingin supaya pulau Komodo memiliki nilai prestisius seperti halnya China dengan Panda-nya.

Tapi di sisi lain, hal ini sepertinya akan berdampak pada jumlah kunjungan wisatawan baik lokal maupun asing yang memiliki dana terbatas.


www.bucketlistly.blog

Buat kita yang belum sempat datang langsung ke pulau Komodo untuk melihat salah satu peninggalan hewan purba khas Indonesia tersebut, mungkin akan berpikir dua hingga tiga kali. Kenapa? Ya karena biayanya akan sangat mahal.....

Setidaknya sekitar 14 jutaan rupiah harus kita rogoh untuk bisa ke ke sana. Itu baru tiket masuknya saja loh....Belum dihitung biaya transportasi, akomodasi, dan tetek bengek lainnya.

Padahal sebelumnya tiket masuk ke Pulau Komodo hanya 50 ribu bagi wisatawan domestik. Dan 225.000 bagi turis asing.....

Jelas ini akan berdampak khususnya bagi wisatawan lokal atau traveller yang punya budget terbatas. Udah tempatnya jauh, panas, dan mahal pula. Begitu kira-kira yang ada dalam pikiran mereka....



Jadi ke depannya, pemerintah akan membuat pengaturan tiket masuk ke pulau Komodo dengan sistem kartu keanggotaan (membership). Biaya pertahunnya itu sekitar 14 juta rupiah.





Terus kalo gak punya kartu anggota premium apa boleh datang ke NTT untuk melihat Komodo secara langsung?Boleh tapi sifatnya terbatas.

Bagi pengunjung yang tidak memiliki kartu premium hanya bisa menyaksikan hewan Komodo kecil di pulau Rinca. Gak bisa masuk ke pulau Komodo yang katanya dihuni oleh sekitar 1400 ekor Komodo yang berukuran besar.


Tapi sekali lagi dengan menggunakan sistem wisata premium seperti itu, ini akan menjadi salah satu sumber pemasukan yang signifikan bagi PAD NTT maupun pusat.

Dan yang paling penting adalah bahwa dengan konsep wisata eksklusif, diharapkan hewan Komodo di habitatnya bisa terus terjaga kelestariannya.




Oleh : davinof 2019 @kaskus


Source of Pictures : Google Images