Isu primordialisme turut mewarnai pemiihan menteri dalam Kabinet Indonesia Maju. Salah satu yang tersorot adalah Kepala Badan Koordinasi dan Penanaman Modal (BKPM) 2019-2024, Bahlil Lahadalia.

Bahlil mengaku sebagai menteri berasal dari Papua Barat. Karena dirinya berasal dari Fakfak, Papua Barat. Namun banyak orang yang meragukan itu.

Padahal, kalau ditelusuri memang benar dia berasal dari Papua Barat. Mantan Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) itu memang lahir di Maluku, namun sang ayah asli Fakfak, Papua Barat.

Meski begitu, terlepas soal asal dia, seharusnya masyarakat jangan lagi membedakan suku dan ras ataupun mempermasalahkan dikotomi asli atau pendatang. Karena hal itu tidak akan memajukan negara.

Pemilihan Menteri didasarkan pada keahlian dan kemampuan, serta loyalitas dalam bekerja untuk kemajuan negara. Sehingga tidak perlu mempermasalahkan asal dan suku dari para Menteri.

Sebab yang terpenting mereka mampu bekerja dengan baik dan bertanggung jawab sesuai dengan tugas yang diamanatkan Presiden dan Wapres.

Kita tak perlu menanyakan asal orangnya, asalkan bisa bekerja dengan baik. Itulah logika bhineka tunggal ika dalam ranah kabinet.

Mari kita lihat semuanya sebagai anak bangsa Indonesia yang sama-sama memajukan Indonsia. Bukan asal daerahnya.