Dulu kita kagum pada sosok Erick Tohir, meskipun menjabat sebagai Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi - Ma'ruf Amin (TKN), dirinya berkomitmen saat itu menolak menjadi menteri jika pasangan Jokowi - Ma'ruf memenangkan Pilpres 2019. Saat itu Erick menyatakan bahwa dirinya bekerja ikhlas demi memenangkan Jokowi. Tapi nyatanya sekarang apa? Lidah memang tidak bertulang, Erick malah mengkhianati janji dan komitmennya sendiri yang ternyata juga tergiur posisi menteri. Reputasinya sebagai sosok yang berkomitmen dan berintegritas seketika runtuh saat itu juga.

Alih-alih menepati janji dan komitmen, Erick dengan tanpa rasa malu sedikitpun melenggang ke Istana menggunakan kemeja putih, mengaku sudah menghadap ke Presiden Jokowi dan mengatakan dirinya akan memimpin kementerian di bidang ekonomi.



"Saya lebih banyak ekonomi," kata Erick di Istana Negara Jakarta, Senin (21/10).

Pada saat itu, Erick sepertinya lupa pada janji dan komitmennya saat masih menjabat Ketua TKN Jokowi - Ma'ruf Amin. Erick dengan gagahnya saat itu menyatakan dirinya tidak tertarik menjadi menteri dan memilih konsisten sebagai pengusaha.

"Insya Allah enggak, saya enggak tertarik dalam kabinet, saya pengusaha," ujar Erick Thohir saat menghadiri Pameran 'Karya Adalah Doa, Senyawa Karya, Sewujud Doa'. Pameran tersebut digelar sebagai bentuk kampanye bagi paslon nomor urut 01 itu dilakukan di The Hall, Senayan City, pada Jumat (29/3).

Erick juga menambahkan, bahwa dirinya juga akan kembali ke keluarga jika nantinya pasangan Jokowi - Ma'ruf Amin memenangkan Pilpres 2019.

"Setelah April, Pak Jokowi terpilih kembali, saya juga punya kesempatan balik ke keluarga," katanya.

Erick juga menambahkan, keahliannya saat ini adalah sebagai pengusaha, jadi tidak harus menjadi menteri.

"Karena saya rasa saya punya keahlian yang lain, yang namanya pengusaha itu juga saya kontribusi buat negara, mengibarkan bendera di luar negeri," kata Erick lagi.

Lalu, mau dikemanakan janji-janji dan komitmennya itu? Lantas, belum menjabat sebagai menteri saja dirinya sudah mengingkari komitmennya sendiri, bagaimana nanti kalau sudah menjabat? Dari kenyataan ini saja kita sudah bisa menilai sejauh apa integritas seorang Erick Tohir dalam memegang ucapannya. Jika memang dirinya tertarik ingin menjadi menteri, kenapa harus "belagak" menolak? Lebih baik terbukalah pada rakyat, daripada harus menelan ludah sendiri.



Selain itu, posisi Erick Tohir sebagai menteri di bidang ekonomi juga banyak dikhawatirkan banyak pihak. Kiprahnya selama menjadi pengusaha juga tak lepas dari kontroversi dan kasus hitam. Dalam berbagai pemberitaan, perusahaan-perusahaan yang dipimpin Erick, salah satunya adalah PT Adaro Energy, Tbk, yang memiliki banyak rekam jejak hitam. Diantaranya kasus pencemaran lingkungan, sangketa lahan, penggelapan pajak hingga puluhan juta dolar, konflik dengan masyarakat adat hingga permasalahan tanah.



Apakah "ngotot"nya Erick Tohir ingin menjadi menteri di bidang ekonomi ada kaitannya dengan bisnisnya? Wajar saja jika masyarakat mengkhawatirkan hal tersebut, mengingat jejak rekamnya selama ini sebagai pengusaha yang cukup kontroversial.