Di dunia ini, ada-ada saja bentuk keanehan yang berkembang. Terkadang semua itu sebagai bentuk kepercayaan pada suatu hal. Ada juga sebagai akibat dari sebuah ajaran yang bagi orang lain lebih terlihat sebagai kesesatan.



Dan kali ini, ane akan membahas sebuah kisah seseorang yang mungkin bisa membuat kita geleng-geleng kepala karenanya. Mungkin sebagian dari kita, ada yang sudah pernah mendengar kisah ini.



Dialah Sadhu Amar Bharati. Seorang pertapa dari India.

Untuk membebaskan diri dari kesenangan duniawi. Itulah alasan yang dikemukakan Sadhu Amar Bharati, ketika ada yang bertanya tentang keanehan tangannya.



Apa yang aneh dengan laki-laki pertapa asal India tersebut? Ya, salah satu tangannya terangkat ke atas. Bukan lagi hitungan jam atau hari, ia bahkan telah mengangkat tangan kanannya itu sejak tahun 1973.

Wow. Luar biasa bukan Gan?


Sebenarnya dari awal gak ada yang aneh dari Sadhu Amar Bharati. Ia hidup normal seperti manusia pada umumnya. Ia memiliki seorang istri dan tiga orang anak, pekerjaan, dan juga rumah yang nyaman. Namun, suatu malam di tahun 1970 seketika hidupnya berubah.

Malam itu ia merasa mendapatkan wangsit lewat sebuah mimpi, untuk meninggalkan segala bentuk kesenangan duniawi, lalu menyerahkan seluruh jiwa untuk mengabdi dan melayani Dewa Siwa.

Sadhu Amar Bharati memulai segala yang ia dapat dari mimpi itu, dengan melakukan perjalanan, memakai pakaian sederhana dengan membawa Trishula. Trisula logam itu ia percaya sebagai senjata Dewa Siwa.

Selama tiga tahun, ia melakukan perjalanan spiritual itu, ia masih merasa berdekatan dengan segala yang bersifat duniawi. Hatinya belum mendapat ketenangan. Hingga sejak saat itulah, Bharati akhirnya bernazar untuk mengangkat tangan kanannya. Semua itu untuk pembuktian bahwa ia tidak akan pernah menggunakan tangan kanannya untuk urusan apapun, selama hidup di dunia.

Niat sekali ya GanSis?



Awalnya ia merasakan sakit yang luar biasa pada tangan kanannya. Namun, lama kelamaan rasa sakit itu hilang dengan sendirinya. Bahkan setelah berpuluh tahun berlalu, tangan kanannya menjadi mati rasa karena aliran sudah berhenti mengalir. Tangankan kanannya semakin lama semakin mengecil, dan sekarang hanya berupa tulang yang berbalut kulit.

Aneh ya Gan?



Yang tahu alasan sebenarnya Bharati mengangkat tangannya itu, hanyalah dirinya sendiri. Namun, rekan sesama pertapa menganggap Bharati melakukan aksi yang tidak masuk akal itu, sebagai simbol perdamaian. Ia prihatin dengan peperangan dan konflik berkepanjangan yang terjadi di seluruh penjuruh dunia.

Cukup banyak pertapa lain yang mencoba, untuk melakukan aksi yang sama dengan Bharati. Namun, semuanya akhirnya mundur, karena tidak kuat menahan rasa pegal, kebas, dan sakit yang ditimbulkan.

Memang ada-ada saja tingkah manusia di dunia ini.



Agan dan Sista ada yang berniat mengikuti jejak Sadhu Amar Bharati? Ane sarankan, jangan deh Gansis. Berat! Gansis gak akan sanggup, biar Sadhu Amar Bharati saja.



Sumber