Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

sitinur200Avatar border
TS
sitinur200
Hajatan Pernikahan Anak Seorang Janda Tidak Dihadiri Warga. Ini Penyebabnya!
Apalah artinya hajatan tanpa tamu undangan? Hambar, bagaikan sayur tanpa garam. Atau hampa, bagai taman tanpa bunga? Sepi, ibarat aku tanpa kamu. Eaaa!

Tentunya berasa kurang afdhol, ya, GanSis. Untuk apa diadakan hajatan kalau ternyata pada akhirnya tetap hanya keluarga yang hadir. Apalagi kalau sudah disiapkan hidangan dan sejenisnya, tapi tidak ada satupun tamu undangan yang datang.

Lagipula, sesama tetangga kita harus saling bersosialisasi, gotong royong dalam segala hal apapun. Bukan saling membenci, menghujat apalagi sampai membuat tetangga merasa tersinggung.

Jangan hanya karena satu kesalahan yang belum pasti, bisa memicu kerusuhan yang tidak ada gunanya.





sumber klik di sini

Kisah memilukan harus dialami oleh seorang janda, Suhartini (50 Tahun) asal Hadiluwih, kecamatan Sumberlawang, Sragen. Saat menikahkan anak bungsunya Dwi Sri Suwarni dengan Eko Jatmoko diboikot warga.



Padahal, keluarga Suhartini sudah menyiapkan ratusan kursi, dekorasi pelaminan hingga hidangan makanan untuk tamu undangan, tapi tidak ada satu pun warga yang datang.

Alasan warga tidak mau menghadiri hajatannya, Surtini dituduh berbeda pilihan saat Pemilihan Kepala Desa.


Pemboikotan itu terjadi sejak awal pembuatan undangan. Selain itu, warga juga menolak mentah-mentah makanan kenduri pemberian dari keluarga Suhartini.



Bahkan, tidak ada seorang warga pun yang membantu persiapan pernikahan anak Surtini. Kejadian ini mengundang keprihatian warga dari kampung lain dan memancing warga lain untuk membantu Suhartini.





Siti Aminah, putri sulung Suhartini mengatakan, saat warga sudah berpakaian rapi, hendak menghadiri undangan pernikahan adiknya mendapatkan intimidasi dari sejumlah oknum yang tidak bertanggung jawab.


Kejadian ini menuai banyak komentar netijen di media sosial. Bagaimana tidak? Kejadian ini benar-benar di luar logika, tidak masuk akal sama sekali.


Kalau Ane yang ngalamin, gak tau deh bakalan bisa sabar atau nggak.



Berbeda pilihan, dalam memilih seorang pemimpin, entah itu untuk pemimpin kampung, desa, kecamatan, walikota ataupun pemimpin untuk negara. Setiap orang memiliki hak pilih masing-masing.


Ane kurang setuju sama Kepada Desa itu, harusnya bisa menjadi pemimpin yang bijaksana malah menjerumuskan warganya ke jalan yang salah. Sampai menintimidasi warga segala.


Anda tidak punya hak untuk itu, Pak. Jadilah pemimpin yang bisa mencerdaskan dan memajukan, bukan menjerumuskan. Jangan jadi pemimpin kalau hanya karena satu permasalah saja bisa merugikan orang lain.


Sumber berita di sini
ceuhetty
sebelahblog
zafinsyurga
zafinsyurga dan 4 lainnya memberi reputasi
5
1.6K
33
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan