Kaskus

News

agungsetiawa099Avatar border
TS
agungsetiawa099
Kisah Nyata Perjuangan Para Pelajar Demi Pendidikan di Sekolah
Perjuangan para pelajar demi menuntut ilmu di sekolah berbagai macam, ada yang harus seberangi sungai buaya sampai melewati sungai dengan seutas tali baja.

Kisah Nyata Perjuangan Para Pelajar Demi Pendidikan di Sekolah
Para pelajar yang berjuang demi sampai kesekolahnya masing-masing


Kitakini.news – Demi menuntut ilmu, seorang anak rela berjuang untuk sampai di sekolah walaupun banyak rintangan yang dihadapi menuju tempat sekolah mereka. Kemudahan dalam mengenyam pendidikan tidak mereka dapatkan dengan mudah, perjuangan demi perjuangan pun harus mereka lalui untuk mendapatkan pendidikan di sekolah.
Untuk itu, tim Kitakini News merangkum kisah perjuangan demi pendidikan di sekolah yang terjadi di Indonesia dari berbagai media online. Berikut 4 kisah perjuangan demi pendidikan di sekolah pilihan redaksi.


1. Demi Bersekolah, Pelajar Terpaksa Panjat Jembatan Mangkrak
Kisah Nyata Perjuangan Para Pelajar Demi Pendidikan di Sekolah
Para pelajar yangsedang memanjat jembatan yang mangkrak (foto : kitakini.news)
Perjuangan demi pendidikan di sekolah dialami oleh siswa dan siswi berseragam madrasah dan tsanawiyah di Kecamatan Natal, Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara. Terlihat para pelajar tersebut memanjat pondasi beton dan besi-besi sebuah jembatan yang belum juga rampung sampai saat ini agar sampai kesekolah. Tak hanya itu, sesampainya diatas mereka harus meniti jembatan dengan panjang 100 meter tersebut.
Diketahui jembatan tersebut merupakan sarana satu-satunya selain perahu yang menghubungkan Desa Pasar V dan Pasar VI serta Desa Pardamean Baru menuju Ibu Kota Kecamatan Natal. Masyarakat bisa saja menyebrang dengan menggunakan perahu namun sangat beresiko apabilla air sungai tengah meluap.
Jembatan tersebut sudah mulai dibangun sejak tahun 2013 namun tidak juga rampung sampai sekrang berasarkan pantauan Kitakini News dilokasi, Jumat (18/10/2019). Ikatan Pemuda Pemudi Ranah Natal (Ikaperta) menilai jembatan ini adalah infrastuktur vital dan merupakan impian masyarakat sejak lama.
Selengkapnya : Pelajar 2 Desa di Madina Sumut Panjat Jembatan Tiap Hari Demi Sekolah

2. Sebrangi Sungai Demi Sampai ke Sekolah
Kisah Nyata Perjuangan Para Pelajar Demi Pendidikan di Sekolah
Para pelajar yang nekat seberangi sungai untuk sampai ke sekolah (foto : kompas.com)
Siswa sekolah SD, SMP di Desa Amola, Kecamatan Binuang, Polewali Mandar, Sulawesi Barat terpaksa menyeberangi Sungai Amola. Puluhan siswa terlihat menyeberangi sungai agar sampai ke sekolah tepat waktu pada Rabu (5/12/2018).
Dikutip melalui kompas, infrastuktur jembatan penghubung antar desa tidak tersedia sehingga memaksa para siswa untuk menyeberanginya demi sampai kesekolah. Setiap hari mereka melakukannya karena tidak ada jalan alternatif lain yang lebih dekat menuju kesekolah.
Para siswa tersebut umumnya sekolah berdasarkan keadaan cuaca. Apabila musim banjir para siswa tersebut tidak bersekolah karena arus sungai yang deras dan naik. Mereka juga harus bongkar seragam saat menyeberangi sungai agar pakaian dan buku yang dibawa tidak basah.
Baca Juga : Dua Pelajar MAN I Medan Diserang Puluhan Orang Diduga Geng Motor
Kondisi miris tersebut sudah berlangsung bertahun-tahun. Pasalnya jika tidak melewati sungai tersebut mereka harus memutar dengan berjalan kaki lebih dari 3 kilometer.

3. Sebrangi Sungai Buaya Demi Sekolah
Kisah Nyata Perjuangan Para Pelajar Demi Pendidikan di Sekolah
Para siswa sekolah dasar yang nekat menyeberangi Sungai Buaya (foto : inews.id)
Para siswa Sekolah Dasar Negara (SDN) No 101976 harus bertaruh nyawa setiap hari untuk berangkat dan pulang sekolah dari Dusun Manggis, Desa Buntubulat, Kecamatan Serbajadi, Kabupaten Serdangberdagai. Pasalnya, mereka harus menyeberangi Sungai Buaya untuk sampai kesekolah di Desa Bandarkuala, Kecamatan Galang, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara (Sumut).
Dikutip melalui inews edisi Kamis (22/3/2018), mereka harus menyeberangi Sungai Buaya yang lebarnya 70 meter menggunakan rakit bambu yang dibuat warga agar sampai kesekolah tepat waktu dengan durasi waktu dan jarak tempuh yang lebih sedikit. Tidak hanya itu mereka juga harus melewati perkebunan sawit milik sebuah perusahaan swasta.
Dilansir melalui kompas edisi Jumat (29/8/2019), anak-anak tersebut hampir setiap hari meyebrangi sungai tanpa bantuan orang tua. Hari saat berita ini dibuat arus sungai memang tak begitu deras, namun tetap saja berbahaya melewati sungai yang membelah Kabupaten Deliserdang dan Kabupaten Serdang Berdagai. Menurut warga, jalur ini merupakan akses satu-satunya warga Desa Manggis menuju sekolah ataupun desa. Jalur darat dinilai warga terlampau jauh dan rusak.
Baca Juga : Jual ABG ke Polisi, Seorang Germo Diamankan di Bengkalis Riau

4. Terpaksa Menyebrang Menggunakan Seutas Tali Baja
Kisah Nyata Perjuangan Para Pelajar Demi Pendidikan di Sekolah
Pelajar sekolah dasar saat menyeberangi sungai dengan seutas tali baja (foto : manaberita.com)
Para siswa maupun siswi terpaksa harus menyeberangi seutas tali baja sebagai jembatan untuk sampai kesekolah mereka. Seutas tali baja digunakan sebagai pijakan sementara seutas tali baja lainnya digunakan sebagai pegangan. Wilayah yang sangat memprihatinkan tersebut ada di Desa Sikundo, Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
Dikutip melalui manaberita.com edisi Kamis (7/2/2019), desa tersebut terletak sekitar 20 kilometer dari pusat Kecamatan Pante Ceureumen dan sekitar 80 kilometer dari pusat Kota Meulaboh. Aktifitas tersebut dilakukan warga setiap hari dan ada 5 jembatan kabel yang tersedia.
Tidah hanya para pelajar, warga di desa pun memakai jembatan tersebut untuk berbagai keperluan. Bagi warga Sikundo, jembatan tersebut merupakan akses vital dari berbagai keperluan masyarakat di desa tersebut. Apabila hujan deras warga kerap kali tidak bisa keluar dari desa lantaran air sungai naik.
Baca Juga : 7 Kasus Aksi Nekat Karena Himpitan Ekonomi di Indonesia
Beberapa bulan sebelumnya, pemerintah telah membuat jalan trobos untuk membuka Desa Sikundo ini, namun warga enggan menggunakannya jalan tersebut. Hal itu dikarenakan mereka harus melewati hutan belantara dan tanjakan, apalagi warga takut karena kerap kali bertemu dengan hewan buas seperti gajah dan harimau yang sering muncul secara tak terduga.




Info Selengkapnyahttps://kitakini.news/39723/kisah-pe...-di-indonesia/

Sumber https://kitakini.news/


0
2.9K
8
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan