Memiliki anak perempuan ibarat memegang telur mentah. Jatih sedikit telur pecah. Apalagi zaman sekarang. Senggolan, gesekan, dan himpitan menjadikan telur dalam genggaman terlepas. Telur pecah.

Demikianlah, perawan kencur adalah istilah bagi anak perempuan yang mulai menginjak remaja. Pergaulan di sekolah, di lingkungan masyarakat sekitarnya sangat berpengaruh terhadap perilaku sehari-hari. Jangan-jangan, jika salah berteman akan tergelincir ke lembah hitam.

Lembah hitam yang kita kenal adalah dunia malam, pramuriaan, gadis panggilan, lelaki hidung belang, dan sebagainya. Semua berbau pada hal-hal yang berkaitan dengan esek-esek dan lendir.

Fenomena lembah hitam kemudian bergeser. Dengan maraknya penggunaan media sosial dan gawai yang hampir setiap orang memilikinya. Juga kemudahan akses internet jadi sarana yang seperti pisau bermata dua. Jika salah menggunakan, maka mungkin saja perawan kencur kita jadi korban keganasannya.

Apa saja peluang yang jadi pintu bagi hancurnya kehidupan dan masa depan perawan kencur kita. Berikut dua contoh pintu yang jadi peluang :

1. Media sosial

Bertemu banyak orang, terutama lawan jenis pasti sangat mengasyikan. Rasa ketetarikan yang mulai tumbuh memang wajar dialami oleh perawan kencur. Naluriah manusia.

Kurangnya pengalaman dan pengetahuan akan mudaj tertipu. Apalagi banyak sekali aplikasi mempercantik dan mempergagah diri pada foto-foto yang diunggah.

Akibatnya, jika sudah tertarik maka perangkap-perangkap jahat oleh mereka yang memang punya niat jahat mencari mangsa perawan kencur dengan mudah mampu menjerat.

Setelah jeratan pertama berhasil, serangan berikutnya berupa rayuan maut hingga sampai pada adegan vedio call adegan panas. Sebenarnya sah-sah saja bagi mereka yang sedang dimabuk asmara.

Masalahnya adalah rekaman dari adegan itulah yang nanti dijadikan senjata untuk memeras korban. Ancaman akan dilaporkan ke orang tua, disebarkan dalam grup media sosial.

Ketakutan korban memaksanya untuk melakukan apa pun permintaan pelaku. Semakin lama jeratan pelaku kian mencengkram, dan korban kian terpuruk pada jurang kesengsaraan.

2. Di Luar Rumah

Ketika pulang sekolah perawan kencur kadang tidak langsung pulang ke rumah. Mereka lebih asyik jalan-jalan dan mejeng di tempat umum. Memamerkan kemekaran dan kecantikan yang baru dimiliki sebagai perawan kencur.

Jika kebiasaan berlanjut, mungkin saja pergaulan mereka akan berhadapan dengan lawan jenis. Saling memikat, saling tergoda. Kalau sudah begitu, apa pun bisa terjadi. Pergaulan bebas, mengkonsumsi narkoba hingga adengan layaknya suami istri dilakukan dengan suka-suka.

Berbeda dengan beberapa tahun yang lalu. Perawan kencur buta soal alat kontrasepsi. Hasilnya, perawan kencur banyak mengalami hamil di luar nikah. Dikimpoikan pada usia muda. Mau tidak mau orang tua menikahkan mereka. Demi menutup rasa malu keluarga.

Sekarang, perawan kencur sudah sangat hapal bagaimana caranya agar tidak hamil ketika berhubungan badan. Akses interntet dan pergaulan luas membuka pengetahuan mereka bagaimana antisipasi untuk tidak hamil ketika berhubungan badan.

Jika sudah demikian, siapa yang jadi korban? Bagiamana pun tetap saja perawan kencurlah korbannya. Bahaya mengancam tanpa disadarinya.

Kita, orang tua yang memiliki perawan kencur di rumah harus sangat hati-hati memelihara mereka. Seperti memegang telur, tidak boleh lengah sedetik pun. Dengan tidak mengurangi rasa bebas anak-anak kita, tetap waspada bahwa perawan kencur sangat rentan menjadi korban.

Demikian Gan/Sist. Ingat, perawan kencur anak, adik dan tetanggannya diperhatikan dan berikan kasih sayang biar tumbuh sempurna. Aamin