Gajah Mada pada upacara pengangkatannya menjadi Patih Amangkubhumi Majapahit, tahun 1258 Saka (1336 M), mengucapkan pernyataan sekaligus sumpahnya yang legendaris:

"Selama aku belum menyatukan Nusantara, aku takkan menikmati Palapa. Sebelum aku menaklukkan Pulau Gurun, Pulau Seram, Tanjungpura, Pulau Haru, Pulau Pahang, Pulau Dompo, Pulau Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, aku takkan mencicipi palapa."

Beratus-ratus tahun sesudahnya, sumpah tersebut dijadikan sebuah nama proyek jaringan kabel optik 'Palapa Ring' dengan misi yang sama: 'Menyatukan Nusantara'. Bukan lewat perang, tapi melalui jaringan telekomunikasi. Misinya bukan penaklukan, tapi menyatukan seluruh daerah Indonesia lewat jaringan internet.

Dalam sambutannya saat peresmian Palapa Ring di Istana Negara, Senin (14/10), Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut jaringan internet serat optik ini sebagai bagian dari rencana ‘Tol Langit’. Pemerintah berkomitmen Palapa Ring akan berfungsi layaknya jalan tol untuk internet kecepatan tinggi akan mendorong ekonomi dan menyatukan seluruh wilayah di Tanah Air.

Menkominfo Rudiantara mengungkapkan, nilai investasi untuk proyek Palapa Ring mencapai hampir Rp22 triliun. Sejauh ini Palapa Ring sudah berjalan untuk area barat dan tengah. Palapa Ring wilayah barat telah selesai pada 15 Juni 2016, sementara Palapa Ring Tengah rampung pada 22 Desember 2018 dan Palapa Ring Timur pada Agustus lalu.

https://www.kominfo.go.id/content/de.../0/siaran_pers

Palapa Ring Barat akan menjangkau wilayah Provinsi Riau dan Kepulauan Riau dengan dukung jaringan kabel serat optik sepanjang 1.980 km. Palapa Ring terdiri atas jaringan kabel serat optik membentang sepanjang 2.995 kilometer melintasi 17 kabupaten dan kota. Sedangkan Palapa Ring Timur yang baru saja rampung memiliki panjang 6.878 kilometer serat optik darat dan laut.

Kabel ini menjangkau 51 kabupaten/kota yang melalui 4 provinsi, yaitu Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Maluku, Papua, dan Papua Barat, terdiri dari 35 kabupaten/kota layanan dan 16 kabupaten/kota interkoneksi.



Khusus untuk Kawasan Indonesia Timur (KIT), demi menghilangkan label ‘anak tiri setelah pelantikan nanti Jokowi berjanji akan datang ke Papua untuk melakukan pengecekan jaringan internet hasil proyek Palapa Ring paket Timur. "Misalnya dulu di Wamena, bisa kita lihat, saat itu belum. Yang sekarang saya belum coba. Setelah pelantikan saya mau coba lagi, sudah on betul atau tidak," ujarnya.

https://tekno.kompas.com/read/2019/1...-ring-ke-papua

Maksud pemerintah tentu baik. Ingin mengkoneksikan wilayah-wilayah dari Sabang hingga Merauke di bawah satu payung teknologi yang merata. Harapannya, tentu tidak ada daerah yang di satu belahan sangat maju, dan di belahan lain sangat tertinggal.

Tapi menjadi sangat ironis ketika di tengah keberhasilan pemerintah menyelesaikan proyek dengan angka investasi fanstastis hingga Rp22 triliun, kita malah teringat ada tindakan kontradiktif oknum pemerintah, dalam hal ini Menkominfo Rudiantara, yang melakukan hal yang justru berlawanan dengan cita-cita luhur dari proyek Palapa Ring.

Ya, Rudiantara tampaknya keranjingan melakukan blokade total internet alias blackout internet atas nama meminimalisir penyebaran hoax dan ujaran kebencian, saat berlangsungnya demonstrasi People Power pada Mei lalu dan ricuh di Papua medio Agustus dan September silam.

Tepat sekali apa yang disampaikan aktivis Dandhy Laksono: pemerintah membangun infrastruktur internet; pengetahuan mengalir; masyarakat menjadi mulai berpikir kritis; mereka kemudian saling berbagi informasi dan aspirasi; internet diblokir.

Lalu pertanyaannya, Palapa Ring Rp22 triliun untuk siapa?? 


Disini tuh aku gagal paham…