Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

Ā© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

onee643Avatar border
TS
onee643
Food Seller? Jangan Lupa Ini Dong...
Bagi teman-teman yang pernah mempelajari konsep manajemen, pasti sudah familiar dengan sistem POAC, sebuah poin penting dalam sistem manajemen berupa Planning Organizing Actuating and Controlling. Konsep penting dalam me-manage sesuatu untuk meraih tujuan.

Secara singkat, planning merupakan segala hal yang berkaitan dengan perencanaan, persiapan atas segala sesuatu, lebih ke subjek dan objek, untuk mewujudkan suatu tujuan tertentu. Organizing berupa penataan di mana lebih ke sumber daya manusia, manage karyawan ke koridor yang yang dia kuasai. Disini objek benda mati (sebagai produk) juga tercakup dalam hal meningkatkan keunggulan nilai barang agar nantinya didapat tujuan (berupa laba atau profit) agar sesuai ekspektasi. Actuating lebih ke aksi, proses untuk meraih tujuan. Controlling berupa monitoring segala hal selama berproses untuk mencapai tujuan akhir.

Keempat konsep sebagai pilar manajemen ini bisa diterapkan ke berbagai level dalam kehidupan. Memanage hidup kita sebagai personal yang mempunyai keluarga, dan diaplikasikan ke keluarga kita terkait, dengan tujuan hidup keluarga yang bahagia dan sejahtera, ataupun saat posisi kita mempunyai usaha kecil/perusahaan sebagai pribadi yang berjiwa enterpreneurship (sesuai alasan awal konsep ini lahir). Teori manajemen yang bagus ini pada intinya bisa diaplikasikan ke segala hal.

Point manajemen itulah yang kemarin tersirat di hati saat ada kekecewaan pasca pembelian makanan via online (pesan-antar/food delivery online) melalui salah satu provider terbesar di Indonesia.

Food Seller? Jangan Lupa Ini Dong...
Sumber pict: harbourside

Bukan salah provider onlinenya, cuman memang secara konsep marketing, saya cukup dikecewakan dengan produk yang telah saya pesan. Kebetulan kan waktu itu jenis makanan, hanya saja sang penjual sekiranya belum memahami konsep marketing yang baik.

Sebenernya penjualan barang itu ada dua jenis ya dalam cakupannya. Yaitu sales, dan marketing. Sales secara saya pribadi saya artikan konsep penjualan barang yang lebih konsentrasi bagaimana didapatkan hasil profit yang berjangka pendek. Memakai kalimat yang singkat bisa dikatakan bahwa sales konsentrasi bagaimana jumlah penjualan bisa besar dalam kurun waktu tertentu, namun aktif berjangka pendek.

Kalau marketing, sekali lagi dengan kacamata saya bisa didefinisikan sebagai bagaimana me-manage sesuatu (bisa dileburkan dengan sistem POAC yang telah saya sebut diatas) agar bisa terwujud suatu penjualan yang sesuai ekspektasi, namun berjangka panjang, alias kontinuitas. Bisa berarti termasuk merubah atau menanamkan mindset ke para konsumen agar kedepannya konsumen terkait bersedia untuk melakukan pembelian lagi, dan lagi.

Bahkan secara teori marketing ini mempunyai beberapa poin pilar pula, yang eksis disebut 4P: product, price, place, promotion. Yaitu konsep kekuatan produk, manage harga barang, pertimbangan posisi, dan faktor promosi barang.

Sekarang kembali ke pengalaman saya yang kapan hari.

Ceritanya saya ada tamu datang kerumah, beberapa orang sahabat. Karena di rumah sedang terbatas makanan, segera saya ambil keputusan untuk memesan makanan via provider dunia maya yang menyiapkan layanan antar pesan makanan secara online.

Saat mencari store makanan terdekat, ada tempat yang memasang display makanan keren banget. Singkatnya ketika melihat foto foto yang disajikan kita bisa mendadak ngiler. Karena dalam segi menu dan estetika penyajian gambar cukup bagus. Segera saja saya pesan beberapa porsi.

Namun yang terjadi berikutnya benar-benar diluar dugaan. Makanan yang tadinya saya pesan, secara fisik jauh dari segi estetika yang ditampilkan sebelumnya.

Hanya berbungkus kertas minyak, berkaret, sambal, nasi dan ayam crispy serta sayuran tidak dipisah.

---

Poin pertama, perlu diperhatikan, terutama bagi para penjual makanan ayam crispy, bahwa ketika memang makanan tidak disajikan secara langsung tapi dibungkus untuk dimakan di rumah, ada sebenarnya konsumen konsumen tertentu yang memang mencari sensasi crispy dari ayam tersebut, alias sensasi "renyah". Bukannya kalau sudah tercampur langsung dengan nasi maka sensasi crispy akan hilang? Orang Jawa bilangnya melempem. Seperti kerupuk yang sudah lama di ruang terbuka, tidak di dalam wadah tertutup.

Point kedua, dan tidak kalah penting, dalam mengkonsumsi sambal, setiap pribadi itu ada cara masing-masing. Ada yang mengambilnya sedikit-sedikit, jadi rasa pedas itu tidak sekaligus bak membakar lidah dan tenggorokan. Tapi ada yang sebaliknya. Kalau memang disajikan sambal sudah tercampur, apalagi kondisi terbungkus, mungkin yang ada sekelumit kekecewaan di beberapa jenis konsumen.

Point ketiga, kalau misalkan dominan konsumen saat memilih produk terkait kurang lebih seperti saya, terkesima dengan display, saya prediksi kami akan menuai level kekecewaan yang sama. Entah lagi bagi pribadi yang memang memesan karena lilitan perut yang lapar.

Dari beberapa poin dan keadaan yang saya ceritakan, saya yakin para pembaca yang budiman sudah bisa mengklasifikasikan penjual terkait, dia melakukan sales, atau marketing.

Sales?


Food Seller? Jangan Lupa Ini Dong...
Sumber pict: gryphon networks

Jika pengusaha lain dengan produk yang sama lebih sadar akan konsep marketing, kemungkinan besar dia melakukan beberapa perilaku yang lebih extra.

Misalkan seperti tempat makanan, akan diletakkan ke tempat yang lebih baik, entah itu kotak kardus kecil makanan, atau kotak plastik, untuk faktor prestige, dalam rangka menunjukkan bobot keunggulan produk daripada yang lainnya, yang ujung-ujungnya mengambil respect konsumen terhadap produk.

Dalam penyajian atau peletakan makanan di dalam tempat tersebut juga kemungkinan besar akan ditata sedemikian rupa, agar antara lauk, sayuran, dan nasi tidak tumpang tindih, karena selain dalam hal rasa, tentu faktor estetika juga penting untuk dijaga.

Dengan poin poin manajemen+marketing yang diaplikasikan pada produk, pasti akan memperbesar kemungkinan konsumen untuk membeli produk yang sama lagi kedepannya, sehingga tercipta kontinyuitas pembelian.

Bagi para pembaca yang memang sedang melakukan kan usaha food dan beverages, ataupun barang-barang lain, jangan lupa ya untuk tetap memperhatikan poin-poin yang telah saya sebut diatas. Karena gimanapun, selain konsentrasi ke sales, jangan dilupakan poin service after sales. Seperti pengalaman saya. Apakah anda tahu, apakah saya akan memesan menu yang sama pada penjual yang sama saat itu?

Maybe yes, kalau tidak ada pilihan lain, dan saat itu saya benar-benar merindukan menu yang sama di tempat yang sama.

Maybe no, kalau memang banyak pilihan yang lebih baik di display list provider pesan antar makanan.

Tuh kan?

Mohon maaf dan semoga bermanfaat, semoga bisa jadi catatan baik di benak kita semua, terutama bagi para pengusaha food and beverage, sehingga ke depannya tingkat profit akan naik.

Selamat beraktifitas, jangan lupa berdoa. Jika ada poin-poin yang ingin disampaikan, saya persilahkan.. šŸ˜


Ā ā€œA person who never made a mistake never tried anything new.ā€ Albert Einstein.


FURQON643
seller.moon
seller.moon memberi reputasi
1
336
2
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan