Bagi generasi 90an apalagi yang tinggal di pedesaan pasti sangat mengenal kerupuk legendaris ini, ya,, tidak ada nama resmi nya tapi kita sering menyebut nya sebagai kerupuk salakathur atau kerupuk mlarat, kenapa disebut kerupuk mlarat? karena cara menggoreng nya yang anti mainstream yaitu di goreng menggunakan pasir bukan minyak goreng.dan biasanya identik dengan jelata yang tidak mampu beli minyak goreng yang kadang harganya gak kira-kira.
jadilah di sebut kerupuk mlarat, atau dalam bahasa indonesianya kerupuk miskin.
dilihat dari bentukan nya cukup menarik selain bolong bolong dan panjang  menyerupai jari jemari tampilan nya yang warna warni mampu menarik anak-anak pada masanya.
dulu waktu masih kecil sering di gunakan oleh abang-abang penukar garang bekas, biasanya barang alat rumahtangga bekas yang terbuat dari plastik. berapa banyak barang bekas yang kita kumpulkan nanti di tukar dengan mainan atau kerupuk jenis ini.
rasanya hmmm... gurih dan ada manis-manis nya gitu..
dan ternyata baru ngeh kalau di goreng nya menggunakan pasir, ya benar pasir. dan setelah di telaah  justru menggoreng dengan pasir malah lebih rendah kolesterol dan minyak, dan pastinya ngirit hehe..
pasir yang di gunakan tentunya sudah di bersihkan dari lumpur dan kotoran. di sarankan wajan yang di gunakan adalah wajan yang terbuat dari tanah liat saja biar panas nya lebih matap dan menerapkan prinsip back to nature.  
sekarang sih kerupuk kayak gini sudah banyak di jual bebas di piggir-pinggir jalan. bahkan saya juga pernah lihat nya di online shop juga.namun bagi saya menikmati kerupuk tersebut membawa kenangan tersediri dimana berjuang menyusuri tiap kebun orang dan mencari barang bekas yang sekiranya layak di tukarkan. bahkan berlarian mengejar si bapak yang hapir pergi menjauh.karena dulu agak sulit di temukan untuk jenis camilan seperti ini.
mungkin ada diantara kalian ada yang punya kenangan dengan kerupuk legendaris ini dan pengen coba bikin sendiri? kalau untuk caranya bisa di googling  sendiri saja ya..
saya sendiri belum pernah mencoba bikin sendiri, karena mungin akan lain rasanya.