nengojoAvatar border
TS
nengojo
Tak Berbalas 2
Tahun 1997 Banyu baru pindah ke kampungku. Seperti biasa di kampungku, jika ada penduduk baru pasti di perlakukan seperti artis. Apa lagi kalau datangnya dari kota. Bak seleb kampung rumah pendatang baru ramai dikunjungi warga. Baik itu warga yang hanya sekadar "kepo" ataupun yang memang tulus ingin menjalin tali silaturrahmi dengan tetangga baru.

Kami yang anak-anak kampung pun tidak mau ketinggalan. Kebetulan keluarga yang baru pindah tersebut juga mempunyai seorang anak yang usiany hanya terpaut satu tahun denganku. Ya, Banyu, begitu panggilannya. Tidak sulit bagi Banyu untuk berbaur dengan anak-anak di kampungku. Supel, ramah, suka bercanda, dan pintar membuat Banyu banyak dikagumi, termasuk aku.
Walaupun usia kami terpaut satu tahun, tapi ternyata Banyu sekelas denganku.😍

"hai, Cit.. Aku di suruh Bu Guru duduk di sini,sambil menunjuk ke sampingku. Pas di sampingku ada bangku kosong karena si Iman lagi sakit. Biasany aku duduk bareng Iman si tukang grogotin kursi.😒

"oh, eh.. Iya. Kamu duduk aj di sini Banyu. Besok biar si Iman duduk sama Randi aj di belakang.. Hehe" jawabku senang. Senang? Iya, aku senang sekali menjadi kawan semejanya Banyu. Udah pinter, ganteng, ramah, gak pelit, boleh lah buat nyontek kalau ujian.. 😂

Waktu pun berlalu.. Berawal duduk semeja dari kelas 4Sd berlanjut ke tahun-tahun berikutnya tetap duduk semeja sampai kelas 6Sd. Entah mulai sejak kapan aku pun tidak menyadarinya bahwa selama hampir 3tahun ini aku selalu bergantung pada Banyu. Kami menjadi sangat dekat. Bermain bersama, belajar bersama dan tanpa aku sadari bahwa aku sangat memperhatikannya.

Karena waktu itu aku masih kecil, aku hanya menganggap semua itu hanya sebuah kekaguman terhadap seorang teman seperti anak-anak lain juga mengaguminya. Tapi saat akan mendekati hari kelulusan kenapa rasanya sangat sepi? Apa ini? Kenapa aku takut sekali akan berjauhan dengan Banyu? Bukankah dia hanya teman sama seperti Iman, Randi, Damar dan yang lainnya? Begitu lah yang ku rasakan saat itu. Tapi waktu itu aku masih terlalu kecil untuk menyadari yang namany suka, naksir, tertarik sama lawan jenis.. Aku masih terlalu kecil untuk itu.. Yang ku tahu, setiap hari sangat menyenangkan bermain bersamanya.

"Cit, setelah Sd nanti kamu mau sambung k sekolah mana? " tanya Banyu sambil memantul-mantulkan bola kasti ke dinding. Kebetulan sore itu kami akan berencana bermain kasti hingga magrib.

"Aah.. Paling juga ibuk masukin ke SMP deket rumah" jawabku cuek..

"emangnya kamu mau masuk sekolah mana nanti Ban? " tanyaku..

"aku ikut kamu aja lah, biar nanti pas masuk sekolah baru gak canggung. Udah langsung punya temen" jawabnya tersenyum swmbari melirikku..

Wajahku langsung terasa panas, dan akupun membalas senyumnya..😳

Ku amati wajahnya yang masih asik memantul-mantulkan bola ke dinding. Kenapa Banyu malah ngikutin aku? Bukankah dia pintar? Bisa masuk sekolah SMP di kota. Akupun jadi ke 'ge eran' sendiri.

"Woi, yok yok.. Dah cukup nih. 7 lawan 7" ajakan Toni mengagetkan ku.
Kami pun mulai bermain.
Batu-batu kecil pipih di susun membentuk menara setinggi 13 tingkat. Klompokku mendapat giliran main pertama. Bola melayang dan Bruaak.. susunan batu berantakan di hantam bola kasti. Para pemain langsung berusaha menyusun batu kembali hingga 13 tingkat. Sedangkan yang jaga siap-siap melempar bola pada yang main.
Saat sedang asik bermain tidak sengaja Randi memukul bola agak keras ke arahku. Bukkkk..!! Dengan cepat bola melesat mengenai pelipis mataku. Aku tersungkur, jatuh. Kepalaku agak pusing, tapi gak pingsan. Bekas hantaman bola terasa perih.

"Cit...Cit..kamu ga pa-pa? " entah siapa yang bertanya. Aku masih meringis menahan sakit. Teman-teman berkumpul. Aku tahu mereka panik melihatku.

Tiba-tiba di tengah kehebohan itu, sesorang merangkul dan mengangkat tubuhku. Badanku di bopong.

"duh, Cit... Kamu hati-hati lah mainnya. Masa ngindarin bola segitu aja kamu ga bisa?! " ujar Banyu khawatir walaupun agak sedikit sewot 😁
Aku tahu itu Banyu karena suaranya. Aku tidak menjawab. Hanya senyum-senyum aja sambil menahan pusing. Senang di tolongin Banyu. Walaupun mungkin dia juga akan bersikap seperti itu pada teman yang lain. Tapi sore itu aku sangat senang,karena Banyu adalah orang yang membawaku pulang.

Dan itu adalah permainan kasti terakhir ketika masih Sd.

(bersambung..)
Diubah oleh nengojo 12-10-2019 16:35
comrade.frias
comrade.frias memberi reputasi
1
744
13
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan