Sebuah sedan BMW berwarna silver menabrak bagian depan sebuah rumah di Sichuan, China. Namun, sejumlah lansia yang berada di dalamnya tidak mempedulikan hal itu karena keasyikan bermain mahjong.

Situs Asia One melaporkan, Jumat (11/10), kecelakaan itu baru diketahui para lansia ketika seorang saksi mata melewati rumah tersebut. Dalam video yang beredar, tampak sebuah mobil teronggok di bagian depan rumah yang sudah berlubang.

Meskipun kondisi itu berpotensi membuat roboh rumah itu, tetapi para lansia masih asyik bermain mahjong tanpa merasa terganggu dengan adanya kecelakaan tersebut.

"Kami hanya bermain mahjong, mobil itu tidak ada hubungannya dengan kami," kata seorang kakek dalam video itu.

Mahjong merupakan permainan tradisional asal China yang menggunakan tile dan dimainkan oleh dua hingga empat orang. Sejarah kehadiran awal permainan ini tidak diketahui secara pasti, tetapi The Diplomat menulis permainan ini telah diimpikan filsuf Konfusius sekitar 500 tahun sebelum Masehi.

Dikutip Vox, mahjong mulai populer di China pada tahun 1927. Akademisi dan pengarang Hu Shi menjuluki mahjong sebagai "hobi nasional" China karena jutaan orang memainkannya setiap hari.

Permainan ini semakin terkenal karena pemimpin Republik Rakyat China pertama, Mao Zedong, mengatakan bahwa mahjong bukanlah permainan yang tidak boleh diremehkan.

"Jika Anda tahu cara memainkannya, Anda akan mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai hubungan antara kesempatan dan kebutuhan. Ada filosofi dalam permainan mahjong," kata Mao.

Menurut pejabat sekretariat Asosiasi Kenko-Mahjong Jepang, Makoto Togamae, permainan mahjong dapat memberikan berbagai manfaat baik bagi orang lansia.

"Saya dengar dari banyak peserta lansia yang dulunya hanya berada di dalam rumah saja bahwa mereka kini lebih banyak berpergian keluar dan lebih banyak memerhatikan penampilannya setelah datang ke dalam kelas mahjong," ujarnya.

Profesor spesialis neurologi Universitas Sains Tokyo, Kikunori Shinohara, mengungkapkan bahwa mahjong dapat membantu orang lansia.

Hal ini dikarenakan kemampuan kognitif otak dapat distimulasi dengan berbagai aktivitas dengan permainan yang mengharuskan peserta untuk memikirkan penyelesaian permainan, membaca ekspresi wajah dan membuat percakapan.

"Bermain dalam kelompok empat orang dapat menjadi pengaruh yang baik," ujar Shinohara.


https://m.cnnindonesia.com/internasi...gn=partnership

Sebuah dedikasi yg luar biasa...kalau ada lubang hitam di depan mrk juga...the show must go on