Gak bisa dipungkiri dengan banyaknya pelatih bulutangkis Indonesia yang melatih di luar negeri bisa juga diartikan memajukan perbulutangkisan dunia saat ini, nama seperti Rexy Mainaky di Thailand, Reony Mainaky di Jepang, Roni Agustinus di Malaysia, Hendrawan di Malaysia, termasuk Atik Jauhari yang pernah melatih di India dan beberapa pelatih atau mantan pemain lain yang kini bernegara America Serikat seperti Meiluwawati, Tony Gunawan, dan Deyana Lomban. Terakhir ada nama Mia Audina di Belanda.
Peran mereka sangat memberi arti di luar negeri mengingat peta persaingan bulutangkis selama ini masih dikuasai oleh China dan China belum mau mengirimkan atau mengizinkan mantan pemainnya melatih di luar negeri walaupun banyak pemainnya beralih dan membela negara lain sebut saja nama Yao Jie di Belanda, Xu Huaiwen di Jerman, Pi Hong yan di Perancis, Zhang Beiwen di USA, dan beberapa pemain lainnya seperti Li Li, yang lebih memiliih negara Singapura. Selain itu ada nama Zhou Mi yang membela Hongkong bersama Wang Chen dan sukses membawa medali emas Asian Games 2006 dan satu satunya yang menjadi pelatih Tunggal Putri di Hongkong.
Gak banyak pelatih Indonesia yang sukses mengantarkan anak asuhannya menjadi juara dan hanya beberapa pelatih saja yang mampu
mengantarkan anak asuhnya menjadi juara, hanya kemampuan dan kemauan yang kuat dari atlet tersebut yang bisa terus melangkah mau kedepan.
Dan Ini Berikut beberapa pelatih dari Indonesia yang ikut serta membawa anak asuhnya menjadi juara walaupun bukan berasal dari Indonesia
Quote:
Quote:
Pelatih yang pernah berjaya di era 80an hingga 90an menjadi andalan bulutangkis Indonesia dan pernah menjadi pelatih dari sekarang sukses melatih di beberapa negara. Seperti Thailand Swedia, sampai India pernah merasakan didikan pelatih dari Tanggerang ini, gak heran, banyak sekali pemain-pemain yang menjadi andalan setelah ia didik, ketika melatih India dengan melahirkan pemain tunggal putri terbaik Saina Nehwal yang mampu menembus dominasi tunggal putri dari Tiongkok.
Quote:
Mantan pelatih dari Taufik Hidayat ini sekarang sedang melatih bulutangkis di India. Di sana, Mulyo Handoyo memberikan prestasi yang gak kalah penting nya bagi perkembangan olahraga bulutangkis disana. salah satu muridnya Srikanth Kidambi yang perlahan-lahan menjadi pemain yang gak bisa dainggap remeh oleh lawan-lawannya, selain itu juga Mulyo melatih di sektor tunggal putri sehingga perkembangan bulutangkis India semakin bagus dan cepat bahkan gak menutup kemungkinan India menjadi saingan terberat dalam bulutangkis mengingat ada nama seperti Pusarla Shindu dan dilatih oleh pelatih Indonesia ini.
Quote:
Rexy Mainaky

sport.detik.com
Salah satu pemain kebanggan dan legendaris bulutangkis Indonesia ini pernah menjadi pelatih bulutangkis termahal di dunia. Perjalanan karir pelatihnya dimulai saat menerima tawaran menjadi pelatih bulutangkis di Inggris selama beberapa tahun. Sukses memperkenalkan para pemain sektor ganda, Rexy terbang ke Malaysia ia melahirkan lagi pemain berbakat nama seperti Tan Boon Heong & Koo Kien Keat.
Ia juga sempat melatih tim bulutangkis Indonesia selama 2 tahun dan berhasil membawa tim Thomas Indonesia melaju sampai ke final Piala Thomas 2016 sebelum dikalahkan oleh Denmark. Kini Rexy tetap melanjutkan karir kepelatihan nya melatih bulutangkis di Thailand.
Quote:
Keluarga Rexi lainnya yang sukses melatih di luar negeri, bersama dengan kepala pelatih Park Joo Bong, Reony sukses membawa
Jepang meraih Piala Thomas untuk pertama kalinya, dengan beberapa pasangan seperti Hiroyuki EndoKenichi dan Hayakawa dan pasangan yang sedang naik daun saat ini Takeshi Kamura dan Keigo Sonoda. Dan mungkin bisa menjadikan Yuta Watanabe dan Arisa Higasino di ganda campuran untuk menjadi unggulan pertama di Jepang. Reony juga bisa saja ikut andil mencetak Ganda Putri seperti Ayaka Takahashi dan Misaki Matsutomo bersama Yuichi Sakamoto, Reony juga berhasil mengantarkan Jepang meraih Piala Asian Mixed
Team Championship. Sama halnya seperti Rexy, Reony pun diharapkan bisa mengalahkan dominasiTiongkok di perbulutangkisan dunia.
Quote:
Di balik sukses nya tim Korea Selatan menjuarai Piala Sudirman di Gold Coast, Australia, ternyata ada nama Agus Dwi Santoso asal Indonesia tercatat sebagai salah satu tim pelatih dari Korea Selatan yang mampu melambungkan nama pemain tunggal seperti Sung Ji-hyun dan Son Wan- ho,pelatih asal Indonesia ini kembali menjadi sorotan.
Jika federasi bulu tangkis India punya pelatih Mulyo Handoyo, dan Thailand meraih medali emas Olimpiade Atlanta 1996 dengan Rexy Mainaky, maka Korea Selatan memiliki nama seperti Agus Dwi Santoso punya tugas yang penting di sektor tunggal putra maupun putri, Agus berhasil meloloskan dua anak didiknya, Son Wan Ho, dan Sung Ji Hyun hingga ke partai final BIOSSP 2017 lalu meskipun keduanya harus mengakui keunggulan lawan mereka di final, Son Wan Ho ditaklukkan Srikanth Kidambi, sedangkan Ji Hyun menyerah di tangan Sayaka Sato asal Jepang.
Walau begitu nama dua finalis asal Korsel ini sudah memiliki nama besar lantaran sudah masuk daftar pemain terbaik dunia di sektornya masing-masing, Son Wan Ho sampai saat ini masih sebagai pebulu tangkis putra nomor satu dunia, sementara Sun Ji Hyun masih menempati peringkat 10 besar dunia, semua itu gak lepas dari sentuhan Agus yang telah melatih timnas bulu tangkis Korea Selatan sejak
Mei 2016 lalu.
Itu sih beberapa pelatih Indonesia yang sukses melatih di luar negeri, banyak mungkin diantara agan and sist yang kurang setuju dengan kepelatihan mereka di luar negeri, banyak yang berpikir
"kalo bisa membuat perbulutangkisan Indonesia maju kenapa harus memajukan perbulutangkisan negara lain ya"mungkin itu pertanyaan yang ada di benak agan and sist, mestinya kita bangga dengan mereka melatih di negara orang untuk memajukan perbulutangkisan dunia dan menjegal dominasi Tiongkok itu adalah sebuah presitasi buat kita juga sebagai warga negara indonesia, kita seharusnya perlu mendukung kepelatihan pelatih Indonesia di luar negeri. Hal ini seharusnya bisa menguntungkan dan dimanfaatkan pemain Indonesia guna menjegal pemain Tiongkok yang sulit dikalahkan pemain Indonesia terutama di Tunggal Putri dan sektor lainnya, karena gaya kepelatihannya dalam menerapkan permainan gak akan jauh berbeda dengan Indonesia.
Quote:
photo sesuai sumber ditambah refrensi
sisanya pemikiran sendiri
JAKET BOLEH BEDA... TAPI INDONESIA

