- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Dilarang Keraton Yogyakarta, Muslim United Klaim Acaranya Dapat Izin Polisi


TS
daimond25
Dilarang Keraton Yogyakarta, Muslim United Klaim Acaranya Dapat Izin Polisi
Quote:
Suara.com - Meski Keraton Yogyakarta sudah menyampaikan keberatannya akan pelaksanaan acara Muslim United pada Jumat (11/10/2019) hingga Minggu (13/10/2019), panitia acara tersebut tetap nekat mempersiapkan acara.
Selain memasang baliho besar di depan masjid dalam acara yang mengundang sejumlah ustadz, termasuk Ustaz Abdul Somad (UAS), panitia juga menyiapkan 70 tenda dan tenant di sebelah barat dan utara masjid.
Meski tidak mengantongi izin dari Keraton, mereka mengklaim sudah mendapat izin dari pihak kepolisian. Sehingga acara akan tetap dilaksanakan selama tiga hari ke depan.
"Dari polres dan polsek sudah (dapat izin), dari keraton baru progress," kata Tim Media Center Muslim United Robby Afana ketika ditemui di sela persiapan, Kamis (10/10/2019).
Menurut Robby, pihaknya masih menunggu informasi dari Keraton Yogyakarta. Namun sesuai kesepakatan dengan Takmir Masjid Gede Kauman, acara Muslim United digelar di masjid dan halaman sekitar masjid.
"Yang di alun-alun tidak diperbolehkan," jelasnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Muslim United 2019 Nanang Syaifurozi dalam keterangan tertulisnya mengungkapkan, acara mereka murni syiar agama. Sehingga tidak berbenturan dengan kepentingan apapun.
"Jadi tidak ada alasan untuk menghalanginya. Apalagi tempatnya di masjid dan ini memang pengajian. Perihal tuduhan yang macam-macam, kita ingin membuktikan kalau (tuduhan itu) tidak benar, jadi kajian, walau ramai orang, tapi tertib, bersih, tidak ada provokator, tidak ada intimidasi, tidak ada ujaran kebencian," jelasnya.
Nanang pun menegaskan kalau kegiatan Muslim United 2019 tidak didasari dari kepentingan kelompok manapun. Juga murni hanya untuk mempersatukan kembali umat muslim di Indonesia melalui kajian-kajian agama yang mengangkat tema tentang “Persatuan”.
Ditambah Nanang, kegiatan ini diadakan di Masjid Gedhe Kauman yang merupakan simbol Kerajaan Mataram di Yogyakarta dan memiliki nilai sejarah karena di masa itu umat Islam juga bisa bersatu.
"Sehingga Yogyakarta memiliki kontribusi cukup besar terhadap persatuan umat Muslim,” kata Nanang.
Selain memasang baliho besar di depan masjid dalam acara yang mengundang sejumlah ustadz, termasuk Ustaz Abdul Somad (UAS), panitia juga menyiapkan 70 tenda dan tenant di sebelah barat dan utara masjid.
Meski tidak mengantongi izin dari Keraton, mereka mengklaim sudah mendapat izin dari pihak kepolisian. Sehingga acara akan tetap dilaksanakan selama tiga hari ke depan.
"Dari polres dan polsek sudah (dapat izin), dari keraton baru progress," kata Tim Media Center Muslim United Robby Afana ketika ditemui di sela persiapan, Kamis (10/10/2019).
Menurut Robby, pihaknya masih menunggu informasi dari Keraton Yogyakarta. Namun sesuai kesepakatan dengan Takmir Masjid Gede Kauman, acara Muslim United digelar di masjid dan halaman sekitar masjid.
"Yang di alun-alun tidak diperbolehkan," jelasnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Muslim United 2019 Nanang Syaifurozi dalam keterangan tertulisnya mengungkapkan, acara mereka murni syiar agama. Sehingga tidak berbenturan dengan kepentingan apapun.
"Jadi tidak ada alasan untuk menghalanginya. Apalagi tempatnya di masjid dan ini memang pengajian. Perihal tuduhan yang macam-macam, kita ingin membuktikan kalau (tuduhan itu) tidak benar, jadi kajian, walau ramai orang, tapi tertib, bersih, tidak ada provokator, tidak ada intimidasi, tidak ada ujaran kebencian," jelasnya.
Nanang pun menegaskan kalau kegiatan Muslim United 2019 tidak didasari dari kepentingan kelompok manapun. Juga murni hanya untuk mempersatukan kembali umat muslim di Indonesia melalui kajian-kajian agama yang mengangkat tema tentang “Persatuan”.
Ditambah Nanang, kegiatan ini diadakan di Masjid Gedhe Kauman yang merupakan simbol Kerajaan Mataram di Yogyakarta dan memiliki nilai sejarah karena di masa itu umat Islam juga bisa bersatu.
"Sehingga Yogyakarta memiliki kontribusi cukup besar terhadap persatuan umat Muslim,” kata Nanang.
https://jogja.suara.com/read/2019/10...at-izin-polisi
Memaksa menggunakan simbol simbol keSultanan Yogyakarta untuk menebar paham radikal dan paham kalifah, Padahal sudah tidak mendapat izin oleh keSultanan Yogyakarta.
Quote:
Original Posted By daimond25►https://m.detik.com/news/berita/4027417/kemenag-rekomendasikan-200-nama-ini-sebagai-penceramah-siapa-saja
https://m.detik.com/news/berita/4027...mah-siapa-saja
Yang jelas pihak keSultanan Yogyakarta sudah benar karena ada landasan nya yaitu UAS dan konco konco nya tidak termasuk dalam list yang di rekomendasikan oleh KeMentrian Agama, tentunya ada banyak pihak tertentu yang Pura Pura TIDAK INGAT adanya list rekomendasi penceramah dari kementrian Agama!
https://m.detik.com/news/berita/4027...mah-siapa-saja
Yang jelas pihak keSultanan Yogyakarta sudah benar karena ada landasan nya yaitu UAS dan konco konco nya tidak termasuk dalam list yang di rekomendasikan oleh KeMentrian Agama, tentunya ada banyak pihak tertentu yang Pura Pura TIDAK INGAT adanya list rekomendasi penceramah dari kementrian Agama!
Quote:
"Selama ini, Kementerian Agama sering dimintai rekomendasi mubalig oleh masyarakat. Belakangan, permintaan itu semakin meningkat, sehingga kami merasa perlu untuk merilis daftar nama mubalig," terang Menag Lukman Hakim Saifuddin di Jakarta, Jumat (18/5/2018).
Menurut Lukman, pada tahap awal, Kementerian Agama merilis 200 daftar nama mubalig. Tidak sembarang mubalig, tapi hanya yang memenuhi tiga kriteria, yaitu mempunyai kompetensi keilmuan agama yang mumpuni, reputasi yang baik, dan berkomitmen kebangsaan yang tinggi.
Quote:

Kata Sultan soal Keraton Tolak Muslim United di Masjid Gedhe Kauman
Raja Keraton Ngayogyokarto Hadiningrat, Sultan HB X, angkat bicara soal penolakan Keraton terhadap rencana kegiatan yang dilakukan oleh Muslim United di Kagungan nDalem (KgD) Masjid Gedhe Kauman beserta halamannya, nDalem Pengulon, sisi barat Alun-alun Utara Yogyakarta yang akan dilaksanakan tanggal 11-13 Oktober 2019 mendatang.
Sultan mengatakan jika nDalem Pengulon tersebut merupakan tempat untuk menyiapkan makanan. Karena acara tersebut bukan bagian dari nDalem Pengulon, sehingga tidak diperkenankan.
"Ya iya dong, fungsinya bukan untuk itu,"tutur Sultan usai menyaksikan pelantikan Ketua dan Wakil Ketua DPRD DIY, Kamis (3/10/2019).
Kegiatan bernama 'Muslim United sedulur saklawase' itu diadakan oleh forum ukhuwah islamiyah. Pihak panitia sebelumnya telah melayangkan surat permohonan untuk menggunakan KgD masjid Kauman.
Namun di media sosial beredar Surat yang dikeluarkan oleh pengageng Kawedanan Hageng Panitropuro Keraton ngayogyokarto Hadiningrat Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Condrokirono yang berisi tentang penolakan pihak Keraton akan kegiatan tersebut di masjid Gedhe Kauman.
Keputusan tersebut tertuang dalam surat Keraton Yogyakarta Hadiningrat Kawedanan Hageng Panitrapuro bernomor0336/KH.PP/Suro.IX/WAWY.1953.2019. Surat tersebut dikeluarkan pada tanggal 29 September 2019 ditandatangani oleh GKR Condrokirono.
https://m.kumparan.com/tugujogja/kata-sultan-soal-keraton-tolak-muslim-united-di-masjid-gedhe-kauman-1rz2UCqJUxU
Diubah oleh daimond25 11-10-2019 16:28






bukan.bomat dan 8 lainnya memberi reputasi
9
5.7K
Kutip
100
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan