Seperti kisah Bu Titin punya buah hati dua orang.
Dia mengumpulkan receh selama lima tahun gan/sist.
Bayangkan seberat apa itu receh.
Receh selama lima tahun sampai satu karung penuh.

Bu Titin berkeinginan membeli motor. Keinginannya terwujud setelah lima tahun menabung.
Beliau sempat bingung juga mau menukarkan receh kepada siapa?
Apa iya dealer mau beli motor pakai uang receh.

Ternyata dealer tidak membedakan konsumen mau pakai receh, ATM ataupun uang seratus ribuan. Cuma perbedaannya hanya pada saat menghitung recehnya takut ada kesalahpahaman.



Titin Suniarti berasal dari Polurejo membeli motor Honda matic jenis Vario 100 cc yang senilai Rp 23 juta . Pecahan receh 9,8 juta sisanya 13,2 juta berupa uang ribuan.
Receh yang dikumpulkan paling banyak uang logam lima ratus perak dan seribuan.
Bu Titin bersama suaminya menggotong uang receh dalam karung.

"Pertama melihat mereka datang, kami sempat bingung. Kenapa karung digotong ke tempat dealer kami?" Kata karyawan dealer yang melayani Bu Titin dan suaminya. Mereka merasa takjub melihat kegigihan Bu Titin.

Memang ya jika ingin menggapai impian, tidak semudah membalikkan telapak tangan. Keinginan itu terwujud jika kita yakin dan percaya serta tidak luput dari doa dan bekerja. Suatu saat pasti ada hasilnya.

Pengakuan Bu Titin, dia menabung hanya kapan ada uangnya. Kadang sisa uang belanja dan keuntungan menjual tahu.
Salut saya perjuangan Bu Titin, bisa jadi contoh buat para emak-emak terutama saya.