komunitasjalan2Avatar border
TS
komunitasjalan2
LUANG PRABANG, PERPADUAN MANIS DARI SEJARAH, BUDAYA, DAN ALAM LAOS
Di artikel sebelumnya, sudah dipaparkan destinasi-destinasi menarik yang ada di ibukota negara Laos, Vientiane. Ibukota yang relatif sepi untuk ukuran ibukota negara ini memang bukanlah tujuan wisata utama ketika turis berada di Laos. Vientiane seakan hanya menjadi tempat singgah atau transit untuk kemudian melanjutkan perjalanan ke destinasi utama.

Masih banyak juga nampaknya yang ragu untuk menjadikan Laos sebagai negara tujuan wisata. Selain memang belum populer, akses dan transportasi kesana juga masih kurang memanjakan termasuk untUk urusan tiket pesawat. Tetapi, Laos nyatanya tetap diburu oleh beberapa turis yang memang tahu dan justru memang mencintai petualangan. Beberapa lokasi di negara yang tidak memiliki pantai ini juga memiliki pesonanya sendiri yang orisinil, salah satunya ialah Kota Luang Prabang, kota kuno warisan budaya yang menjadi andalan wisata di sana.

Sebelum melangkah lebih jauh mengenal wisata Laos, kamu juga bisa membaca artikel berikut ini untuk memberi gambaran hal-hal umum yang harus kamu tahu seputar Laos.


1. Mengenal Luang Prabang, Kota Warisan Dunia UNESCO

Pemandangan Luang Prabang dari ketinggian via findinglivingstone.com

Bisa dikatakan bahwa Luang Prabang adalah salah satu tujuan wisata paling populer di Laos. Banyak turis mancanegara yang sengaja datang ke Laos dan menjadikan Luang Prabang sebagai destinasi utamanya. Lantas apa uniknya Luang Prabang ini?

Luang Prabang merupakan daerah yang dulunya pernah menjadi ibukota Kerajaan Laos yang pertama. Sejarahnya yang panjang dan kaya ini membuat Luang Prabang sejak tahun 1995 dinobatkan menjadi Kota Warisan Dunia UNESCO. Kota tua dengan alam perbukitan nampak berpadu sangat manis di Luang Prabang.


Salah satu sudut jalan komersil di Luang Prabang via virginiavagabonds.wordpress.com

Kalau boleh dikatakan, Luang Prabang sangat nyaman untuk ditinggali. Jajaran rumah bergaya campuran arsitektur Perancis dan tradisional Laos tertata teratur di sepanjang jalan. Kondisi jalannya juga banyak yang rapih dan bersih, nampak seperti sudah begitu tertata sejak awal pembangunannya. Rasa religi juga masih sangat kuat dengan keberadaan kuil-kuil Buddha nya yang tersebar. Kebanyakan pula kuil-kuil ini adalah kuil-kuil yang sudah sangat tua sehingga cukup bisa memberikan kesan kuno. Akan lumrah juga berjalan dan berpapasan dengan para biksu yang tengah beraktivitas. Turis berambut pirang juga banyak tersebar disana. Sejalan dengan perkembangan wisata itu, menjamur pula bar atau restoran di beberapa sudut kota. Jadilah Luang Prabang sedikit mirip dengan Bali-nya Indonesia tetapi dengan cita rasa yang berbeda.


2. Cara ke Luang Prabang

Berjarak sekitar 400 km arah Utara dari Vientiane, Luang Prabang bisa dituju dengan menggunakan pesawat maupun jalur darat. Melalui jalur udara, Luang Prabang bisa dituju dari Kota Vientiane maupun dari kota lain di luar Laos seperti Bangkok, Chiang Mau, Hanoi, Jinghong Yunan dan Siem Reap. Bandara Internasional Luang Prabang sendiri hanya berjarak sekitar 5 km Timur Laur dari pusat kota.

Sedangkan jika memilih jalur darat juga tak perlu merasa khawatir. Sudah banyak armada bus yang melayani perjalanan ke Luang Prabang. Kamu yang di Vientiane bisa langsung menuju Northern Bus Terminal. Selain di terminal, juga bisa memesan tiket di Lasi Ticketing, Jalan Francois Ngin. Jika kamu menginap di hostel atau sejenisnya, kamu juga bisa bertanya di sana karena biasanya mereka juga menyediakan tiket bus ini.


Sleeping Bus Vientiane – Luang Prabang via titryfrilyani.blogspot.co.id

Armada malam tipe vip sleeping bus Vientiane – Luang Prabang dijual seharga sekitar 150.000-180.000 kip, itu juga sudah termasuk kupon satu kali makan Poh, seperti bihun kuah di seuah kedai. Biasanya bus akan tiba di kedai ini untuk istirahat sekitar jam 1 malam, sedangkan bus sendiri berangkat dari terminal sekitar jam 8 malam. Perjalanan dari Vientiane ke Luang Prabang akan memakan waktu sekitar 12 jam alias tiba sekitar jam 8 pagi.


3. Transportasi Umum di Luang Prabang

Setibanya di Terminal Luang Prabang, kalian bisa naik tuk tuk untuk menuju pusat kota atau lokasi tujuan. Tuk tuk di Luang Prabang sama seperti di kota lain di Laos atau d Thailand. Tuk Tuk menjadi sarana angkutan umum yang populer dan banyak digunakan oleh warga lokal karena tersebar hampir di semua penjuru kota.


Tuk tuk Luang Prabang via asia-aventura.com

Tetapi jika ingin biaya yang jauh lebih murah, berjalanlah sedikit keluar terminal dan kalian bisa menemukan E-Bus, sebuah layanan transportasi umum yang ramah lingkungan alias nol emisi. Namanya memang bus, tetapi bentuknya berupa bajaj atau tuk tuk yang dimodifikasi sehingga nampak lebih modern. E Bus ini bisa menampung sekitar 4 orang. Warna E Bus berbeda-beda sesuai jalur yang akan dilaluinya, persis sistem angkot di Indonesia. Tarifnya sendiri sangat bersahabat yaitu 3.000 kip per orangnya untuk tujuan pusat kota jika menggunakan ticket dan 5.000 kip jika menggunakan uang tunai. Perlu diingat bahwa sistem pembayaran tunai bukan dengan membayar di supirnya, tetapi harus dimasukkan ke dalam box yang sudah disediakan.


E-Bus ala Luang Prabang via blog.feldenkrais-main-kinzig.de

Seperti yang sudah diungkap diatas, warna E-Bus menandakan jalur yang dilalui. Jalur yang dilaluinya sendiri melintasi objek-objek menarik di sana, sehingga sangat bisa dijadikan pilihan jika kamu tidak berencana menyewa kendaraan. Waktu operasi E-Bus ini ialah sejak jam 7 pagi hingga 7 malam. Durasi perlintasannya sendiri ialah sekitar 10 menit sekali untuk E-Bus jalur hijau dan kuning yang keduanya beroperasi di pusat kota, dan 60 menit sekali untuk jalur merah yang melintasi area pusat kota hingga pinggiran.


Peta jalur lintasan E-Bus sesuai warnanya via laogreengroup.com


4. Tak Bat, Tradisi Sedekah Pagi untuk Biksu

Inilah salah satu tradisi yang unik dan menarik yang bisa dilihat di Luang Prabang. Tradisi keagamaan Buddha Theravada ini dilaksanakan setiap harinya sejak jam 5:30 pagi sampai sekitar jam 6:15 pagi. Pada tradisi ini, para biksu akan berjalan tanpa alas kaki menggunakan pakaian khas biksu warna oranye.

Dilakukan hampir diseluruh jalanan kota Luang Pranbang, banyak wisatawan yang sudah menunggu sejak pukul 5 subuh. Di saat yang sama, sudah banyak pedagang yang menggelar lapak untuk dijual baik kepada warga lokal maupun turis. Tapi barang dagangan yang biasanya berupa nasi ketan, kue beras, dan aneka buah-buahan ini dijual bukan untuk diri sendiri melainkan untuk nantinya diberikan kepada para biksu yang berbaris melintas.


Tradisi Tak Bak di Luang Prabang via asiatravel.services

Ya, warga lokal akan duduk berbaris di tepi jalan untuk secara suka rela memberikan sedekahnya kepada para biksu sebagai sebuah ritual harian. Hal ini karena memang Biksu dalam ajaran Buddha Theravada dilarang untuk bertani dan bahkan memasak sendiri sehingga satu-satunya cara untuk hidup ialah dengan mengumpulkan sumbangan baik makanan ataupun uang.

Tradisi ini sudah berlangsung ratusan tahun dan menjadi keunikan tersendiri bagi Luang Prabang. Meskipun memang hampir di semua penjuru bisa ditemui prosesi ini, tetapi satu lokasi paling banyak dan ramai ialah di Sakkarin Road. Hal ini karena disana banyak terdapat kuil dan sekolah biksu.

Perlu diingat, meskipun memang sudah menjadi atraksi wisata, tetapi harus juga menjaga tata krama. Bagaimanapun hal ini ialah sebuah ritual keagamaan, jangan sampai antusiasme kita sebagai turis justru mengganggu. Ketidaknyamanan karena perilaku turis ini juga bahkan kabarnya sempat dikeluhkan oleh warga dan biksu.


5. Pasar Malam Luang Prabang, Keramaian di Penghujung Hari
Luang Prabang Night Market via bestpricevn.com

Mendengar kata Pasar Malam, mungkin tampak terlalu biasa saja. Ya, memang Pasar Malam bukan sesuatu yang teramat unik tetapi tak ada salahnya juga untuk dijadikan pilihan. Pasar Malam di Luang Prabang bisa dikatakan sebagai atraksi wisata wajib ketika ada di Luang Prabang. Ratusan pedagang berkumpul di sepanjang Jalan Sisavangvong.

Pasar Malam yang mulai bergeliat sejak jam 5 sore hingga menjelang tengah malam ini selain tempat berkumpul warga, tetapi juga menjadi lokasi paling diburu wisatawan untuk menghabiskan malam. Hal ini karena selain memang ramai dan meriah, juga karena barang yang dijajakan sangat beragam. Setidaknya ada dua zonasi barang yaitu zona untuk souvenir dan zona lainnya khusus makanan lokal. Jadi, sudah terbayang bagaimana cocoknya pasar malam sepanjang sekitar 1 km ini bisa memanjakan wisatawan. Jangan lupa untuk melakukan tawar menawar karena bisa saja kamu mendapatkan harga hingga setengah dari penawarannya.


6. Gua Pak Ou, Gua Buddha di Tepi Sungai Mekong

Pemandagan dari Bagian Bibir Gua via www.motolao.com

Luang Prabang juga dilalui oleh aliran Sungai Mekong. Di sepanjang aliran sungai ini banyak hal-hal menarik yang bisa dijumpai, salah satunya sebuah Gua yang didalamnya terdapat ribuan patung Buddha. Lokasinya yang tepat di tepi sungai inilah yang membuatnya jauh lebih menarik dan berbeda.

Hal menarik lainnya dari gua Pak Ou ialah pengalaman ketika menuju kesana. Hal itu karena kita harus menggunakan perahu menyusuri sungai mekong sekitar 1 sampai 2 jam pelayaran atau sekitar 25 km dari pusat Kota Luang Prabang. Tarif perahu ke gua ini sendiri ialah sebesar 50.000 kip per orang. Selama perjalanan suasana khas daratan Indochina akan kental terasa.

Sesampainya di depan gua, pengunjung harus membayar lagi tiket masuknya jika ingin memasuki bagian dalam gua. Tarifnya ialah sebesar 20.000 kip. Gua ini sendiri terdiri dari dua bagian yaitu bagian bawah yang dinamai Tham Ting serta bagian atas yang berada di puncak bukit yang dinamai Thang Phum. Keduanya bisa dilalui dengan menaiki tangga, tentu untuk menuju Thang Phum perlu pengorbanan lebih karena akan lebih banyak anak tangga yang didaki.


7. Wat Xieng Thong, Kuil Kota Emas

Komplek Wat Xieng Thong via Villasaykhamhotel.com

Wat Xieng Thong yang berarti Kuil Kota Emas merupakan kuil kebanggan bagi Luang Prabang. Kuil ini dibangun tahun 1559 dan selesai satu tahun setelahnya dan menjadikannya sebagai Kuil tertua di Luang Prabang. Betapa penting dan berharganya Wat Xieng Thong karena kuil ini memiliki sejarah bagi biara atau tempat tinggal biksu di Laos, simbol semangat keagamaan, serta seni tradisional yang bisa terlihat dari arsitekturnya.

Kawasan kuil ini sendiri berupa sebuah komplek yang didalamnya tidak hanya terdapat bangunan kuil utama tetapi juga terdapat bangunan lain seperti sebuah tempat prosesi penguburan yang cukup besar dengan tinggi sekitar 12 meter. Selain itu, taman-taman di dalam komplek juga tertata rapih sehingga sangat nyaman untuk berlama-lama di sana.


8. Royal Palace, Museum Bekas Istana Raja

Tampak Bangunan Museum Royal Palace Luang Prabang via laostours.co

Mengunjungi museum mungkin terdengar tidak begitu menarik, tetapi tak ada salahnya untuk mengarahkan kaki ke Sisavangvong Road untuk melihat kemegahan sebuah bangunan bekas Istana Raja. Haw Kham, begitulah nama lokal yang digunakan untuk menyebut Royal Palace ini. Dibangun tahun 1904 di era kolonial Perancis, sejak tahun 1995 istana yang berarsitektur percampuran seni Prancis Beaux yang tampak dari bagian badan bangunan dan gaya seni Laos yang tercermin di bagian atap ini difungsikan sebagai museum negeri.

Sebagaimana umumnya museum, Royal Palace ini menyimpan berbagai benda peninggalan dari masa ke masa kerajaan di Luang Prabang termasuk salah satu yang paling penting ialah sebuah patung Buddha legendaris pemberian Raja Khmer Phaya Sirichanta kepada Raja Fa Ngum. Patung ini dimanai Pha Bang yang konon menjadi asal inspirasi nama Luang Prabang itu sendiri. Patung Buddha yang berada di bagian dalam istana ini kabarnya terbuat dari campuran emas, perak, dan perunggu dengan tinggi 83 cm dan berat mencapai 54 kg.

Tidak hanya museum, di komplek istana ini juga disediakan ruang yang difungsikan untuk pertunjukan tari tradisional Laos. Pertunjukkan sendiri diselenggarakan setiap hari Senin, Rabu, Jumat, dan Sabtu malam. Tentu hal ini bisa menjadi pilihan untuk bsia mendapatkan pengalaman melihat langsung kesenian daerah Luang Prabang.


9. Bukit Phu Shi, Terbaik untuk Memandang Alam

Setelah melihat keunikan budaya serta kekayaan sejarah, wisatawan masih akan dimanjakan dengan pesona alam Luang Prabang. Letak geografis Luang Prabang yang berupa perbukitan dan pegunungan menjadikan alam di sana sangat memanjakan mata. Udara yang cenderung sejuk juga membuat petualangan lebih terasa santai.


Jalur tangga ke puncak bukit via asiaforvisitors.com

Pilihan lokasi untuk melihat keindahan alam secara luas tentu saja dari lokasi di ketinggian, dan Luang Prabang sudah tentu memilikinya. Salah satu lokasi populer itu ialah Bukit Phu Shi atau Bukit Chamsy. Titik pendakian berada tepat di seberang Royal Palace sehingga tak perlu bingung mencarinya. Tiket masuknya sendiri ialah sebesar 30.000 kip. Biasanya, wisatawan mulai datang jam 3 sore karena untuk melihat matahari terbenam dari atas bukit tersebut.


Sunset dari atas bukit via pixelbip.com/mount-phousi-sunset

Pendakian ke puncak bukit tidak begitu sulit karena sudah dibangun jalur dan tangga massive. Setidaknya ada 328 anak tangga yang harus didaki untuk akhirnya tiba di puncak bukit setinggi sekitar 150 meter itu. Namun letih yang dirasa akan terbayar ketika sudah sampai di atas. Dari sana, terlihat jelas Sungai Mekong dan kota Luang Prabang serta barisan pegunungan yang seolah melindunginya. Apalagi memang saat sore hari ketika sunset, maka semua pemandangan itu berasa berkali kali lipat lebih cantik lagi.

SUMBER
tata604
4iinch
4iinch dan tata604 memberi reputasi
2
3.8K
11
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan