- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
[Cerpen Fantasi] The Secret (Book) Vegania


TS
vallerydc
[Cerpen Fantasi] The Secret (Book) Vegania
![[Cerpen Fantasi] The Secret (Book) Vegania](https://s.kaskus.id/images/2019/09/23/10678760_201909230628530810.jpg)
Ribuan tahun yang lalu, terjadi peperangan antar kerajaan yang membunuh ratusan hingga jutaan nyawa tak berdosa. Konflik perebutan wilayah dan kekuasaan menjadi faktor penting menyulutkan kobaran api peperangan. Kerajaan terbesar yang di pimpin oleh raja terganas dan terkejam sang raja loard, akhir nya menduduki sebahagian besar wilayah di daratan vegania.
Terdapat 5 kerajaan di masing-masing wilayah. Wilayah vegania terdiri dari 5 negara yaitu api, air, tanah, angin, dan alam. Raja loard sang raja pemimpin api, berhasil menaklukan beberapa negara dan kerajaan terbesar seperti kerajaan alam dan tanah. Hingga tersisa 2 kerajaan besar yaitu angin dan air yang juga di duduki oleh raja terkuat dan sulit untuk di taklukan.
Negara air di pimpin oleh raja mereka yang di juluki dengan sebutan avata dan negara angin dengan julukan arvata. Sedangkan kerajaan api sendiri merupakan kerajaan terhebat di vegania dengan memiliki ribuan kesatria kesatria hebat dan berani, membuat negara api yang di pimpin oleh raja yang di juluki sebagai artava vegania mampu berdiri kokoh dan tak terkalahkan.
Bertahu-tahun setelah peperangan antar negara, akhir nya raja loard mengumpulkan semua kesatria kesatria hebat di seluruh kerajaan api untuk melakukan penobatan yang sulit untuk di terima. Raja loard menunjuk satu kelompok kesatria dan memberi julukan sebagai kesatria abadi yang beranggotakan 3 kesatria.
Kehidupan...
Kematian...
Kejayaan...
3 julukan yg di beri kepada masing-masing kesatria abadi. Penobatan tidak berlangsung lama hingga akhir nya raja loard mengumumkan perang kepada negara tersisa. Perang sudah tidak lagi bisa di elakan, pertumpahan darah terjadi dimana-mana. Raja loard sang pemimpin perang merasa dapat menaklukan semua nagara. Sayang semua tidak sesuai rencana. Kerajaan air dan angin telah melakukan taktik dan menyusun strategi seapik mungkin. Kedua kerajaan itu bersatu hingga akhir nya sang raja artava vegania gugur di medan perang.
Dengan di bentuk nya 3 kesatria abadi tidak dapat melindungi dan menyelamatkan raja loard. Kematian raja loard membuat kesatria negara api merasa bungkam dengan serangan musuh, pemusnahan negara api sudah di mulai.
--oOo--
Iringan musik pop di handphone yang sudah aku hidupkan lebih dari satu jam yang lalu masih terdengar. Lembaran buku usang dan berdebu berserakan di tempat tidurku. Hari yg melelahkan. Hari pertama liburan, aku mengutuk setiap orang yang membuat aku terperangkap dengan buku-buku kumal dan jelek ini. Bagaimana mungkin di hari liburan mereka masih menyuruh ku melakukan tugas sekolah yang seharus nya sudah di lupakan di hanyutkan atau apapun itu.
Empat anggota wanita terpopuler di kampus berhasil membuat aku terjebak dengan permainan busuk mereka. Selalu menindas yg lemah seolah-olah merekalah ratu yang harus di sanjung, di hormati di manja. Ah! Persetan dengan mereka. Aku lempar minuman dingin ditangan ku hingga membuat salah satu wanita itu berteriak. Dan wanita itu bernama afika seorang wanita tercantik di antara ke tiga anggota nya. Cantik? Aku rasa tidak, dia lebih mirip wajan penggorengan ibu ku dari pada harus di bilang ratu kampus. Orang bodohlah yg menganggap dia cantik. Dia berteriak dan mendekatiku seraya tatapan penuh kejijikan. Memang dia mengaggapku kotoran, dasar wajan busuk.
Dasar sampah!!!
PLaakk
Satu kata terlontar dari mulut nya dan satu tamparan juga mendarat di pipiku. Sakit sekali. Apa dia pikir aku akan diam? Tentu saja aku diam.
Diam penuh arti. Hingga diam itu berubah menjadi api di sekujur tubuh ku. Amarah yg tak terbendung. Aku menampar nya dan aku juga menendang nya, tidak kuat. Tapi cukup membuat dia terlontar jauh kesudut meja makan. Afika tak berkutik, dia meringis kesakitan dan darah keluar dari hidung nya.
Hidup seringkali tidak berbuat adil. Di saat orang lain menindas kamu dan kamu mencoba menjaga harga diri sebagai seorang manusia tapi lagi lagi kamu tetaplah sampah. Terbukti hari ini, ibu amanda seorang dosen di kampus ku dan juga orang tua dari afika. Menyalahkan aku atas perbuatan yg sudah aku lakukan di kantin kampus hari ini. Dia menghukum ku karna sudah menyakiti anak nya. Menyakiti anak nya? Bagaimana dengan anak nya yang menyakitiku? Dia tidak peduli.
" Apa anda akan tetap diam di saat orang lain menghina, menyakiti, atau melukai perasaan anda?!. Apa anda tidak tau yang nama nya kemanusian. Apa anda tidak mengajarkan bagaimana bersikap baik kepada anak anda?!. Apa anda mendukung perbuatan anak anda yang selalu menindas!.
" CUKUP! Hormati saya disini! Saya dosen disini dan saya dapat dengan mudah mengeluarkan kamu dari kampus ini! "
" Oh. Anda mengancam saya dengan mengatas namakan dosen! "
" Apa kamu mau saya keluarkan?! "
" Silahkan, apa peduli saya! "
" Baik, hari ini kamu siap-siap menangis dan angkat kaki dari kampus ini, dan jangan salahkan saya karna saya sudah berbicara baik dengan kamu! "
" Silahkan, silahkan keluarkan saya dari kampus ini!, dan saya juga bertanya kepada anda. Apa anda sudah menghormati saya sebagai mahasiswi di sini?!. Apa kampus ini sudah benar benar menjadi contoh dan panutan yg baik seperti yg anda lontarkan ke setiap orang. Dan saya juga bisa mengancam anda karena kampus ini adalah penindas, penindas dan bullying tetap hidup di kampus ini, bahkan dosen yang paling di sanjung dan di hormati di kampus ini pun masih melindungi orang-orang yg melakukan bullying dengan mengatas namakan anak. Dan anda juga mengancam saya dengan mengatas namakan dosen!. Silahkan jika anda mau mengeluarkan saya! Dan saya juga bisa mengeluarkan anda dari kampus ini. Kira-kira apa kata rektor kampus jika dia mendengar masalah ini, saya rasa anda juga akan menangis dan berlutut menyesal!. "
Ibu amanda terdiam mendengar perkataan ku hingga akhir nya dia keluar dan membanting pintu sekeras mungkin. Meskipun aku sudah membungkam mulut ibu yang sangat menyebalkan itu, tapi tetap saja pihak kampus memberiku hukuman. Dengan alasan melakukan kekerasan di lingkungan kampus bukanlah contoh yang baik bagi seorang siswi.
" Aaaaaaaaaa !!!!!!!! "
Aku lempar buku kumal yang ada di tanganku. Menghabiskan liburan dengan membuat makala tentang cerita abad puluhan memang menyebalkan. Inilah keseharian ku hari ini. Mengumpulkan buku-buku tua dan berdebu dan harus merangkum semua nya menjadi satu. Aku juga bingung kenapa pihak kampus harus memberi tugas ini sebagai hukuman. Maksud ku, apa tidak ada tugas yang lebih menarik, seperti tempat yang bagus untuk refreshing atau mengulas cowok tertampan di dunia. Setidak nya itu bisa membuat otak ku tenang sejenak.
" Buku tua menyebalkaaaannn!! " Aku berteriak sekuat hatiku.
" Liinnn!! apa kamu bisa tenang, ibu sedang telpon sekarang "
Langsung kututup mulutku dengan buku dan berbaring di atas kasur.
" Maaf bu " kata ku kemudian.
Kulihat buku yang sekarang di tanganku. Buku yang sangat membosankan, penuh dengan sejarah dan kisah-kisah yang aku tidak tau apa itu benar terjadi atau tidak.
" Milik LOARD " Aku lihat tulisan kecil di halaman paling belakang.
" Loard, siapa dia? Anak iseng "
Tengah melihat-lihat isi buku, tiba-tiba ada secarik kertas jatuh tepat di atas wajah ku. Kertas yang sudah usang tua dan di makan usia bahkan warna nyapun sudah kuning lusuh.
" Kertas antik " Pikirku.
AKu ambil kertas itu dan membuka nya, hanya ada tulisan kecil yang mengatakan
" Vegania, negara terbesar. Api air tanah angin alam. Vegania. Masuk dan berkelilinglah. Temukan emas "
" Apa maksud nya?, lagipula apa itu vegania, negara? Tidak pernah dengar "
Buku aneh yang aku temukan melengkapi kebosanan ku hari ini. Aku lempar kertas itu dan tidur.
--oOo--
Dua puluh tahun kemudian..
Peperangan yang sudah berlangsung berpuluh tahun akhir nya usai dengan kalah nya kerajaan api di tangan raja avata dan arvata. Pemusnahan negara api berlangsung sangat cepat, pembakaran terjadi di setiap wilayah dan menghanguskan puluhan rumah penduduk. Kerajaan yang dulu berdiri kokoh kini porak poranda menyisakan puing puing kerajaan api. Raja loard yang gugur di medan perang memberikan dampak yang luar biasa bagi kehancuran vegania.
Negara air dan negara angin memberikan perintah untuk membunuh setiap kesatria dan setiap orang yang berhubungan dengan kerajaan, termasuk pembantaian terhadap keluarga kerajaan harus terjadi demi mendamaikan vegania dan meminimalisir kudeta yang di lakukan oleh kalangan kerajaan api. Setiap orang yang di anggap mengancam kedudukan negara air dan angin akan langsung di tindas di bantai di bunuh agar peperangan yang mengahabiskan ribuan nyawa tidak terjadi lagi.
Ratu, pengeran, dan putri kerajaan api tidak tersisa. Mereka hancur bagai puing puing tak berarti. Kematian semua keluarga kerajaan membuat negara api di ambil alih oleh air dan angin, hingga pada akhir nya kerajaan air dan angin bersatu dan membentuk semua kerajaan di vegania menjadi satu kerajaan, yang bernama vegania kingdom.
" Tolong.. tolong.. tolong saya " Rintihan kata yang di ucapkan seorang wanita yang sudah tak berdaya dan berlumuran darah.
" Tolong saya, tolong saya, saya mohon "
Rintihan kata yang semakin menyayat hati, tangisan nya, gengaman tangan nya yang lemah, dan ucapan nya yang semakin menghibah, membuat siapa saja tidak akan sanggup untuk melihat nya. Tubuh yang tak lagi utuh, dengan tangan yang masih memeluk harapan dan keputus asaan, wanita itu melepaskan harapan dan meninggalkan nya. Harapan yang sangat dia jaga. Sampai pada waktu nya keputus asaan membawa ajal menghembuskan nafas terakhir sang wanita.
Tangisan terdengar sendu menghantarkan kepergian sang wanita. Harapan yang sudah berpindah peluk mewarnai tangisan kehancuran keputus asaan bagi siapa saja yang menyaksikan kejadian itu.
" Demi tuhan, akan aku jaga titipan harapan ini "
--oOo--
Baru saja aku merasa tenang, pandanganku berubah menjadi hitam gelap tanpa sedikitpun cahaya penerangan, apa aku tiba tiba buta. Oh tidak aku buta!
" Ibu! Ibu! Tolong, aku buta! "
" Tolong siapa saja, aku mohon! "
Aku hanya bisa berteriak sebisaku berharap ada seseorang yang mendengarkan. Sulit di percaya cobaan datang bertubi tubi. Dan lebih sulit di percaya aku buta di usia remaja.
" Tolong! Ibuuuuu! " Air mata mulai membasahi pipiku, teriakan dan jeritan yang sudah aku lakukan tak membuat siapapun datang.
" Ibuuuuu! " Semua orang seolah-olah menghilang dan bungkam dan enggan menemuai gadis malang ini, atau jangan - jangan aku sudah mati?
" Lin " sebuah suara terdengar memecah isakan tangisku.
" Lin bangun. Bangun dan berkeliling lah "
" ibu? Apa itu ibu ? " Seusai aku bertanya. Pandangan hitam gelap bagai kematian berubah menjadi cahaya putih yang sangat terang. Terpampang jelas seorang wanita sedang berdiri tepat beberapa meter dari ku.
" Bangun lin " Wanita itu mulai berbicara kepadaku, aku tau dia dan aku sangat mengenal nya.
" Ibu, apa yang terjadi? "
Tatapan dan raut kebingungan masih aku rasakan, butiran keringat membasahi wajah dan tubuhku.
" Bangun dan berkeliling " ibu menyuruhku melakukan sesuatu tapi sungguh aku tidak mengerti apa yang dia ucapkan.
" Apa ibu? " aku masih bertanya tanya apa yang sebenar nya ibu inginkan, dan yang lebih membuatku bingung ada di mana aku sekarang?
" Aku bilang bangun! Apa kau tidak mengerti?! "
Suara dan ekspresi ibu berubah dengan cepat. Tatapan mata lembut berubah menjadi tajam dan siap menyerang siapa saja.
" Ibu, kenapa? Ada apa? "
" Masih tidak mengerti! Bodoh! " Jawab ibu dengan marah.
Ibu terlihat sangat marah, pandangan nya padaku bukan seperti ibu.
" Anak bodoh! Pergi atau aku bunuh kau ! "
Yang lebih mengejutkanku ibu mengeluarkan pedang yang entah dari mana datang nya, dan ibu mengarahkan nya padaku. Aku kaget dan tak bisa berbuat apa-apa.
" Ibu kenapa dengan pedang itu? Kau tidak bermaksud membunuhku bukan? "
Pertanyaan yang seharus nya tidak aku ucapkan. Pertanyaan bodoh yang seharus nya tidak perlu di tanya dan pergi melarikan diri.
" Hahaha! "
Ibu tertama sadis melihat ku. Dia bukan seperti ibu yang aku kenal, kata-kata dan ekspresi nya berbanding terbalik dengan ibuku. Dengan pedang yang masih di arahkan padaku ibu mulai berjalan dan mendekati ku. Melihat reaksi ibu seperti itu membuatku langsung berjalan mundur. Mata ibu seperti di telan kegelapan, tidak ada cahaya yang bisa menenangkan ibu. Mata hitam kelam di kuasi makhluk kegelapan.
" Tidak ibu, apa yang akan kau lakukan " Sambil berjalan mundur aku terus memperhatikan ibu. Tapi tidak denganya dia semakin tertawa dan memain mainkan pedang yang kapan saja siap melayang ke arah ku.
" Dalam hitungan ketiga, kalau kamu tidak bangun dan berkeliling pedang ini akan menembus jantung mu! " Kata-kata ibu semakin menakutkan tidak ada candaan di dalam nya.
" Satu... " Benar saja ibu mulai menghitung, aku mulai takut melihat apa yang akan ibu lakukan. Sungguh ini di luar nalar dan pikiran ku.
" Dua... " Ibu terus menghitung dan senyum menakutkan masih terlihat di raut wajah nya.
" Ibu hentikan ! Jangan lakukan ini. Aku lin ibu anak mu! " Aku harap ibu sadar setelah mendengar ucapanku, air mata tak henti henti nya mengalir, hanya sebuah harapan untuk ku sakarang. Apa aku akan mati di tangan ibuku sendiri.
" Tiga.... !! " Ibu melanjutkan hitungan terakhir
" Hahaha bodoh! Kamu akan mati! "
Kata terakhir yang di ucapkan ibu. Dengan tubuh yang sedikit di jongkokkan tiba-tiba ibu berlari dan mengayunkan pedang nya kearah ku.
" Tidak, ibuuuu! "
Aku bergegas lari dan menyelamatkan diri, mungkin ini sudah terlambat tapi harapan selalu ada. Aku tapis semak belukar dan pepohonan yang berada di kanan dan kiri. Suara tawa ibu masih terdengar jelas mengikuti langkah kaki ku. Tidak ada manusia selain aku dan ibu di tempat ini. Pepohonan besar semak belukar dan hewan mengerikan seperti laba-laba dan ular di setiap jalan. Tak sedikit aku harus terjatuh karena terjungkal pepohonan yang seperti sengaja melakukan nya.
" Tolong, tolong, tolong saya " Teriakan ku memecahkan kesunyian tempat ini, tidak ada yang menyaut pertolonganku. Melainkan suara tawa ibu yang semakin membesar dan meroak ke seluruh tempat.
" Tolong saya, tolong saya, saya mohon "
Isak tangis pecah dan tak bisa aku tahan lagi, lengan tangan yang tergores semak belukar tak bisa di pungkiri. Rasa sakit menyambar keseluruh tubuhku. Darah mulai menetes membasahi baju dan tanganku. Aku terus berlari tak tau jalan pasti kemana aku pergi, aku ikuti jalan yang menurutku aman, tapi sayang aku terjatuh lagi. Akar pohon yang tiba-tiba muncul dan membuat aku tersandung semakin membuat rasa takut. Secapat mungkin aku bangkit dan melepaskan ikatan nya.
" Lin... Aku di belakang mu! Hahahaa! "
Suara menakutkan ibu semakin menggema didalam telingaku, aku tidak lagi bisa mengontrol apa yang harus aku lakukan. Dengan cepat aku bangkit dan terus berlari.
" Ibu... Sudah cukup. Aku lin anak mu, sadar ibu sadar!! "
Suara gemetar keluar dari mulutku. Bukan hal yang mudah berbicara di saat seperti ini. Tangan kanan yang semakin terluka tergores ranting dan semak belukar melengkapi rasa takut ku saat ini. Jika harapan itu tidak ada, aku mohon bunuhlah aku sekarang. Aku berhenti berlari dan langsung berbalik melihat ibu yang sudah ada di belakang ku. Aku takut bahkan sangat takut.Tapi jika harapan telah hilang, sejauh apapun aku berlari semua tak akan pernah berubah. Ujung pedang terpampang jelas di mataku. Raut wajah ibu yang masih tertawa tajam tentu membuat butiran keringat turun deras di wajahku.
" Ibu, bunuh aku sekarang! Bunuh aku jika itu mau mu! "
Aku berteriak dengan sisa tenaga. Aku tau inilah akhir nya, akhir dari perjalan hidup yang semakin menyedihkan. Tapi aku tidak akan mengelak jika harus mati di tangan ibuku sendiri. Aku terima dan lakukanlah sekarang. Mendengar ucapanku semakin memberikan kesenangan di raut wajah ibu, ibu semakin mendekat dan semakin dekat hingga pedang itu berada tepat di depan mata ku. Ku tutup kedua mataku dan aku terima akhir dari cerita ini. Aku tarik nafas panjang dan berkata.
" Aku siap "
.............
Semua terasa semakin aneh, apa aku sudah mati?, tidak lagi ada tawa tajam ibu atau suara cekikikan yang menggema di rongga telingaku. Suara hening hutan belantara memberikan ketenang di hati dan fikiran.
" Aku sudah mati, aku yakin. Aku sudah mati " fikirku.
Perlahan aku coba membuka mata dan melihat apa yang sebenar nya terjadi. Sangat mencengangkan, mataku terbelalak melihat apa yang sekarang ada di hadapanku. Ibu sudah mati. Ibu mati dengan pedang menusuk dan menembus jantung nya.
" Aaaaa...... !! "
Aku menjerit ketakutan, tubuhku terasa sangat lemas dan membuat aku tak kuasa menahan tubuhku sendiri. Aku terjatuh. Samar-samar aku melihat sosok hitam besar berdiri tepat di samping tubuh ibu, dengan tangan yang berlumuran darah. Dia tidak sendiri ada banyak bahkan puluhan, sosok hitam itu mulai mendekati ku. Aku tak bisa berbuat apa-apa.
Pandangan yang semakin menghilang menghantarkan ku pada pandangan hitam gelap seperti yang pertama aku rasakan. Aku kembali berada di tempat gelap tanpa setitikpun cahaya, aku mati aku yakin!
--oOo--
Diubah oleh vallerydc 24-09-2019 12:25






someshitness dan 5 lainnya memberi reputasi
6
2K
9


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan