tsuway.c001Avatar border
TS
tsuway.c001
Salah Kaprah Tentang MSG, Generasi Micin Masuk Sini!

Selamat siang GanSist!
Weekend waktunya me time!
Tapi ujung-ujungnya tetep Ngaskus.

Sudah sejak lama MSG atau yang lebih dikenal dengan Micin menjadi kambing hitam atas kebodohan seseorang. Kadang kita sering dengar statement maupun judgement semacam ini.

"Bego banget sih lo, kebanyakan makan micin ya?"

Atau jika ada seseorang yang bertingkah konyol dan dengan tidak sengaja merugikan orang, langsung saja di cap sebagai Generasi Micin, padahal belum tentu juga dia mengonsumsi MSG dalam kesehariannya.

Generasi Milenial memang tidak dapat dilepaskan dari pengaruh teknologi, akan tetapi yang sering terjadi adalah mereka langsung menelan mentah-mentah kabar yang beredar tanpa membaca terlebih dahulu pokok masalahnya dimana dan mencari kebenarannya.

Biar ga ada lagi yang salah kaprah dan selalu mengkambing hitamkan Micin, yuk bareng-bareng kita cek faktanya tentang serpihan putih satu ini.


Micin apaan sih?

Seorang ilmuwan Jepang pada tahun 1908 melakukan penelitian terhadap banyak makanan yang menggunakan rumput laut yang menurutnya memiliki rasa lezat bercampur gurih yang sangat khas. Konon gurih ini adalah merupakan cita rasa kelima pada lidah kita selain manis, asam, asin dan pahit. Ilmuwan tersebut adalah Kikunae Ikeda dan dia menamai rasa yang menurutnya unik itu dengan nama kangen umami.

Dan tidak banyak yang tahu bahwa ternyata rasa umamiitu berasal dari senyawa glutamat yang terkandung di dalam rumput laut.

GIF

(sumber: BBC Earth Lab via YouTube)

Sampai kemudian Ikeda berhasil menciptakan senyawa sintetik dari glutamat dan menggabungkannya menggunakan natrium agar lebih stabil, lalu dikemas dalam bentuk kristal. Inilah yang kemudian kita kenal dengan nama Monosodium Glutamat (MSG) atau sering disebut Micin.

Kaitan cap BODOHyang menempel pada micin dengan Sindrom Restoran China

Setelah Ikeda memperkenalkan dan mempatenkan Micin, semua orang hampir menyukai cita rasanya. Kemudian banyak restoran yang menjadikan penemuannya sebagai bahan tambahan dalam masakan mereka, termasuk di negara adi daya Amerika Serikat.

Kemudian pada tahun 1968 tersebar isu bahwa MSG adalah zat yang cukup berbahaya. Isu ini menyebar setelah seorang dokter asal negeri China yang bernama, Robert Ho Man Kwok menulis sebuah surat yang bersifat spekulatif dan mengirimkannya kepada sebuah kantor Jurnal Medis yang terletak di New England. Dalam suratnya dia menyampaikan keluhan bahwa setiap kali ia makan di restaurant Chinese, lima belas sampai dua puluh menit setelah itu ia merasakan sakit pada bagian lengan, leher dan punggung yang disertai debaran jantung yang cepat dan juga rasa lemas. Ho Man Kwok menamakan efek tersebut dengan Sindrom Restauran China, dan amat sangat kebetulan sekali pada waktu itu kebanyakan restauran china menggunakan MSG sebagai bahan tambahan.

Dari sinilah orang mulai paranoid dengan MSG atau micin. Ditambah lagi setahun kemudian ada seorang ilmuwan yang melakukan percobaan dengan menyuntikan MSG pada tikus putih, dan kemudian si tikus putih dinyatakan mengalami kerusakan otak. Orang makin ketakutan menggunakan micin sebagai bahan penyedap rasa makanan, karena mereka pikir micin dapat merusak otak.

Dari sinilah muncul predikat Generasi Micin, generasi yang dicap mengalami kerusakan otak. Eitsss ... tunggu dulu, jangan asal nge-judge Micin bikin bodoh. Faktanya pembentuk utama dari micin adalah asam glutamat, yang juga terdapat pada bahan makanan lain seperti keju, jamur, tomat dan kecap.

Jadi kenapa kita harus takut mengonsumsi micin sedangkan kita tidak takut memakan makanan lainnya yang mengandung asal glutamat?

Kalau mau kita telisik secara angka, makanan ringan hanya mengandung campuran MSG sekita 0,5 gram saja, sementara menurut BBC Earth Lab, kita mengonsumsi 10-20 gram asam glutamat dari makanan lainnya, perbedaan angka yang signifikan bukan?
Dan kalau kita mau teliti dengan penelitian yang melibatkan tikus putih yang disuntikkan MSG ada yang janggal, yaitu cara memasukkan MSG ke tikus putih percobaan adalah dengan di suntik, sedangkan micin yang masuk ke tubuh kita melalui makanan dan singgah pada sistem pencernaan. Dosisnya juga sangat berbeda. Jadi sebenarnya tidak ada masalah dengan bahannya, yang menjadi masalah adalah metode dan jumlahnya.

Jadi sebenarnya MSG itu cukup aman untuk dikonsumsi.

Lalu apa yang menyebabkan kebodohan?
Yang menyebabkan kebodohan adalah karena orang tersebut tidak mau belajar dan mencari tahu lebih dalam terhadap suatu ilmu.

Sebenarnya micin ini banyak manfaatnya terutama bagi penderita hipertensi, bisa menggunakan micin sebagai pengganti garam karena micin memiliki kandungan sodium yang jauh lebih sedikit dibanding garam. Rasa gurih pada micin yang tercipta dari kandungan glutamat juga dapat berperan dalam menambah nafsu makan.

So ... mulai sekarang STOP mengkambinghitamkan Micin sebagai penyebab kebodohan!


Eh tapi kalo cara makannya begini ya jelas bukan micinnya yang bodoh, tapi emang orangnya yang bodoh.



Sumber : Referensi 1 & Referensi 2
Diubah oleh tsuway.c001 05-10-2019 04:55
ceuhetty
sebelahblog
zafinsyurga
zafinsyurga dan 41 lainnya memberi reputasi
42
6.1K
137
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan