- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Subhanallah! Bapak Ini Menolak Kursi Roda Ketika Thowaf Padahal Jalannya Susah


TS
trifatoyah
Subhanallah! Bapak Ini Menolak Kursi Roda Ketika Thowaf Padahal Jalannya Susah
Lelaki Yang Berjalan Dengan Hati

Apa kabar Agan Sista semuanya, semoga dalam keadaan sehat walafiat. Bahagia selamanya.
Kali ini saya ingin berbagi pengalaman tentang sebuah kisah inspiratif, yang saya alami bersama bapak yang luar biasa. Ketika kami sama-sama di Baitullah. Sebuah pengalaman yang membuat hati trenyuh.
Namanya Pak Rahmat, usianya 73 tahun, sekilas dia adalah laki-laki biasa, yang mempunyai tujuh buah hati.Istrinya meninggal dunia ketika anak-anaknya masih kecil. Beliau membesarkan anaknya dengan penuh cinta dan kasih, sebagai seorang tukang bangunan. Ditinggal Istri tercinta membuat beliau sedih, bagaimana tidak beliau harus mengurus ke tujuh putranya sendirian. Sedih, Tapi itu tidak berkepanjangan karena hidup harus terus berlanjut.
Pak Rohmat kembali menikah ketika anak bungsunya sudah duduk di bangku Tsanawiyah, memberikan ibu baru buat anak-anaknya bukanlah perkara mudah. Berbagai ujian hidup senantiasa datang silih berganti.
Hari-hari dilalui dengan penuh perjuangan. Laki-laki tinggi dengan rambut hampir seluruhnya memutih itu menadapat panggilan Allah SWT, untuk menjadi tamunya di Baitullah, semua itu berkat anak-anaknya yang membiayai keberangkatan umrahnya. Terlebih karena doa yang tiada hentinya, disetiap helaian napas, selapas beliau melepas rindu pada sang Khaliq. Doa itu benar-benar diijabah.

Laki-laki yang pantang menyerah itu, kini tengah menikmati kerinduannya akan sang Nabi tercinta Muhammad SAW.
Bayangkan dari rumah beliau berangkat sudah diwanti-wanti, oleh sang anak untuk menggunakan kursi roda, ketika Thowaf dan Sai, uang saku sudah diberikan untuk Laki-laki yang jalannya sedikit terpincang, dan orang-orang meragukan akan tenaganya, karena usia sepuhnya.


Ketika seorang ustadz menawarkan kursi roda untuk melaksanakan Thowaf dan Sai, Pak Rohmat menolak, semua itu karena apa? Semua itu karena Beliau ingin membadalkan istrinya. Uang saku dari anak-anaknya tidak untuk kepentingannya sendiri.

Hati pasrah dengan penuh kemantapan Beliau memilih melaksanakan Thowaf dan Sai tanpa kursi roda. Laki-laki sepuh itu, berjalan bukan dengan kaki, melainkan dengan hati, langkah demi langkah mengitari Kakbah zikir senantiasa terukir. Satu putaran dua putaran, hati bergetar. Ya Allah betapa semuanya terasa dimudahkan. Langkah kakinya terlihat begitu ringan. Bener saja segala sesuatu itu tergantung dari niatnya.
Innamal akmalu bin niat, kalau niatnya baik InsyaAllah semuanya akan baik-baik saja.
Langkah kakinya diringankan oleh pemilik hati. Demi istri belahan jiwa. Pak Rahmat laki-laki tua itu, tengah berdiri dengan dengan mata berembun menatap lurus ke Kakbah, Labaik Allahuma Labaik ....
Suatu Senja
Makkah 19 Sep 19
Bersama Bapak Rohmat.
sumber gambar doc.pri n opini pribadi

Apa kabar Agan Sista semuanya, semoga dalam keadaan sehat walafiat. Bahagia selamanya.
Kali ini saya ingin berbagi pengalaman tentang sebuah kisah inspiratif, yang saya alami bersama bapak yang luar biasa. Ketika kami sama-sama di Baitullah. Sebuah pengalaman yang membuat hati trenyuh.
Namanya Pak Rahmat, usianya 73 tahun, sekilas dia adalah laki-laki biasa, yang mempunyai tujuh buah hati.Istrinya meninggal dunia ketika anak-anaknya masih kecil. Beliau membesarkan anaknya dengan penuh cinta dan kasih, sebagai seorang tukang bangunan. Ditinggal Istri tercinta membuat beliau sedih, bagaimana tidak beliau harus mengurus ke tujuh putranya sendirian. Sedih, Tapi itu tidak berkepanjangan karena hidup harus terus berlanjut.
Pak Rohmat kembali menikah ketika anak bungsunya sudah duduk di bangku Tsanawiyah, memberikan ibu baru buat anak-anaknya bukanlah perkara mudah. Berbagai ujian hidup senantiasa datang silih berganti.
Hari-hari dilalui dengan penuh perjuangan. Laki-laki tinggi dengan rambut hampir seluruhnya memutih itu menadapat panggilan Allah SWT, untuk menjadi tamunya di Baitullah, semua itu berkat anak-anaknya yang membiayai keberangkatan umrahnya. Terlebih karena doa yang tiada hentinya, disetiap helaian napas, selapas beliau melepas rindu pada sang Khaliq. Doa itu benar-benar diijabah.

Laki-laki yang pantang menyerah itu, kini tengah menikmati kerinduannya akan sang Nabi tercinta Muhammad SAW.
Bayangkan dari rumah beliau berangkat sudah diwanti-wanti, oleh sang anak untuk menggunakan kursi roda, ketika Thowaf dan Sai, uang saku sudah diberikan untuk Laki-laki yang jalannya sedikit terpincang, dan orang-orang meragukan akan tenaganya, karena usia sepuhnya.


Ketika seorang ustadz menawarkan kursi roda untuk melaksanakan Thowaf dan Sai, Pak Rohmat menolak, semua itu karena apa? Semua itu karena Beliau ingin membadalkan istrinya. Uang saku dari anak-anaknya tidak untuk kepentingannya sendiri.

Hati pasrah dengan penuh kemantapan Beliau memilih melaksanakan Thowaf dan Sai tanpa kursi roda. Laki-laki sepuh itu, berjalan bukan dengan kaki, melainkan dengan hati, langkah demi langkah mengitari Kakbah zikir senantiasa terukir. Satu putaran dua putaran, hati bergetar. Ya Allah betapa semuanya terasa dimudahkan. Langkah kakinya terlihat begitu ringan. Bener saja segala sesuatu itu tergantung dari niatnya.
Innamal akmalu bin niat, kalau niatnya baik InsyaAllah semuanya akan baik-baik saja.
Langkah kakinya diringankan oleh pemilik hati. Demi istri belahan jiwa. Pak Rahmat laki-laki tua itu, tengah berdiri dengan dengan mata berembun menatap lurus ke Kakbah, Labaik Allahuma Labaik ....
Suatu Senja
Makkah 19 Sep 19
Bersama Bapak Rohmat.
sumber gambar doc.pri n opini pribadi
Diubah oleh trifatoyah 05-10-2019 19:13






tien212700 dan 15 lainnya memberi reputasi
16
2.4K
42


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan