Kaskus

Entertainment

l13skaAvatar border
TS
l13ska
Pendakian Gunung Semeru: Kubuka Mata Batinku Demi Kau
Pendakian Gunung Semeru: Kubuka Mata Batinku Demi Kau

Bulan sudah semakin tinggi, tepat berada diatas kepala kami. Jam digital ditangan sudah menunjuk ke angaka 12.

Jalan yang kami susuri terasa semakin sepi. Hawa dingin merasuki tubuh kami. Suara jangkrik berderik perlahan hilang dari telinga kami. Semakin kami berada di ketinggian, angin semakin kuat berhembus. Seolah menyapa kemudian meyusup melewati jaket yang tebal dan menyentuh kulit kami.



Gunung Semeru, ketinggian 3.676 meter di atas permukaan air (mdpl).

Pendakian Gunung Semeru: Kubuka Mata Batinku Demi Kau
Picture: galamedia.news


Pendakian ini terasa melelahkan bagi kami semua. Rasanya tak seperti pendakian terdahulu. Sejak satu jam yang lalu, kami seolah berputar-putar di tempat yang sama. Padahal seharusnya kami sudah ada di Puncak Semeru. Menatap indahnya bumi Jawa di titik tertinggi.

Aku Bram, Ini adalah pendakian tersulit bagiku. Selain menjaga diriku aku juga berkewajiban menjaga kawan-kawanku. Ini adalah kali kedua aku melangkahkan kaki dalam satu tim di gunung tertinggi di Pulau Jawa ini. Pertama kali saat pelantikan anggota baru Unit Pecinta Alam di kampusku. Kala itu rasa mendaki tak begitu menyeramkan seperti saat ini.

Aku benar-benar takut kehilangan dia. Perjalanan jauh ini kutempuh karena gadis manis yang setia dengan jilbab segi empatnya. Kudengar dengan melewati Tanjakan Cinta Ranu Kumbolo, seseorang bisa menemukan cinta sejati mereka.

Aku tahu ini hanya mitos. Tapi aku ingin mempercayai mitos nyleneh ini. Supaya rasa yang kupendam dua tahun terakhir ini tersampaikan padanya. Nuri. Cahaya hatiku.

Pendakian Gunung Semeru: Kubuka Mata Batinku Demi Kau
Tanjakan Cinta Ranu Kumbolo


Saat baru memasuki area pendakian, semua berjalan dengan wajar. Namun hal aneh terus menghampiri tim pendakian yang berjumlah enam orang ini. Terlebih ketika kami sudah melewati Danau Ranu Kumbolo dan sukses menaklukan Tanjakan Cinta Ranu Kumbolo. Satu persatu dari kami tiba-tiba menghilang tanpa kutahu apa penyebabnya.

Pendakian Gunung Semeru: Kubuka Mata Batinku Demi Kau
Picture: detikTravel


Mula-mula Ihsan, kawanku yang super ganteng bak aktor Korea itu tiba-tiba raib. Disusul kemudian Sukma, pacar Ikhsan yang tak kalah cantik layaknya Song Hye Kyo. Tak lama kemudian, Anggun yang pamit buang air kecil juga hilang di antara semak belukar.

Anehnya, saat itu Anggun sedang ditunggui Alex, pendaki dari kampus kuning yang sebulan terakhir jadi gebetannya. Alex pun kebakaran jenggot demi mencari Anggun di antara semak-semak. Sulit mencari Anggun layaknya mencari jarum dalam tumpukan jerami. Padahal jelas Anggun tak sekecil jarum malahan ia bertubuh bongsor.

Kali terakhir, dalam kekhawatiran akan teman-teman yang hilang. Aku menggenggam erat tangan Nuri yang juga tengah diselimuti ketakutan. Nuri berbisik bahwa ia khawatir bakal bernasip sama seperti ketiga kawan lainnya. Hilang.

Alex misuh-misuh karena gebetannya hilang ditelan bumi.

"Anjirr, bagaimana bisa sih Anggun dan yang lain hilang tanpa jejak?"

"Bram.. Jangan-jangan bener lagi kata juru kunci tadi." Raut muka Nuri yang cantik berubah pucat seketika.

Wajahnya yang dipoles make up naturalis sudah dipenuhi keringat dingin. Nuri panik namun tetap cantik.

"Emang juru kunci tadi bilang apa?" selidikku pada Nuri.

"Kalau kita tak bisa jaga sopan santun selama pendakian. Kita bakal diganggu."

"Bullshit." Alex spontan berkata kotor.

"Udahlah gak usah percaya gitu-gituan. Hari gini mana ada hantu di gunung kayak gini. Lihat aja. Kalau sampai anak-anak gak katemu. Gue bakar abis ini hutan." Lanjut Alex penuh emosi

"Jangan ngaco loe.Mulut itu jangan asal nyrocos aja. Kalo loe bakar nih tempat trus ternyata temen-temen ada di dalam dan ikut kebakar gimana? Ngaco aja loe!"

"Sorry bro, gue becanda."

emoticon-Traveller


"Loh, mana Nuri?" aku kaget mendapati Nuri telah hilang dari sisiku.

Benar adanya, Nuri memang sudah menghilang dari pandanganku. Aku dan Alex bingung mencari Nuri. Setelah lelah mencari. Aku merasakan kejanggalan akan hilangnya mereka. Ada yang aneh.

"Pasti ini ulah makhluk lain." Gumamku

"Stop, jangan ngaco bro. Dari tadi disini cuma ada kita berenam. Makhluk lain apaan??" Ucap Alex dengan sok.

Akhirnya, demi meyakinkan kecurigaanku dan menemukan keberadaan ketiga kawanku. Aku pun membuat keputusan tersulit dalam hidupku. Yakni: Membuka mata batin.

Membuka kembali apa yang pernah kututup selama sepuluh tahun terakhir. Kulafalkan surat al-iklhas dengan penuh keyakinan kuminta Allah untuk membuka kembali anugerah yang pernah kutolak itu.sumber

"Bismillah." Kulihat sebuah lobang muncul diantara udara tepat di depanku.

Sebelum aku meninggalkan Alex, kusuruh ia untuk turun meminta bantuan pada juru kunci. Saat aku melangkah masuk ke portal alam gaib. Kulihat Alex sudah berlari menuruni Gunung.

emoticon-Travelleremoticon-Traveller


Alam ghaib. Aku sudah memasuki alam ghaib. Sebuah dimensi ruang dan waktu yang berbeda dengan alam manusia. Saat memasuki alam ini aku melihat dua buah patung penjaga. Dalam hitungan detik patung itu berubah jadi dua makhluk bertubuh besar dengan pakaian layaknya penjaga kerajaan kasultanan. sumber

Pendakian Gunung Semeru: Kubuka Mata Batinku Demi Kau
Picture: Phinemo


Aku menyusuri sepanjang jalan yang bisa kulewati. Banyak mata makhluk tak kasat mata menatap benci padaku. Seolah tak suka akan kehadiranku. Terlebih beberapa dari mereka gagal mendekatiku.

Pendakian Gunung Semeru: Kubuka Mata Batinku Demi Kau
Picture: Islamudina.com


Mereka takut ketika kujulurkan keluar kalung berlafadz nama Allah dari kerah bajuku. Mereka yang hendak mendekat sontak mundur perlahan. Beberapa malah menghilang dari pandangan.

Kulihat ada Sukma, Anggun dan Ihsan terikat pada sebuah pohon besar. Kuhampiri mereka bertiga. Mereka tengah tertunduk lunglai. Pingsan.

"Dimana Nuri?" kutanyai Ikhsan sambil mencoba melepas ikatan mereka.

Tak ada jawaban, Ihsan seperti masih syok. Meski terkenal ganteng lelaki kece ini memang pengecut. Beberapa detik kemudian, dibukanya mata Ikhsan perlahan. Nafas masih terengah-engah, ia hanya mampu menggelengkan kepala.

Setelah berhasil melepas ikatan mereka.
Kubangunkan Sukma yang masih pingsan. Kutanyakan padanya akan keberadaan Nuri. Sukma yang baru tersadar dari tidurnya menunjuk ke sebuah arah.

"Nuri. Makhluk itu tadi menyeret tubuh Nuri kesana." Suara Sukma lirih.

"Tunggu disini. Kurang ajar. Berani makhluk hina itu sentuh sehelai rambut Nuri. Kumusnahkan dia dari dunia ini." Ucapku penuh emosi.

"Tunggu Bram, jangan tinggalkan kami lagi." Pinta Anggun

Rengekan Anggun menghentikan langkahku.

"Iya Bram. Please, bro gue gak berani." Ikhsan memohon.

"Oke. Tetap bersama di belakangku. Ingat. kalian bantu aku dengan banyak doa. Gak boleh ada yang takut." Perintahku

emoticon-Travelleremoticon-Travelleremoticon-Traveller


Ketiga kawanku sudah berjalan di belakangku. Kami berempat menyusuri jalan yang gelap itu. Dari kejauhan kulihat Nuri duduk bersimpuh dibawah pohon besar. Sementara sosok bertubuh serba ijo dengan dua taring tajam tengah duduk di sebuah singgasana yang berada tepat dibawah pohon.

"Nuri." Panggilku

"Bram." Nuri menoleh kearahku, pandangan Nuri kosong. Ada rasa getir dalam hatiku melihat orang yang kucintai seperti itu.

"Serahkan teman kami."

"Tidak. Dia milikku." Makhluk astral itu berdiri dari singgasana. Tangan besarnya menjambak kasar jilbab Nuri. Terkoyaklah dan seketika berantakan jilbab yang tadinya diselipkan rapi di dalam kerah jaket Nuri.

"Agh agh. Lepas. Sakit. Bramm tolong."

"Nuriiii." Teriak Sukma tak tega, ia hampir menangis.

"Sukma tenanglah. Bantu dengan doa ya." Pintaku pada Sukma. Ia pun mengangguk mengerti.

"Bukan. Dia bukan milikmu." makhluk itu melotot kejam.

"Kasihan sekali kau. Mencintai wanita penuh kemunafikan seperti ini." Ucap makhluk itu dengan suaranya yang berat.

"Apa maksudmu?" Tanyaku heran.

"Lihatkah caranya berpakaian!" Semua mata tak terkecuali mataku tertuju pada Nuri yang tak berdaya. Tak tega, air mata tak henti mengalir membasahi pipinya.

"Memakai kerudung tapi hatinya sangat kotor." Ucap makluk itu. Diangkatnya tubuh Nuri dengan menarik jaketnya. Nuri mengerang kesakitan.

"Aku suka sekali dengan wanita seperti ini." Ditariknya Nuri mendekati dirinya.

"Sengaja aku mengambilnya terakhir karena dia spesial." Makhluk itu tertawa buas seperti serigala.

"Wanita munafik!" Bentaknya

"Sholatnya hanya untuk riya. Ibadahnya hanya unyuk riya. Tak ada satu pun ibadahnya ditujukan untuk Tuhan. Hahahaha" Wajah Nuri di dekatkan ke wajah makhluk itu

"Tidaaaak. Braaammm. Tolong aku."

"Lihatlah. Bahkan di detik-detik terakhir hidupnya ia tak menyebut nama Tuhan. Hanya nama Bram."

"Diam. Kau tak berhak berkata seperti itu." Kukumpulkan semua keberanianku.

"Bramm, tolong aku." Nuri masih menangis.

"Dengerin aku Nuri. Aku gak bisa berbuat banyak."

"Semua tergantung kamu. Jangan dengarkan kata-kata iblis yang melemahkan hatimu ini. Kamu harus yakin dan meminta pertolongan sama Allah. Aku yakin kamu bisa Nuri."

Mata makhluk ijo itu tiba-tiba melotot garang demi mendengar kata iblis keluar dari mulutku. Pandangannya semakin tak bersahabat. Penuh kebencian.

Tangan besar makhkuk itu tiba-tiba mencengkeram kuat seolah tak mau melepaskan tubuh Nuri. Ia menggenggam dan meremas kerah jaket Nuri hingga nafasnya sesak. Kulihat dimata Nuri ada keputus-asaan. Mungkin, pikirnya tak ada kesempatan bagi Nuri melepaskan diri.

"Ikuti perkataanku nuri: Ashadu anlaa illa haillallah wa ashadu anna Muhamadun abduhu wa rosulullah. Laa illaha illallah. Laa illaha illallah allahu akbar." Aku menuntun Nuri bersyahadat. Aku berusah semampuku menolongnya. Menjauhkan tangan jahat iblis dari tubuh Nuri-ku.

Ketiga kawanku semakin merapatkan tubuh mereka ke tubuhku. Sambil terus mengikuti apa yang kubacakan. Kecuali Anggun, ia tengah memegang erat gelang dengan ornamen salib di tangannya. Dia tak henti menyebut nama Bapa di Syurga.

Nuri mulai komat-kamit mengikuti semua perkataanku. Awalnya ia terbata-bata, seiring detik berlalu ia semakin lancar berucap. Keyakinan mulai terpancar diwajahnya. Semangat hidup pun kulihat kembali diwajah ayunya.

Makhluk bertubuh besar itu berubah gelisah kemudian seolah kepanasan. Ditahannya suara rintihan penuh dari bibir bertaring itu. Asap keluar dari tubuh besarnya, seolah terbakar. Akhirnya ia melepas cengkeraman tangan jahatnya dari tubuh Nuri yang mulai ringkih.

Secepat kilat pohon besar bersama singgasana yang didudukinya menghilang bersama kepulan asap. Makhluk tak kasat mata itu menghilang dari pandangan kami.

"Agh, tidaaak. Tunggu pembalasanku. Jika aku harus ke neraka, kupastikan kalian semua turut serta bersamaku." Terdengar teriakan terakhir makhluk itu. Menggema memecah kesunyian yang mencekam.

Ketiga kawanku: Ikhsan, Sukma dan Anggun saling berpelukan. Aku menghampiri Nuri yang tertunduk lemas. Kemudian mendekap tubuh yang masih menggigil ketakutan itu. Tiba-tiba semua pemandangan menyeramkan di depan mataku telah menghilang.

emoticon-Travelleremoticon-Travelleremoticon-Travelleremoticon-Traveller


Saat aku mengedipkan mata, kami sudah berada di tempat semula. Tempat dimana satu persatu kawanku lenyap dibawa makhluk astral. Pemandangan malam tak lagi seram. Kulihat juru kunci dari kejauhan. Ia berjalan dan menghampiri kami.

"Kalian baik-baik saja?" Tanyanya khawatir

"Iya Pak. Dimana teman kami Alex?" Tanyaku.

"Alex yang mana?" Tanya Pak Sukun, juru kunci Semeru. Kami berlima terheran dan hanya bisa saling pandang satu sama lain.

"Sejak awal, kalian kesini cuma berlima bukan?"

"Berlima?" kami saling pandang. Dari kami berlima, Anggun terlihat paling ketakutan.

"Anggun? are you okey?" Tanya Sukma sambil memegang lembut tangan Anggun.

"A a a Aku, fine. OK. Alex?!.." Anggun belum menyelesaikan ucapannya, ketika juru kunci itu berbicara lagi.

"Aku khawatir ada apa-apa dengan kalian, mangkanya aku menyusul."

"Sejak awal sudah kuperingatkan bukan? Tapi kalian malah melanggar beberapa aturan pendakian. Lagi pula ini malam
Jumat Kliwon. Semua makhluk gaib di gunung ini pasti keluar." Jelas beliau.

"Mungkin yang kalian lihat itu hantu. Beberapa bulan yang lalu ada pendaki tewas pasca menyulut rokok dan menyebabkan kebakaran disini." Lanjut beliau meneruskan.

"Ayo turun. Tak ada gunanya melanjutkan pendakian ini." Ajakku tegas.

Mereka menurut, hari sudah mulai pagi.
pantangan para pendaki
Pendakian Gunung Semeru: Kubuka Mata Batinku Demi Kau
Picture: hipwee
u


Di jalan tampak sosok bayangan lelaki pendaki melambaikan tangan ke arah kami sambil tersenyum. Alex, aku tak tahu jika kau kini sama dengan mereka. Pantaslah saat kubuka mata batinku aku melihat tubuhmu penuh luka bakar. Rupanya, kaulah pendaki yang tewas oleh asap putung rokokmu. Semoga kini kau tenang disana, Kawan.

ceuhettyAvatar border
sebelahblogAvatar border
zafinsyurgaAvatar border
zafinsyurga dan 8 lainnya memberi reputasi
9
1.1K
24
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan