- Beranda
- Komunitas
- Story
- Heart to Heart
Mengenangmu Dania Leesandra Fransiska (Dalis)


TS
Threenooo
Mengenangmu Dania Leesandra Fransiska (Dalis)

" Yu lis. " ajak gw mengulurkan tangan kepadanya.
" Gendoooong. " pintanya meranjuk manja.
" Duh lis, gandengan aja deh. Aku bawa badan sendiri aja udah berat kamu minta gendong. Wleee. " ucap gw menujulurkan lidah.
" Ih ino endut pelit. " ucapnya cemberut.
" Udah deh lis, manja banget sih kamu. Sini om gandeng. " ucap gw mengedipkan mata seolah olah meledekinya.
" Yu om kita jalan jalan ke mall. " ucapnya tak kalah dengan ledekannya.
Dengan rambut selengan dan poni has berbentuk tirai. Lekuk hidung yang mancung, ditambah bentuk indah matanya yang minimalis menambah imutnya sosok ciptaan tuhan ini. Jauh berbanding terbalik dengan gw, yang gendut dan dibawah standar wajah gw kala itu. Sangat beruntung gw bisa mendapatkan sosok wanita ini.
Tibalah disebuah mall berada didaerah jakarta timur yang bersebelahan dengan komplek perumahan kostrad. Tetap dengan menggandeng erat tangan gw, seperti layaknya angka sepuluh mungkin gambaran orang kala itu saat gw bergandengan tangan dengannya mengelilingi mall tersebut. Hahaha
" Ino... Capek. " ucapnya manja.
" Duduk disana aja yu lis, sekalian makan. " ucap gw menunjuk sebuah tempat makanan siap saji yang berada dilingkungan dalam mall.
" Gendoooooong. " ucapnya cemberut.
" Ya ampun, lis. Malu aku diliatnya sama orang orang. " ucap gw sambil menggaruk garuk rambut yang sebenarnya tidak gatal.
" Gendooong! " ucapnya merengek keras.
" Iya ya. " ucap gw sambil membungkukan badan dan dengan cepat dia merangkul pundak gw. Gw nyerah dan kalah karena rengekannya.
" Ke meja sana ya bang. " ucapnya meledek dan menujuk suatu tempat di sudut ruangan yang ramai penuh dengan pengunjung.
" Emang gw ojek gendong. " ucap gw protes.
" Hehehe. " tawa hasnya dengan pelan melewati kuping gw.
Ia memilih meja yang berada dekat dengan kaca besar yang sangat jelas bisa melihat keluar jalan besar dengan pemandangan lalu lalang kendaraan.
" Mau makan apa lis? " tanya gw yang sedang duduk berhadapan.
" Nasi goreng ada? " ucapnya dengan menaikan kedua alisnya.
" Ya ampun lis, ini kan mcd aneh aneh aja ah. " jawab gw dengan sedikit kesal.
" Hihihi. Abis pake tanya makan apa, kan biasanya kita makan friedchiken. " ucapnya nyengir hebat.
" Kamu tunggu disini ya, biar aku yang pesan kesana. " ucap gw.
" Oh gitu kamu ninggalin aku dimeja sendirian? Kalo ada yang godain aku duduk dideket aku gimana? " ucapnya dengan jutek.
" Terserah kamu lis! " ucap gw meninggalkan meja menuju kasir pemesanan.
Masih ingat dengan jelas, makanan favoritenya. Ayam goreng tepung bagian dada dengan saus tomat yang banyak. Ya, sampai saat ini ingat dengan semua hal tentang dia. 10 menit mengantri akhirnya makanan pun bisa gw sajikan untuknya.
" Bantuin dong lis, malah nyengir liatin gw kaya gitu. " protes gw yang sedang membawa nampan besar.
" Hihihi, ya ya. Kamu cocok deh. " ucapnya meledek.
" Terserah kamuuuuu. " ucap gw jutek dan menaruh nampan berada dihadapannya.
" Wooo. Ngambek... " Sebuah cubitan mendarat dihidung gw. Gw pun cuma meringis pelan.
Moment yang indah, bertatapan sambil dengan asiknya terfokus makanan masing masing.
" Nih kulit ayamnya. " ucap gw memberikan kulit ayam goreng.
" Loh... Kamu ga mau? " tanyanya heran.
" Ya mau sih sebenernya. Tapi percuma nanti juga kamu bajak kulit ayamku. " ucap gw asik mengunyah daging ayam yang hangat ini.
" Hehehe. Tau aja kamu. "
Itulah dia, sedikit jahil dan usil. Tapi itu yang membuat gw gemas dengannya dan ga mau melewatkan sedetik pun moment bersamanya.
" Diem diem, itu kamu makan sausnya kemana mana." ucapnya dengan tangannya mendekati wajah gw.
" Mana? " ucap gw dengan meraba wajah gw tepat dibagian bibir.
" Kena deeeh. " Colekan saus mendarat tepat dihidung gw.
" Daliiiis. Hidung aku panas tau kena saus. " ucap gw mencoba membersihkan saus yang ia colekan ke hidung gw.
" Hahahahaha. " Tawanya bergema keras dikuping.
" Duuh. Maaf ya sayang, sini aku bersihin. " ucapnya genit.
" Ga Ga Ga! " ucap gw menghidar dari tangannya yang mau menyentuh wajah gw lagi.
Itulah dia penuh dengan kejahilannya yang membuat hari hari gw berwarna.
Selepas makan gw dan dia pun menuju ke tempat permainan tepat dilantai atas, ya timezone. Penuh canda tawa riang menghiasi hari itu, sampai detik ini pun gw bisa merasakan bahagianya waktu itu. Yang kadang membuat gw meneteskan air mata karena gw ga bisa lagi mengulang moment berharga itu.
" Pulang yu... Udah sore. " ucap gw menarik tangannya dengan pelan.
" Makasih ya ino sayang, udah nemenin aku jalan jalan. " ucapnya manis memegangi tangan gw yang saat itu berjalan menuju pintu keluar mall.
" Iya lis, aku juga seneng. Bisa seneng seneng sama kamu. " gw merangkul pinggangnya dia pun juga begitu.
Sesaat sampai tiba dilantai dasar langkah gw dan dia terhenti, karena dia merengek minta sesuatu.
" Ino... Sini liat. " ajaknya kesalah satu stand penjual boneka.
" Bagus ya boneka doraemonnya. " menunjuk sebuah boneka berukuran sedang berbentuk karakter kartun doraemon.
" Kamu mau ya? " ucap gw pelan.
" ... " mengangguk pelan seperti layaknya anak kecil menginginkan sebuah mainan.
" Maaf ya lis, uang aku belum cukup beli boneka itu. " ucap gw membisik ketelinganya.
" Yaaah. " ucapnya lesu.
Dalis, sosok wanita yang fanatik sekali dengan boneka doraemon. Bahkan dikamarnya pun penuh dengan ornamen karakter kartun tersebut. Kejadian dimall tersebut memang benar, uang gw ga cukup untuk membeli sebuah boneka yang dia inginkan. Terlihat raut wajah lemas tergambar didirinya. Waktu itu gw hanya seorang pelajar yang hanya memiliki uang pas untuk jajan sehari hari, kadang untuk bisa pergi dengannya gw harus menyisihkan sedikit uang jajan.
Tepat Dihari ulang tahunnya, sebulan setelah kejadian dia merengek meminta sebuah boneka. Gw pergi ke mall itu lagi sendiri dan mencari boneka yang diinginkannya, untung saja boneka tersebut masih terpajang dietalase toko yang dijajakan oleh sebuah stand penjualan.
" Mba... Boneka doraemonnya berapa ya? " tanya gw kepenjaga stand.
" Ini mas? Dua ratus ribu. " ucap wanita penjaga stand tersebut.
" Boleh deh mba. " ucap gw mengambil dompet disaku.
" Mau dipitain ga mas dibungkusan plastiknya? Buat pacarnya kan? " tanya penjual itu lagi.
" Boleh mba. Iya buat pacar saya. Hehehe " ucap gw sedikit merasa malu.
" Seneng banget pacar masnya dikasih boneka ya. " ucapnya menyodorkan boneka yang sudah terbungkus manis.
" Semoga mba, soalnya dia ulang tahun hari ini mba. " ucap gw menyerahkan uang dan menyambut bungkusan boneka itu.
" Wah best moment banget itu nanti. " ucapnya.
" Hehehe. Makasih ya mba, yu saya duluan. " ucap gw berpamitan kepada wanita penjaga stand tersebut.
Siang hari setelah pulang sekolah, gw diminta dalis kerumahnya. Gw pun mengiyakan dan tak lupa membawa kado spesial buatnya yang gw sembunyikan ditas sekolah gw.
Tersaji sebuah kue ulang tahun ukuran medium dan ditemani mamah papah dalis dan juga beberapa teman temannya.
" Tiup lilinnya... Tiup lilinnya... Sekarang juga. " senandung lagu terucap serentak.
" Make a wish dulu lis. " ucap gw menatap dia.
" Hehehe. " menatap gw dengan nyengir indah.
Sebuah potongan kue pertama ia berikan ke mamahnya, potongan ke dua untuk papahnya, dan potongan ke tiga diberikan kepada gw.
" Endut. Mau kue ga? " ucapnya berkedip dengan ledekan hasnya.
" Mau lah lis dari tadi gw ngiler. " ucap gw ngasal.
" Nih. " menyodorkan sebuah potongan kue yang tersaji.
" Makasih ya lis. " ucap gw.
" Oh ya, nih. " gw memberikan sebuah boneka yang dia inginkan dengan merengek waktu itu disebuah mall.
" Inooooo. Makasih ya. " ucapnya dengan mata berkaca kaca. Pelukan hangat pun mendarat ditubuh gw. Canggung dan kikuk karena dilihat oleh papah mamahnya yang gw lihat tersenyum bahagia.
" Seneng ga? " tanya gw.
" Bangeeeet. " teriaknya dengan antusias.
" Makasih ya endutku. Kok kamu bisa sih dapetin boneka ini, kan aku mintanya udah sebulan yang lalu. " tanya dia tetap dengan posisi memeluk tubuh gw.
" Iya kan gw harus nabung dulu lis baru bisa kebeli deh bonekanya, hehehe. Maaf ya lama. " ucap gw grogi.
" Ih kamu mah maksain. " ucap dia gemas dan melepas pelukan.
" Hehehe, kebetulan momentnya pas ya lis. Aku bisa kasih boneka yang kamu mau tepat dihari spesial kamu. " ucap gw dengan mencubit hidungnya dengan gemas.
" Duh. Asiknya sampe tante dilupain. " ucap mamahnya membuat gw kaget.
" Eh iya maaf tante. " ucap gw kikuk.
" Yuk mah pacaran juga kita. " ucap papahnya.
" Yuk pah, emang mereka doang yang bisa mesrah mesrahan. " ucap mamahnya dan meninggalkan gw, dalis, dan teman temannya.
" Apaan sih mah pah. " protesnya.
" Wah asik ya kalian lengket bangket kaya lem aibon. " celetuk salah satu temannya.
" Sirik lu hahaha. " tawanya protes.
" Eh lu pada dimakan ya, gw mau kedepan rumah dulu sama ino sebentar. " ucapnya.
" Iya deh yang mau mesrah mesrahan. " ucap temannya.
Berada dihalaman rumahnya yang cukup luas penuh dengan rimbunnya pohon menambah suasana sejuk.
" No... Makasih ya. " ucapnya merangkul pinggang gw.
" Iya sayang. Makasih juga udah membuat hari hari aku berwarna. " ucap gw.
" Duduk disitu yu. " ucapnya menunjuk sebuah ayunan terbuat dari besi. Dan gw pun duduk berhadapan dengannya.
" Lis. Aku sayang banget sama kamu. " ucap gw menatapnya dengan tersenyum.
" Udah tau tuh. Hihihi " ucapnya nyengir.
" Ih nyebelin banget kamu mah lis, mau romatis malah kamu gitu. " ucap gw protes.
" Hahaha. Gaya gayaan kamu mau romantis, aku tatap mata kamu aja kamu suka salah tingkah. " ucapnya jahil.
" Terserah kamu deh lis, kalah mulu aku. " ucap gw cemberut.
" Hehehe. " Diraihnya tangan gw. " Ino, tanpa kamu ngomong berulang ulang kalau kamu sayang sama aku, aku pun tau itu. Setiap hari kita selalu jalani hidup ini berdua, canda, tawa, sedih, duka. Sampai saat ini bisa kita jalani dan melewatinya. Ino, aku beruntung bisa punya kamu. Walaupun kamu gendut, muka pas pasan. Tapi Aku sayang banget sama kamu. " ucapnya dengan manja.
" Tuhkan, kamu mah udah enak enak bikin aku terbang. Eh malah kamu jatohin aku dari ketinggian. " ucap gw protes.
" Hehehe. Bercanda ah, endut mah pundungan. " ucapnya manis.
" Lis. Suatu hari nanti aku boleh ga mengemas semua kenangan kita dalam sebuah tulisan. " tanya gw.
" Kaya bisa nulis aja, tulisan kamu itu udah kaya ceker bebek mau gaya gayan. " ucapnya dengan nada meledek.
" Ah terserah kamu lis. " ucap gw cemberut.
" Nah kan pundung lagi, cubit juga nih. " ucapnya dan mencoba mencubit perut gw.
" Eitsss. " gw pun menghindar.
" Emang kenapa kamu mau mengemas kenangan kita dalam bentuk tulisan? " tanyanya dengan nada serius.
" Kamu tau kan lis, apa yang telah terjadi suatu saat akan menjadi hal yang berharga " ucap gw.
" ... " menggangukan kepalanya pelan.
" Dengan aku menuliskan cerita kita. Kita akan tau bahwa dunia itu penuh warna lis, dan suatu saat kalau kita ingin mengenangnya kembali kita cukup melihat tulisan itu sebagai saksi tersurat tentang kenangan kenangan kita nanti. " ucap gw menjelaskan.
" Lalu kalau kita ditakdirkan ga bersama selamanya, apa kamu akan tetap menulis dan menyimpan semua kenangan kita? " tanyanya menatap langit langit.
" Pasti lis... Karena aku ingin menunjukan kesemua orang bahwa aku punya cerita indah sama kamu. Lagian kamu mah ngawur ah ngomongnya, emang kamu mau apa kita ga bersama lagi? " ucap gw dengan nada pelan.
" Yeee. Bukan gitu ino endut. Kan ga selamanya kita ini berada didunia, suatu saat kita akan kembali kepadanya. " ucapnya tetap dengan asik menikmati alunan ayunan.
" Udah ah jangan ngomong kaya gitu lis. " ucap gw dan meraih tangannya gw genggam erat.
" Aku takut lis. " ucap gw lirih.
" Hehehe. Ga usah takut ino sayang, aku kan masih sama kamu. " ucapnya lembut.
" Udah ya kamu jangan ngomong gitu lagi. " ucap gw.
" Iya ya sayang. Sini cubit dulu peyutnya. " ucapnya manja dan mencubit gemas perut gw.
Terlarut dalam canda disebuah ayunan tepat dihalaman rumahnya, membuat gw dan dalis lupa akan teman teman didalam rumahnya.
" Yu lis masuk. Ga enak sama temen temen kamu, ditinggal lama. " ajak gw.
" Yu. "
" Ojek gendong neng? " ucap gw membungkukan badan menawari ia untuk digendong.
" Boleh bang. " dan seperti biasa dengan sigap dia merangkul pundak gw.
" Ngeeeeng. Ngeeeeng. Belok kanan bang, eh belok kiri bang. " ucapnya penuh tawa dan bergaya seperti anak anak.
22 Desember 2012 🌹
*****
Secuil memori tentangmu, tentangku, dan tentang kita.
Lis... Kamu tau? saat aku menulis secuil kenangan ini aku masih bisa merasakan tawamu, candamu, jahilmu, usilmu.
Lis... Kamu tau saat aku menatap boneka yang dulu kamu minta dengan merengek ke aku dan akhirnya aku bisa memberikan tepat di hari ulang tahun kamu. Aku bisa merasakan kasih sayang kamu.
Lis... Kejadian disebuah ayunan dihalaman rumahmu mengapa baru aku sadari bahwa itu adalah tanda kalo kamu benar benar akan meninggalkan aku.
Lis... Aku kangen kamu, candamu, tawamu yang has, kejahilan mu yang membuat aku bisa tertawa, manjamu yang membuat aku bisa merasakan indahnya berbagi kasih.
Lis... Denganmu aku belajar dalam hidup, denganmu aku belajar tentang kasih sayang dengan ikhlas, denganmu aku memiliki cerita indah yang tuhan beri.
Lis... Maafin aku yang sampai saat ini masih ingat akan semua kenangan bersamamu. Aku janji lis, suatu saat jika aku menemukan seseorang yang tepat tuk mengisi ruang hati aku yang kosong ini aku akan membuatnya bahagia sama seperti kita dulu.
Lis... Semoga salam sayang dan cinta aku sampai ke kamu ya.
Lis... Melalui tulisan ini aku mengenangmu. Terimakasih dalisku. 🌹
Dania Leesandra Fransiska
(22 Desember 1995 - 12 November 2014)
Untukmu Ku Bertahan, Dan Menjaga Bunga Terakhir Ini.




eja2112 dan rizkyarif23 memberi reputasi
2
945
10
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan