daffoazharAvatar border
TS
daffoazhar
Menikah Tanpa Pacaran (Cerita Baper)


Bagian 2

Mata Dara perlahan mulai terbuka. 'Kok gelap?' batin Dara tidak mengerti sambil memegang keningnya masih pusing karena mabuk semalam.
'apakah sekarang masih malam?' Dara menarik selimutnya lebih tinggi dan merubah posisi tidur menyamping. Tapi tangannya seperti menyentuh sesuatu yang halus, seperti kulit tangan. Apakah Nia tidur bersamanya? Tapikan Nia menyewa kamar hotel sendiri tidak ada alasan ia tidur di kamar Dara. Jangan-jangan...? Oh, astaga....

Dara membuka matanya lebar-lebar, lalu ia melihat sesosok pria yang tidak dikenalnya tertidur di sampingnya tanpa pakaian. Dara teriak sekencang-kencangnya membuat pria di sampingnya yang masih tertidur dengan lelap terperanjat dan bangun.

Dara dan pria itu terduduk di tempat tidur, lalu keduanya kembali berteriak dengan histeris. Dara mengintip ke balik selimut dan melihat tubuhnya sendiri tanpa pakaian sehelaipun. Astaga apa yang terjadi? Terlihat di bawah tempat tidur berserakan pakaiannya dan pakaian pria itu.
"K_kau siapa?" teriak pria itu lalu menyalakan lampu di samping tempat tidur.

"Kau yang siapa? Kenapa kau ada di kamarku?" pria itu terkejut lalu bangun dan buru-buru mengenakan pakaiannya, lalu keluar dan mengecek nomor kamar. Setelah itu ia kembali ke dalam.

"Heh ini kamarku! Nomor 201. Kau yang salah masuk kamar." Dara terperanjat, dengan cepat ia membalut tubuhnya dengan selimut mengambil bajunya yang berserakan di bawah lalu ia mengenakan pakaiannya. Ia meneliti seluruh ruangan, dan baru sadar ternyata ia yang salah masuk kamar.

"M_mm maafkan aku," sahut Dara lalu cepat-cepat keluar dari kamar itu, tapi saat ia akan menekan gagang pintu pria itu menahannya.

"Tunggu!"

Dara berbalik. Pria itu membuka tirai ternyata hari sudah siang. Setelah membuka tirai, pria itu duduk di sofa yang menghadap ke layar TV.

"Kesini sebentar!" kata pria itu tanpa melihat Dara. Dara menurut dan menghampiri pria itu lalu duduk di sampingnya dengan gugup.

"Apakah kau ingat apa yang terjadi semalam pada kita?" Dara mengkerutkan keningnya mencoba mengingat. Lalu ia menggeleng pelan.

"Apakah kau merasakan sesuatu yang lain padamu? Hm, maksudku sesuatu yang aneh pada...." pria itu tidak melanjutkan ucapannya karena itu terlalu vulgar. Dara mengerjap, ia tahu apa yang dimaksud pria itu. Dara mengangguk. Bahkan sangat jelas ia rasakan karena ini pertama kali untuknya. Kaki Dara seketika terasa lemas, hancur sudah. Masa depannya hancur dalam semalam. Dara menutup mulutnya dengan tangan yang gemetar.

Pria itu menjatuhkan kepalanya ke sandaran sofa sambil meraupkan tangan ke muka, mencoba mengingat, lalu ia ingat sepintas apa yang terjadi semalam. Ia mengira yang tidur dengannya adalah kekasihnya yang baru sampai dari Mellbourne, karena mabuk ia tidak bisa menahan diri akhirnya ia melakukan apa yang seharusnya tidak ia lakukan.

Akhirnya Dara pun mengingat kejadian semalam, ia tahu seseorang sedang melepaskan pakaiannya, karena mabuk ia berhalusinasi bahwa yang melepaskan pakaiannya adalah Joseph.
Lalu mereka melakukan itu dengan imajinasi masing-masing.

Tapi tunggu dulu, sepertinya Dara pernah melihat sosok pria itu, tapi di mana?

"Hm, by the way apakah kau tidak mengenaliku?" tanya pria itu.

"Memangnya kau siapa?" Dara balik bertanya.

"Astaga, yang benar saja. Kau benar-benar tidak mengenalku?" seru pria itu tidak percaya, Dara menggeleng pelan dengan wajah polos. Pria itu tertawa hambar.

"Baiklah, aku bersyukur kalau kau tidak mengenalku," sahut pria itu.

Dara melihat wajah pria itu lebih teliti, lalu seketika matanya terbelalak, sekarang ia ingat melihat pria itu di mana. Di poster, ya benar di poster. Semalam orang-orang berbondong-bondong untuk melihat konsernya. Kata Nia pria itu adalah Reindra.

"Ya ampun, apakah kau si penyanyi itu?" Dara kembali menutup mulutnya dengan tangan ia kaget setengah mati. Rei melipatkan tangan di dada sambil menatap Dara dengan heran. Apakah di negeri ini masih ada orang yang tidak langsung bisa mengenaliku? Apakah aku tidak terlalu populer? Rei menggeleng. Tidak mungkin, kecuali kalau orang itu hidup di planet lain. Batin Rei.

"Ya, aku Reindra."

Dara memegang kepalanya dengan kedua tangan lalu menjatuhkannya ke lengan sofa. Bagaimana ini? semalam aku melakukan itu dengan pria yang dipuja seluruh wanita di negeri ini, bagaimana kalau mereka tahu? Matilah aku. Batin Dara pilu.

"Kau kenapa?" tanya Rei. Dara menggeleng, ia masih membenamkan wajahnya di lengan sofa.

"Apa kau menangis? baiklah aku minta maaf. Aku melakukan itu karena tidak sengaja. Aku mabuk semalam. Aku harap kita tidak memperpanjang masalah ini." Dara mengangkat wajahnya sambil melotot mendengar ucapan pria itu.

"Hei, semudah itukah kau meminta maaf? Apa kau tahu, kau sudah merusak masa depanku. Ini_ini pertama kalinya bagiku. Bagaimana kalau terjadi sesuatu yang buruk? Bagaimana kalau aku ham_"

"Hentikan! itu tidak akan terjadi." seru Rei, walaupun dirinya sendiri juga tidak yakin dengan ucapannya.

"Tetap saja kau yang sudah merenggut keperawananku! Nanti bagaimana kalau aku menikah, aku harus bilang apa pada suamiku? apakah aku harus mengatakan padanya kalau keperawananku sudah direnggut olehmu?" Dara berucap dengan nada tinggi, ia tidak percaya kalau pria itu menganggap ini bukan masalah besar. Apakah dia sudah terlalu sering melakukan ini jadi dia menganggap ini hal sepele?

"Hei sudah kubilang aku tidak sengaja. Lagipula, kenapa harus aku saja yang meminta maaf? Kau juga salah. Kau sudah salah masuk kamar. Kalau kau tidak salah masuk kamar, masalah ini tidak akan terjadi, kau tahu!"

Dara mengerjap, benar juga apa kata pria itu. Kalau saja Dara tidak salah masuk kamar masalah ini tidak akan terjadi. Sekarang ia tahu apa yang salah di balik masalah ini. alkohol. Ya, semua ini karena alkohol sialan itu.

"Aku mabuk semalam. Maafkan aku. Lagian kenapa kamarmu tidak dikunci sih?" Rei tercenung. Ah sialan, ini pasti ulah asistennya yang selalu ceroboh itu. Pikir Rei.

Rei menghela nafas panjang sambil meraupkan tangan ke wajah. Lalu berkata, "Ini kesalahan kita berdua, jadi kita tidak perlu menuduh satu pihak saja. Oke?" Dara menghela nafas yang terasa berat. Bagaimanapun juga ini sudah terjadi. Tapi tetap saja ia merasa sedih. Sesuatu yang berharga itu harus hilang oleh orang yang tidak ia cintai. Dengan cepat Dara mengusap matanya yang mulai berair.

"Oke, aku tahu," ucapnya lirih lalu berdiri. " Baiklah, aku pergi dulu." Dara sedikit membungkukan badannya dengan sopan sebelum pergi.

Saat di pintu, Dara hampir saja bertabrakan dengan Nino manager Rei yang akan masuk. Nino kaget bukan kepalang. Tanpa mengatakan sepatah katapun lagi Dara berlari meninggalkan kamar itu sambil menagis.

Nino menghampiri Rei yang masih duduk di sofa dengan wajah bingung.
"Rei, tadi siapa?" tanya Nino, membuat Rei terperanjak kaget dengan kedatangan managernya itu.

"S_siapa?" Rei pura-pura tidak tahu.

"Tadi, ada perempuan cantik yang keluar dari kamar ini sambil menangis," kata Nino.

"Menangis?" Rei sedikit kaget. Perempuan itu menangis? Hati Rei sedikit terusik mendengar perempuan itu menangis.

"Iya dia menangis. Apakah itu fans yang menerobos ke sini? Wah, ini bahaya, selama ini Reilover tidak ada yang bersikap berani seperti itu."

"Bukan, dia bukan Reilover" jawab Rei.

"Lalu siapa dia?" Rei terdiam. Astaga Rei bahkan tidak tahu nama gadis itu. ia lupa bertanya. Di pikirannya sepintas terbersit bagaimana kalau terjadi sesuatu yang tidak diinginkan? Apa yang harus Rei lakukan? Apakah ia harus tanggung jawab? Lalu bagaimana dengan karirnya dan yang terpenting bagaimana dengan Nadine?

Nino menatap Rei dengan curiga. Sepertinya ada sesuatu yang ia tidak tahu. Padahal selama ini Nino sangat tahu Rei luar dalam. Rei tersenyum pada Nino menenangkan.

"Dia bukan siapa-siapa kok. Kau tenang saja."

"Kau menyembunyikan sesuatu dariku?" Nino terus menyelidik, karena ia yakin Rei sedang menyembunyikan sesuatu darinya. Rei tidak mau mengatakan apa yang terjadi sekarang, bisa-bisa Nino mati berdiri. Tidak, Nino tidak boleh tahu tentang masalah ini.

"Sudahlah. Aku mandi dulu. Sudah hampir jam delapan. Wartawan itu pasti sudah menunggu," sahut Rei, lalu pergi ke kamar mandi.

***

TBC
adityasatriaji
hkm777
hkm777 dan adityasatriaji memberi reputasi
2
2.9K
4
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan