- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Miris! Nasib Mantan Atlet, Dulu Dipuja Kini Merana


TS
ba.noeng
Miris! Nasib Mantan Atlet, Dulu Dipuja Kini Merana

Sejatinya seorang atlet tak jauh berbeda dengan pahlawan. Kerja keras dan semangat yang ia bawa untuk bisa mengharumkan nama bangsa dalam perhelatan dunia sangatlah luarbiasa. Namun sudahkah perjuangan atlet diapresiasi secara benar? Lalu bagaimana kehidupannya di masa mendatang pasca pensiun dari dunia olahraga?Sejahterakah?
Bagai Butiran Debu
Mungkin sebagian atlet yang masih disegani karena nama besarnya begitu beruntung masih sanggup bertahan. Tapi bagaimana dengan atlet yang sudah tak terdengar lagi kabarnya hingga sekarang? Padahal berbagai medali berhasil diraih dari kejuaraan internasional.
Sebut saja Susi Susanti. Atlet badminton peraih medali emas di Olimpiade Barcelona tahun 1992 ini melarang anak-anaknya untuk terjun di cabang olahraga manapun. Bukan tanpa alasan. Masa depan yang kurang jelas menjadi penyebab utama. Susi Susanti harus memulai dari nol setelah pensiun. Jatuh bangun merintis bisnisnya, perusahaan apparel bulutangkis bernama Astec.
Lain lagi cerita Amin Ikhsan. Tak seberuntung Susi Susanti yang kini jadi pebisnis, pesenam yang pernah berada di urutan ke tujuh kejuaraan dunia tahun 2003 di Tokyo, Jepang, harus menjual barang rongsokan setelah rumahnya digusur.
Anang Ma'ruf mantan bek kanan persebaya harus menjadi tukang ojek online. Soeharto atlet balap sepeda harus menjadi tukang becak.
Masih banyak lagi kisah miris para atlet yang dahulu dipuja kini hidup menderita. Itulah sebabnya beberapa memilih menjadi pelatih di luar negeri. Bukankah itu cara yang efektif untuk mengalahkan tim kita sendiri? Hal ini akan membuat tim luar negeri tahugaya permainan kita.
Memang benar usia mempengaruhi kualitas atlet. Namun alangkah baiknya jika pemerintah memberi jaminan kehidupan selepas pensiun nanti. Sehingga tak ada lagi atlet yang memilih tinggal di luar negeri. Ditambah lagi betapa mirisnya mendengar mereka yang dulu berjuang mengharumkan bangsa ini kini hidup terlantar. Apa artinya perjuangan mereka dahulu? Dulu dielu-elu, sekarang hanya butiran debu.






zafinsyurga dan 7 lainnya memberi reputasi
8
735
4


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan