1. Organisasi

gambar

Nah, mungkin jika dibahas dari organisasi mungkin kita bisa menyalahkan PSSI. Kenapa demikian? Karena menurut ane induk sepakbola Indonesia ini memang sedang digerogoti semacam virus. Virusnya tidak lain dan tidak bukan adalah virus kepentingan untuk memperkaya diri sendiri. Lihat saja kasus mafia sepakbola Indonesia dimana hasil pertandingan bisa diatur, wasit bisa disuap dan bahkan katanya nih bree juara bisa dibeli.

Buktinya sang ketua umum PSSI pun menjadi tersangka utama dalam perusakan barang bukti dan begitu banyaknya anggota Komdis yang terlibat dalam mafia sepakbola Indonesia. Selain itu juga tidak dapat dipungkiri kualitas liga kita yang seperti jalan ditempat, sehingga membuat generasi muda kita juga ya bermain di level segitu saja.

2. Media

gambar

Media mungkin juga memberikan pengaruh kepada pemain sepakbola Indonesia untuk berkembang. Bayangkan ketika muda sudah dikerubuni oleh kamera TV, diendorse oleh berbagai produk hingga kehidupan pribadi di ulik. Hal ini membuat sang pemain muda menjadi terkenal, terlena dan bisa membuat fokus utamanya bermain sepakbola berkurang karena merasakan sudah mendapatkan segalanya mulai dari harta hingga ketenaran.

3. Mental

gambar

Sebenarnya begitu banyak pemain muda indonesia yang punya kesempatan untuk bermain di luar negeri, namun sayang kesempatan yang ada tidak dibarengi dengan mental yang kuat. Tahu sendiri bahwa kualitas sepakbola luar negeri membutuhkan mental yang kuat, fisik yang kuat. Tidak jarang ketika pemain Indonesia sudah berhasil mendapatkan kontrak dengan klub luar negeri, banyak yang kembali pulang ke liga Indonesia dengan alasan adaptasi, jarang dimainkan dan belum mampu bersaing. Hingga akhirnyapun kualitas yang ada pun awalnya meningkat dan kemudian akan kembali turun karena disesuaikan dengan kualitas liga.