Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

davidikhsanAvatar border
TS
davidikhsan
Pendakian yang Diikuti Makhluk Astral
Pendakian yang Diikuti Makhluk Astral

Pada suatu hari dan hari mulai menggelap matahari mulai terbenam di sebuah cafe Sukabumi, aku dan teman-temanku dengan jumlah 3 orang yaitu latif, Vikri, Akira dan aku yaitu david mengobrol tentang rencana pergi untuk mendaki ke Gunung Gede Pangrago yang berada di daerah Cianjur. Hal itu di setujui oleh semuanya dan berencana berangkat pada tanggal 16 agustus sehari sebelum hari kemerdekaan tiba.

Saat hari itu tiba kami berempat pun berangkat dari Sukabumi menuju daerah Cianjur dengan menggunakan sepeda motor selama 2 jam. Tujuan kami mendaki adalah untuk merayakan hari kemerdekaan Indonesia di Puncak Gunung sambil menikmati keindahan alam di puncak dan kami memilih gunung yang terdekat dengan daerah Sukabumi yaitu Gunung Gede di daerah Cianjur dan berhubung semuanya juga belum pernah mendaki ke sana.

Sesampainya di camp putri yaitu pemberangkatan pertama karena kami menggunakan jalur via gunung putri dan di situ kami istirahat sejenak selama kurang lebih 45 menit, lalu kami langsung berangkat menuju pos 2 sekitar jam 11 lebih, tetapi dalam perjalanan aku berhenti berjalan karena merasa cape padahal baru sekitar 1 jam berjalan, mungkin karena jalannya yang terus turun tanjak yang membuat aku terasa cape, tetapi aku berhenti berjalan dengan langsung persis seperti posisi rukuk tidak dengan duduk, istirhat sejenak itu hanya beberapa menit saja sekitar 2 menit dan langsung melanjutkan perjalanan menuju pos 2.

Sesampainya aku dan teman-teman di pos 2 sekitar jam 2, kami istirahat sejenak makan siang sekitar 45 menit sambil mengisi energi untuk melanjutkan perjalanan. Lalu kami pun melanjutkan perjalanan sekitar jam 3 ke pos 3. Tetapi dalam perjalanan aku tiba-tiba merasa tidak enak badan dan terasa ada yang mengganjal. Hal itu tidak terlalu aku hiraukan.

Setelah sampai di pos 3 sekitar jam setengah 5, kami beristirahat sejenak. Lalu ada para pendaki lain sekitar 6 orang juga yang sedang istirahat yang sedikit lebih tua dari kami, dan salah satu dari mereka memberitahu kami untuk tidak melanjutkan perjalanan setelah magrib tiba.

"Hey, kalian dari mana?." Tanya seorang pendaki lain.
"Kami dari sukabumi kalau kalian dari mana?." Ujar Kinoy.
"Kami dari Jakarta, oh iya kalian udah tahu kan?kalau magrib tiba tidak boleh melanjutkan perjalanan ke puncak." Ucap seorang pendaki lain tersebut.
"Belum, emang kenapa kak? soalnya kami baru pertama kali mendaki." Tanya Latif sambil kebingungan.
"Oh pantesan, soalnya kalau melanjutkan perjalanan setelah magrib itu enggak baik, ya kan di karenakan udah gelap jalan juga kurang terlihat terus takutnya ada apa-apa lebih baik kalian berhenti dulu dan tunggu sampai besok pagi." Jawab seorang pendaki lain tersebut.
"Oh gitu iya siap kak makasih buat infonya." Ucap vikri sambil berdiri dari tempat duduknya.

Kemudian para pendaki tersebut pamit pergi terlebih dahulu untuk melanjutkan perjalanan ke pos 4. Kami sedikit lebih lama istirhat di pos 3 sekitar 45 menit. Lalu kami pun melanjutkan perjalanan ke pos 4 jam 5 lebih. Hari makin gelap dan suhunya pun semakin dingin, magrib tiba tetapi kami belum sempat sampai di pos 4. Hal itu membuat kami bingung antara melanjutkan perjalanan atau tidak. Ada yang bilang perjalanan dari pos 3 ke pos 4 itu 2 jam kurang dan kami sudah hampir 1 jam 30 menit berjalan dari pos 3. Otomatis hanya sekitar kurang lebih 30 menit an lagi untuk sampai di pos 4.

"Bagaimana nih?hari udah makin gelap kata para pendaki yang tadi tidak baik kalau melanjutkan perjalanan saat magrib datang." Ujar latif sambil melihat ke langit.
"Tapi kita ini sudah sekitar 1 jam 30 menit berjalan, katanya ada yang bilang hanya 2 jam dari pos 3 ke pos 4, kalau kita berhenti di sini tanggung tinggal dikit lagi, kan pos 4 itu alun-alun suryakencana luas banget dan di situ banyak para pendaki yang ngecamp." Ucap Kinoy sambil melihat jam tangannya.
"Iya sih ada benernya juga, menurut kamu gimna david?kamu kaya keliatan pucat gitu?kamu gak apa-apa kan?kalau ada apa-apa bilang." Ucap Vikri sambil melihat David.
"Gak apa-apa ko tenang aja, yaudah kita lanjut jalan aja tanggung juga kan cuman sedikit lagi buat sampai pos 4." jawab David sambil tersenyum.

Kami pun melanjutkan perjalanan walaupun hari semakin gelap. Tetapi anehnya perjalanan ini terasa sangat jauh padahal hanya sekitar 30 menit lagi. Yang lebih terkejutnya lagi kami kembali ke tempat tadi di mana kami berdiskusi tentang melanjutkan perjalanan. Mungkin karena hari makin gelap sehingga tidak terlalu terlihat hanya mengandalkan senter dan banyak juga cabang-cabang pohon yang sangat besar yang hampir sama persis semuanya yang membuat kami kesulitan untuk mencari jalan ke pos 4. Kami masih belum mengira ada apa-apa, lalu kami melanjutkan perjalanan dan alhasil masih tetap kembali ke tempat tadi selama 4 kali. Tengah hari pun tiba sekitar jam 1.

"Ini sudah hampir 4 kali kita kembali ke tempat ini, mungkin bener kata para pendaki tadi, aduh apa yang harus kita lakukan?." Ujar Latif sambil menghela napas.
"Udah tenang dulu jangan panik sebaiknya kita berdoa kepada Tuhan agar di kasih jalan, ayo kita bikin lingkaran kita berdoa sama-sama." Ucap david.

Kami pun berdoa, lalu setelah berdoa kami langsung melanjutkan perjalanan. Akhirnya sampai di pos 4 dan kami sangat bersyukur sekitar jam 3 an sudah terlihat yaitu alun-alun Suryakencana, tetapi hal itu belum puas karena kami harus jalan dari timur ke barat karena di barat tempat para pendaki ngecamp dan ada sumber mata air.

Sesampainya di Alun-alun suryakencana barat, kami pun langsung mendirikan tenda dan beristirahat. Di situ kami sadar mungkin kami terlalu berleha-leha banyak istirhat sehingga baru sampai di pos 4 tengah malam dan kami di situ benar-benar terasa disesatkan oleh sesuatu yang mengganjal.

Teman-temanku langsung tidur sedangkan aku tidak tahu kenapa sulit untuk tidur padahal badan terasa lelah. Kemudian, aku pun keluar dari tenda sebentar untuk melihat-lihat, sekitar jam 4 . Aku pun berdiri tidak jauh dari tenda ku, lalu aku merasa ada yang sedang mengawasiku dan tiba-tiba ada suara yang memanggil kakak dalam bahasa sunda tetapi tidak ada oranganya, "A..A..Hayuu..(dengan nada lambat)", akupun segera mencari sumber suara tersebut dengan melihat ke segala arah dan tidak berapa lama ada semak-semak yang begerak-gerak, akupun panik ketakutan dan langsung masuk ke dalam tenda dan mancoba paksa untuk tidur an akhirnya aku pun tertidur.

Aku bermimpi sangat aneh dalam tidurku, aku bermimpi ada seorang anak kecil yang mengajakku untuk bermain tapi anak itu telanjang hanya menggunakan celana dalam, dia berlari-lari dan aku mengejarnya, ketika aku menangkap dia dan melihat langsung wajahnya aku terkejut sangat ketakutan wajahnya penuh dengan darah dan aku langsung terbangun dari tidurku, itu merupakan mimpi terburuk yang pernah aku alami. Ketika aku terbangun, teman-temanku sudah terbangun terlebih dahulu sedangkan aku baru terbangun jam 7 lebih. Aku merasa mimpi seorang anak kecil itu terasa nyata, tapi aku langsung mencoba melupakannya dan ikut bergabung dengan teman-temanku di luar tenda.

Setelah selesai berbenah dan sarapan, kami langsung bersiap untuk melanjutkan perjalanan ke puncak sekitar jam 8 karena pos 4 pos terakhir dalam memuncak di Gunung Gede. Tetapi dalam perjalanan ke puncak, tiba-tiba salah satu temanku yaitu latif berbicara sompral.

"Hey liat coba Pohonnya itu meni serem gede pisan." Ujar Latif sambil menunjuk pohon besar di samping yang jauh.
"Eh latif jangan sompral kalau lagi ngedaki." Ucap Kinoy dengan nada kesal dan memukul bahu Latif.
"Oh iya lupa maaf barudak(anak-anak)." Balas Latif sambil menggaruk-garuk kepala.

Kami pun melanjutkan perjalanan, dan tiba-tiba Latif terpeleset hampir jatuh ke jurang di sampingnya, aku berada di belakang Latif dan Kinoy berada di depan, aku dan Kinoy pun langsung bergegas menolong Latif.

"Heyy tulunginnnnn(tolongin)." Ucap Latif sambil nada ketakutan.
"Ayo vid tarik bareng-bareng si lati." Ujar Kinoy sambil memegang tangan Latif.
"1,2,3 Tarikkkkkk." kata Kinoy dan aku sambil menarik tangan Latif.
"Heuh tuh kan tadi kamu sompral sih jadi we kan gini." Ucap Vikri dengan nada kesal.
"Aduh masih bersyukur aku masih selamat, maafkan aku barudak(teman-teman)." Ujar Latif sambil menghela napas.

Setelah kejadian tersebut, kami menjadi lebih berhati-hati selama perjalanan. Sampailah kami di puncak gunung gede jam 10 dan kami langsung mengibarkan sang saka merah putih sambil menyanyikan lagu indonesia raya. Di puncak kami melihat-melihat pemandangan yang sangat indah yaitu keindahan alam di atas awan. Kamipun mengabadikan kenangan tersebut dengan berfoto.
Pendakian yang Diikuti Makhluk Astral

Setelah selesai, kami pun turun dari puncak melalui jalur Cibodas dan melalui jalur tersebut ada yang di sebut tanjakan setan yang sangat tajam jalurnya. Kami dengan penuh hati-hati dalam menuruni tanjakan tersebut. Lalu setelah melewati tanjakan tersebut, Kami melewati jembatan untuk keluar dari jalur cibodas tersebut dan ternyata jembatan tersebut terhubung ke pemukiman warga dan kami sama sekali tidak mengetahui hal tersebut.

Dalam perjalanan kami berhenti sejenak untuk beristirahat aku berada di posisi paling belakang, aku bertemu seorang pendaki di sampingku, dia hanya sendirian dengan pakaian yang sangat kusut dan aku pun menyapanya.

"Bang sendirian mendaki?" Tanya david sambil melihat heran pendaki itu.
"Yang lain udah pada duluan." jawab pendaki tersebut.
"Terus abang ngapain di sini sendirian?" Tanya david sambil kebingungan.
Kemudian akupun dipanggil oleh temanku yaitu Kinoy.
"Eh vid kamu lgi ngomong sama siapa?" Heran Kinoy.
"Ini ada pendaki yang tertinggal sama rombongannya." Jawab Akusambil menunjuk pendaki itu.
Tetapi saat david melihat ke arah pendaki tersebut, pendaki tersebut tidak ada dan aku sangat kebingungan.
"Eh kok gak ada? tadi beneran ada di sini lgi ngobrol sama aku, sumpah." Panik david.
"Wah ada yang gak beres nih ayo kita lanjut perjalanan." Ujar latif sambil berdiri dari posisi duduknya.

Kami langsung melanjutkan perjalanan. Akupun sangat kebingungan. Banyak hal yang terjadi di dalam perjalanan, pertama aku merasa tidak enak badan dan merasa diawasi, kedua aku dan teman-temanku merasa benar-benar rasanya disesatkan, ketiga ketika aku mendengar suara anak kecil dan bermimpi anak kecil dengan wajah menakutkan, dan keempat yang terakhir aku bertemu dengan seorang pendaki yang tiba-tiba menghilang. Hal itu merupakan sebuah pendakian yang sangat menyeramkan tetapi aku sangat bersyukur dapat mencapai puncak dan merayakan kemerdekaan di puncak. Hal itu juga tidak akan terlupakan di dalam hidupku.

Ssampainya di tempat pos cibodas sekitar jam 1, Kami beristirahat sambil membicarakan tentang seorang pendaki yang tiba-tiba menghilang, tidak berapa lama pedagang warung ditempat kita sedang istirahat langsung memotong pembicaraan kami.

"Emang tadi liat seorang pendaki bukan yang sendirian?" Tanya pedagang warung itu.
"Iya bang tadi saya sedang ngobrol dengan pendaki tersebut tapi teman-teman saya tidak melihatnya hanya saya yang melihatnya tapi saat teman saya memanggil saya dan langsung bertanya kepada saya berbicara dengan siapa dan saya pun menunjuk seorang pendaki yang tadi saya ajak ngobrol sambil melihatnya tetapi tiba-tiba gak ada bang, itu aneh banget padahal baru saja saya ajak ngobrol." Jawab David dengan antusias.
"Waduh untung kamu gak terjadi apa-apa, ini mh saya mau cerita yah boleh yah, dulu ada 4 pendaki melewati jembatan itu tapi pas malam, ada satu orang yang ketinggalan dan 3 orang pendaki lain sedikit jauh didepan karena senter hanya ada satu jadi gelap banget, dan mereka tidak melihat ke belakang karena gelap dan mereka terus melanjutkan perjalanan, nah sesampainya 3 orang pendaki di warung ini hampir tengah malam, mereka belum sadar dan mereka seperti dibuat lupa dengan satu temannya lagi yang ketinggalan seperti ada sesuatu yang membuat mereka lupa, dan setelah makan dan ngopi kemudian mereka melihat foto saat di puncak dan mereka baru teringat dengan teman yang ketinggalan itu, setelah dicari-cari dengan warga di jalur cibodas yang jembatan itu kan gk jauh dari sini dan gak ketemu, nah yang masih misterinya itu sampai sekarang masih belum ketemu ntah kemana, mungkin yang tdi abang ini temuin seorang pendaki itu dan kejadian itu yh sudah terjadi 6 tahun yang lalu, sebelum kalian juga udah banyak juga para pendaki lain yang pernah bertemu pendaki itu, tetapi anehnya mayatnya belum ketemu." Cerita pedangang warung sambil duduk bergabung dengan kami.
"Aduh serem juga ning yah, untung gak terjadi apa-apa pada kita." Ujar Vikri sambil menggaruk kepalanya.
"Iya alhamdulillah masih selamat tapi aku masih merinding ngedenger cerita tadi abang ini." Ucap Kiniy sambil mengusap-usap kedua tangan.

Aku bukan hanya merinding mendengar cerita tersebut, tapi aku juga merinding karena kejadian dalam mimpi buruk dan masih terasa aku itu diikuti dan leher belakang aku terasa berat. Tiba-tiba, salah satu temanku yaitu Latif sedikit agak berbeda tingkahnya.

"Eh Latif, kamu kenapa?ko diem aja?". Tanya aku sambil memukul bahu Latif.
Tetapi Latif masih diam saja dan ketika dia melihatku, dia langsung tertawa. Aku dan yang lainnya pun terkejut. Kemudia penjaga warung langsung memanggil temannya yaitu yang mungkin orang pintar karena dia sepertinya langsung tahu bahwa temanku itu kerasukan. Latif terus tertawa sampai membuat pendaki yang lain pun menghampiri kami dan kami mencoba menahan Latif yang sedang kerasukan itu, orang pintar itupun datang yaitu Ki atuk.

"Saha maneh? naha bisa kadieu?" Tanya Ki Atuk sambil memegang bahu Latif.
"Hahahahaha." Tawa Latif semakin keras.
"Kaluar siah ti tubuh budak iyeu, kaluar tong ngaganggu deui." Teriak Ki Atuk sambil memegang kepala dan berkomat-kamit.

Latif pun berteriak dan langsung pingsan, setelah beberapa menit kemudian dia pun sadar dan dia sama sekali tidak tahu apa yang sudah terjadi, dan Ki Atuk pun menjelaskan bahwa hal itu terjadi karena arwah tadi hanya sekedar iseng saja mengikuti kami semenjak turun dari puncak, dan arwah itupun sudah kembali ke asalnya. Mungkin karena Latif tadi yang berbicara sompral jadi dia yang dirasuki oleh arwah iseng itu.

Lalu kami pun pulang ke sukabumi sekitar jam 3 dan sesampainya di Sukabumi kami berpisah untuk pulang ke rumah masing-masing. Sesampainya aku di rumah, aku langsung berberes diri dan langsung tidur tetapi tas belum sempat aku bereskan dan aku simpan di ruang tamu. Hal mistis pun terjadi, ketika aku sedang tidur ibuku tiba-tiba berteriak Tuyul dan akupun terbangun menuju ruang tamu sekitar jam 8 malam, ayahku sudah berada di ruang tamu menenangkan ibuku. Ternyata Ibuku kerasukan. Ayahku pun langsung menyuruhku memanggil ustadz, kebetulan tetanggaku seorang ustadz. Setelah ustadz datang, Ustadz pun berkomunikasi dengan hantu itu.

"Timana anjeun (Dari mana kamu)?" Tanya Ustadz.
"Aeng teh hayang ulin jeung si aa eta(aku tuh mau main sama kakak itu)?" Jawab ibuku yang kerasukan sambil menunjukku.
"Naha maneh teh hayang ulin jeung si aa eta?(kenapa kamu mau main dengan kakak itu?)" Tanya Ustadz sambil menggerakkan tasbihnya.
"Pan si aa eta teh ngajak ulin pas di gunung gede hor kumaha cenah (Kan kakak itu ngajak main waktu di gunung gede)." Ucap ibuku sambil tertawa.
"Geus ayeuna mah indit tidieu balik ka gunung ulah ngagangggu si aa eta." Ujar Ustadz sambil memegang kepala ibuku.

Kemudian Ustadz pun membaca doa dan ibu ku teriak kesakitan. Beberapa menit kemudian akhirnya ibuku kembali sadar. Ustadz pun menjelaskan apa yang sudah terjadi.

"Apakah kamu melakukan sesuatu yang membuat tuyul itu mau bermain sama kamu?" Tanya Ustadz.
"Tidak pak ustadz, kok bisa gitu yah aneh." Jawab heran aku.
"Coba saya pegang telapak tangan kamu sini." Ujar Ustadz sambil memegang telapak tanganku.
"Kamu di gunung melakukan seperti gerakan ruku, apa bener gitu vid?" Tanya Ustadz sambil menutup mata dan memegang telapak tanganku.
"Iya pak ustadz bener emang kenapa pak?" Tanya heran aku.
"Hal seperti itu dikira oleh tuyul itu, kamu seperti ngajak bermain anak kecil karena nungkulatau menunduk sambil memegang kedua lutut dengan kedua tangan. Di gunung itu banyak etika yang harus dijaga kalau kita ngelakuin sedikit kesalahan saja, arwah-arwah yang penasaran bisa mengikuti kita, contohnya ya kaya gitu kamu padahal kamu cuman nunduk karena cape tapi malah disangka sama tuyul itu mengajak main dan tuyul itu ikut di tas kamu sehingga ketika ibu kamu buka tas langsung kerasukan." Jelas Ustadz sambil tersenyum.
"Oh gitu saya gak tahu pak, aduh jadi merinding saya tapi setelah ini sudah tidak ada apa-apakan? tuyul itu udah gak akan ganggu aku lagi?". Tanya aku sambil menggaruk-garuk kepala.
"Iya udah tenang aja tuyul itu udah kembali ke tempatnya ke gunung, yang penting sekarang kamu ntar sholat dan minta perlindungan pada Allah." Ujar Ustadz.

Kemudian keadaan pun kembali tenang, pak ustadz pun kembali ke rumahnya dan aku kembali ke kamar. Sekarang aku sadar ternyata dalam mendaki itu tidak hanya sekedar mendaki, tetapi harus ada etikanya dan kita harus menjaga etika itu. Jika kita tidak menjaga etika selama pendakian, maka seperti halnya yang terjadi padaku. Mungkin karena ini pendakian pertamaku dan aku belum tahu apa-apa tentang pendakian. Hal ini akan dijadikan pengalaman yang tidak akan terulang selanjutnya.
Gresta
ceuhetty
sebelahblog
sebelahblog dan 12 lainnya memberi reputasi
13
1.1K
15
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan