- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Efek Sakit Perut Tengah Malam


TS
leoprayogo
Efek Sakit Perut Tengah Malam

Setelah 4 tahun lamanya tidak bertemu dengan orang tua saya. Perjalanan yang sangat melelahkan dari tanah rantau ke kota kecil yang bernama Sampit di Kalimantan Tengah. Dari Dari Sampit saya harus naik ojek ke desa yang kecil dan sepi yang disebut Kota Besi. Itulah Desa tempat saya dibesarkan oleh kedua orang tua . Saya adalah anak ke 1 dari 4 bersaudara dan sekarang yang tinggal di rumah hanya kakek dan adik menemani orang tua dirumah. Sesampai di rumah, Ibu saya menunjukkan kamar tidur yang lama sudah ditinggalkan, Ketika masuk kamar, saya pun heran karena semua tertata persis seperti dulu. Hal pertama yang saya lakukan adalah membuka jendela kamar ,saya sangat kaget melihat keluar jendela kamar tidur . Nampak rumah yang sangat tua,tidak berpenghuni sangat tidak terurus. Saya pun berkata dalam hati "rumah itu dulu bagus, kenapa sekarang seperti ini?". Saya pun langsung teringat cerita orang-orang mengenai rumah itu, bahwa dulu rumah itu adalah tempat maaf "pembantaian Kerusuhan di Sampit pada tahun 2001, dan rumah tersebut terkenal sangat berhantu. Para preman pun kadang lari ketakutan melewati rumah itu pada waktu malam hari. Suatu malam setelah bercengkerama dengan keluarga saya pun langsung ke kamar tidur. Yang selalu saya lakukan adalah mematikan lampu kamar tidur dan membiarkan jendela terbuka, pikiran saya pun sempat melayang-layang memikirkan rumah itu, tapi saya terus meyakinkan hati bahwa hantu itu tidak ada. Doa-doa pun saya ucapkan satu persatu, dari ayat kursi sampai yang lain-lainnya. Akhirnya saya pun tertidur juga. Dengan menghadap tembok memeluk sebuah guling. Tak lama kemudian saya pun terbangun dan saya pun tidak bisa melihat apa-apa karena lampu mati,yang saya dengar hanya angin yang sangat deras menghantam daun-daun dan seng rumah saya. Tiba-tiba,saya merasakan kehadiran "seseorang" yang baru duduk di sisi ranjang , di atas tempat tidur .Sayapun tidak berani melihat, mata saya hanya di depan tembok sambil memeluk guling, saya bisa merasakan kehadiran nya duduk di samping ranjang. Kemudian saya bisa merasakan "dia" mulai membaringkan tubuhnya di samping saya, keringat saya pun bercucuran bibir saya pun merafalkan seluruh doa-doa yang saya hafal.Tapi tidak ada perubahan dia pun belum beranjak pergi dan tidak mau pergi. Bayangan sesosok pocong yang bermuka sangat mengerikan sedang menatap saya, tubuh gemetaran membayangkan nya tak lama kemudian saya pun mendengar suara dia mengaruk kayu tulang tempat tidur saya. kruk..kruk...kruk....kruk
Saya pun langsung membayangkan betapa panjangnya kuku tangannya. Mulut ku tak henti-henti membaca doa-doa dengan keringat dingin bercucuran dan suara itu terus dan terus , keras dan semakin keras. Saya pun masih bisa merasakan dia di samping saya. Saya pun akhirnya, mengepalkan tangan .saya berbalik memukul dia dengan gemetaran saya membaca ayat-ayat kursi terdengar suara "Kak aku tidur sini ya, di kamarku banyak nyamuk aku ga bisa tidur" Begitu kaget nya saya mendengar suara itu, ternyata "dia" yang tidur di sebelah saya adalah adik saya dan suara seperti garu kan(kruk...kruk,,kruk) tersebut adalah suara tikus dalam lemari memakan buku yang sudah tua. Akhirnya saya pun menyalakan lampu kamar saya dan menceritakan semua dengan adik saya, bukanya simpatik tapi adik saya tambah ketawa terbahak bahak..

Jam 9.00 itu waktu yang sudah cukup malam, sangat malahan. Karena di tempat itu, di daerah Kota besi tersebut adalah tempat di mana jauh dari warga, cukup jauh. Wilayah sekitar adalah sebuah sawah yang di tanami oleh pohon-pohon rindang.
Tidak ada lampu jalan maupun kendaraan yang melintas. suasana benar-benar gelap gulita dan sangat jarang juga ada kendaraan yang melintas. Mau kemana orang lain kalau melewati jalan ini, kecuali bila dia ingin mampir di Rumah ku tersebut.

Jika kamar mandi biasa nyaada di dalam rumah. mungkin akan lebih memudahkan untuk pergi pup atau hanya ingin buang air kecil, tapi ini bukan. harus keluar dari rumah sendirian dan melewati lapangan yang gelap untuk pergi ke kamar mandi tersebut.
Ketika melewati lapangan tersebut dari pinggir. Mungkin sebetulnya tidak terlalu jauh, tapi sudah cukup untuk membuat bulu kuduk merinding. Lampu yang tertera hanya ada di depan kamar rumah dan di depan kamar mandi yang hendak di tuju.

menuju lampu yang hanya terlihat di depannya tersebut.
Ada dua kamar mandi yang berhimpitan di bawah pohon. Dua kamar mandi tersebut menghadap utara, lalu ada sedikit tempat kecil di depannya yang biasa digunakan untuk mencuci baju
Masuklah saya di kamar mandi sebelah timur.
Dalam kamar mandi itu terpadat tembok yang menyekat antara satu kamar mandi ke kamar mandi satunya lagi. Lalu di tengah tembok yang membatasi dua kamar mandi tersebut terdapat lubang yang tidak terlalu besar, dan juga tidak terlalu kecil. Cukup untuk memindahkan sebuah benda berupa, sabun, peralatan mandi dan sebagainya.
Sebelum masuk kamar mandi, saya mendapati ada seseorang yang mandi di tengah malam mencemkam itu, di kamar mandi sebelahnya, barat.
Saya pun tak peduli. Dia langsung masuk dan buang hajat, efek sakit perut yang tak bisa ditunda. Terpikir dibenak saya siapa ya yang mandi malam-malam begini. Tapi saya tetap fokus dengan apa yang dia lakukan saat itu.
Bulu kuduk pun mulai berdiri satu sama lain.
Jeeburr.. Jeburr.. Jeburr..
Suara air orang mandi itu tidak wajar, sepertinya dia ingin buru-buru menyelesaikan mandinya. Dia mandi dengan cepat sekali, entah berapa ember sudah yang dia habiskan.
Waktu terus berjalan, selama saya berdiam menyelesaikan tugas saya ,selama itu juga orang yang mandi tersebut mandi dengan sangat terburu-buru.
Rasa takut mulai menyelimutiku
Saat hendak cebok, saya mengambil sabun dan melihat bak air yang ada di sana. Di dapati ternyata, dia tidak sadar kalau gayung yang biasa buat mengambil air itu tidak ada.
Bagaimana caranya cebok kalau gayungnya tidak ada?
Akhirnya dengan memberanikan diri, saya dengan nada sebiasa mungkin untuk meminjam gayung dari kamar mandi sebelah.
“Baraaatt… Baraaattt… Pinjem gayungnya dong …”
Seketika itu, orang yang mandi disebelahnya langsung berhenti total. Tidak ada lagi suara cipratan air yang terdengar di sana.
Lalu ada suara laki-laki yang keras, tinggi lagi menggelegar menjawab permintaan dari saya
.
“JANGANKAN GAYUNG, KEPALA AJA NGGAK PUNYA ..”
Seketika itu saya berlari keluar dari kamar mandi dan pergi ke menuju ke Rumah sambil menjerit ketakutan.
Sesampai di rumah, semua anggota keluarga yang ada di rumah bangun dan terkaget mendapati saya menangis sberjongkok sambil ketakutan. Orang tua saya pun juga kaget karena anak nya belum mengenakan celana. dengan rasa khawatir lalu ditanyai kenapa.Tapi saya masih tetap menagis tergeru-geru.
Diubah oleh leoprayogo 29-09-2019 23:41






zafinsyurga dan 11 lainnya memberi reputasi
12
2.3K
24


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan