Motivator Ada Dimana Saja Buatmu

"Sahabat-sahabat yang super yang dimuliakan Tuhan.
Superman...
Supergirl...
Superboy...
Dan super hero lainnya...
Jomblo itu bukan sesuatu yang hina. Jika jodohmu tidak kamu temukan di dunia ini, maka percepatlah hidupmu untuk menemui jodohmu di alam lain,"

Begitulah seorang motivator menjual kata-kata indah, bak karya sastra yang mudah untuk dibaca, tapi rumit untuk dipahami.

Bagaimana seorang motivator yang terlihat santun, berkelas, murah senyum, tanpa pernah terlihat marah, mencoba untuk memberi jalan pada mereka yang buntu pikirannya, tak bisa mencari jalan, tersesat dalam kebingungan.

Ada yang cuma lulusan SD.
Ada yang lulusan Sarjana.
Ada yang punya gelar berderet.
Cuma satu tujuannya : Menjual kata-kata.



Lalu, semudah itukah hidup? Oh, ini tergantung manusianya masing-masing. Jika dia punya niat untuk berubah, niscaya perubahan itu akan ada dan nyata. Tapi jika dia skeptis, selalu mengeluh dalam hidup, meskipun diberi semangat, pasti akan selalu gagal dalam hidupnya. Ini karena rasa percaya dirinya telah runtuh, rata dengan tanah.

Lalu apa sih yang disebut dengan motivator?
Motivator pada dasarnya adalah orang yang memiliki profesi atau pencaharian dari memberikan motivasi kepada orang lain. Pemberian motivasi ini biasanya melalui pelatihan, tetapi bisa juga melalui mentoring, coaching atau counselling. Itu kata wikipedia.

Lantas perlukah seorang motivator itu? Tergantung.
Sebuah perusahaan yang leadershipnya buruk, pasti butuh motivator untuk membangun semangat dan etos kerja, agar produktivitas para pegawainya semakin meningkat. Apalagi kalau perusahaan itu bergerak dalam bidang marketing.
Tapi bagi perusahaan yang leadershipnya sudah kuat, sebenarnya motivator tidak diperlukan lagi.

Lalu bagaimana dengan personal-personal yang kadang mengeluh dalam menjalani hidupnya? Nah, sebenarnya motivator-motivator itu ada disekeliling mereka. Motivator ini bisa saja sahabat sekelas, sekampus, selingkungan, sekantor, atau bahkan juga justru motivator itu adalah orangtua sendiri, suami, istri, bahkan anak! Lho, koq bisa? Bisa! Karena pada dasarnya seorang motivator tak perlu menunjukan keberhasilan dirinya dihadapan orang lain. Motivator bisa kaya, itu karena arus pemasukan uangnya lancar karena panggilan. Coba kalau tidak dipanggil, bagaimana mendapat uang? Makanya ada seorang motivator terkenal yang mengeluh tabungannya habis gara-gara kasus perseteruannya dengan anak kandungnya yang disia-sia. Dan motivator tidak selalu harus dibayar atau berbayar. Siapapun bisa menjadi motivator. Karena sebenarnya yang dibutuhkan dari motivator itu adalah kata-katanya, bukan perbuatannya.

Pepatah mengatakan : Jangan pernah melihat siapa yang berkata, tapi dengarkan apa kata-katanya.

Bahkan seorang PSK lebih bisa bernilai kata-katanya mengenai hidup dibanding seorang Ustadzah. Kenapa? Karena seorang PSK jelas telah merasakan pahit getirnya kehidupan suram dan keras. Begitu juga dengan preman, kuli bangunan, dan lain-lain. Mungkin pekerjaan mereka bisa dibilang terlihat hina, tapi bisa jadi dari merekalah kita bisa belajar tentang arti hidup.



Lakukan! Maka kamu pasti bisa melakukan. Jika seseorang telah takut lebih dulu sebelum mencoba, ini ibarat kalah perang sebelum bertempur. Kerjakan saja, dan lihat hasil akhirnya. Mencoba, mencoba, mencoba, sampai akhirnya menjadi bisa.

Ini seperti seseorang yang takut menikah karena pernah tersakiti dalam hidupnya oleh pasangan yang paling dicintainya. Atau seseorang yang menutup diri dan cintanya karena berulangkalo gagal dalam membangun hubungan. Lantas apa harus kalah? Tidak. Coba pemikiran itu dibalik.
Anggap kegagalan dalam membangun hubungan adalah kasih sayang Tuhan buat kamu, karena Tuhan lebih tahu jodoh yang terbaik bagimu. Dan orang yang menyakiti hatimu sebenarnya memang tidak cocok dan tidak pantas buatmu. Masih banyak orang yang tertarik padamu diluar sana dan menunggu hatinya bisa meluluhkan hatimu. Bisa jadi dialah jodoh abadimu yang dihantarkan Tuhan buatmu.

Hei kamu.
Iya kamu. Koq tulisan kamu memotivasi sekali. Kamu motivator? Hmmmm... Seseorang sebenarnya tidak berhak menyebut dirinya motivator. Karena motivator tidak selalu bisa memotivasi dirinya. Tapi motivator tahu, bahwa kunci dari keberhasilan memotivasi seseorang atau orang lain sebenarnya ada didalam diri orang yang dimotivasi tersebut. Punya hati, otak, pikiran, dan akal. Dan seorang penulis bukanlah motivator. Penulis adalah penulis. Jika tulisannya bisa memotivasi orang lain, itu karena yang mebaca memahami alur pikiran penulisnya. Lalu dengan hatinya menimbang. Dengan pikirannya menelaah. Dengan akalnya mencerna. Sampailah pada suatu kesimpulan, saya bisa!

Begitulah.
Tak perlu memaksakan menjadi motivator bagi diri sendiri. Cukup dengan belajar dari orang lain. Mau mendengar dan berusaha. Maka jalan itu akan selalu ada.

Begitulah kaskuser.



Ide tulisan dari diri sendiri.
Semua gambar diambil dari Google, milik pihak ketiga.