babygani86Avatar border
TS
babygani86
Yang Harus Disiapkan Ketika Anak sudah Besar dan Ingin Kembali Berkarir
Kehidupan memang selalu berkutat soal pilihan, meski membuat pilihan sendiri, sama sekali bukan perkara mudah. Apalagi pilihan—pilihan yang ada di dalam kehidupan kita, para perempuan yang sudah bekerja, menikah, lalu sedang mengandung dan sebentar lagi akan punya anak. Ujung—ujungnya, kita tentu harus memilih juga. Apakah mau kembali bekerja setelah menikmati cuti melahirkan atau betul—betul rehat berkarier dan memilih menikmati setiap momen bersama si kecil.

Tentu saja kedua pilihan ini punya plus minus. Dan dalam memutuskannya, kita mesti punya pertimbangan khusus. Namun bagaimanapun juga, tampaknya ada satu hal yang perlu selalu kita ingat proses tumbuh kembang anak bukanlah sesuatu yang blsa diulang—ulang semau kita.



Jadi pertanyaannya, yakin mau melewatkannya begitu saja? Tak bisa dimungkiri, faktor penghasilan mengambil peranan penting dl sini. Bahkan tak hanya itu, kita juga harus siap memutus jenjang karir yang barangkali sedang bagus—bagusnya dan siap untuk melihat teman—teman lain yang karirnya baik—baik saja.

Namun kalau career break diambil demi bisa memiliki banyak waktu bersama anak dan menyaksikan sendiri pertumbuhan mereka baik secara fisik atau pslkologjs, tentu saja kita harus berani membuat keputusan. Asal tetap ingat, jangan sampai keputusan kita jadi sebuah keputusan tiba—tiba. Sebab kita tetap harus mempertimbangkan banyak hal sebelum berbuat nekat.

Misalnya? Pertama mempertlmbangkan kondisi finansial, ketika yang mencari nafkah hanya suami saja, apakah bisa memenuhi kebutuhan hidup mereka seperti ketika istri juga bekerja. Lalu pertimbangan soal kesiapan mental karena akan menjalankan fungsi yang berbeda. Selain itu soal peluang karier di masa depan dan kebaikan anak juga tak kalah pentlng untuk dipertimbangkan.

Setelah career break, dan pertimbangan sudah diambil, tapi rasa takut bisa saja masih ada. Entah karena kita begitu takut tak bisa lagi kembali berkarier, atau takut akan kehilangan skill setelah bertahun—tahun jeda karir. Terlebih lagi, tak ada batasan pasti berapa lama kita harus mengambil jeda karier. Bisa satu tahun, dua tahun, bahkan hingga anak menginjak usia—usia siap sekolah.



Kalau sudah begini lantas bagaimana? Dalam masa transisi, sebaiknya mencari pekerjaan sampingan agar keterampilan tetap terasah, dan wawasan pun menjadi lebih luas.

Para perempuan bisa memanfaatkan latar belakang pendidikan untuk bekerja freelance atau mulai membuat bisnis kecil dari rumah. Soal pekerjaan, kita kan tak perlu melulu harus jadi pekerja kantoran. Saat ini, sebagian besar perempuan bahkan sudah lebih sukses menjadi entrepreneur sekalipun masih diawali dari lingkup kecil.

Dengan adanya teknologi yang semakin canggih saat lni, perempuan bisa mengembangkan inovasi dan kreativitasnya untuk dapat berkarier tanpa harus mengabaikan perhatian mereka terhadap keluarga.

Ditambah dengan adanya fenomena online shop, siapa pun memang seharusnya bisa menjadi lebih kreatif untuk menciptakan sesuatu yang menghasilkan uang, termasuk perempuan. Bonusnya, skill bisa terasah, kitapun jadi bisa menyaksikan momen—momen tumbuh kembang anak.

Keputusan itu menjadi bljak ketika kita tahu sebenarnya apa sih target dan tujuan hidup kita. Karir itu pada dasarnya adalah pilihan, tak ada salahnya bagi perempuan untuk memilh career break.


Quote:



Quote:





Spoiler for Referensi:

Diubah oleh babygani86 27-09-2019 02:55
fira262
xxArial
riekhanhl
riekhanhl dan 2 lainnya memberi reputasi
3
2.5K
34
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan