Pyongyang - Korea Utara (Korut) memuji-muji Presiden Amerika Serikat Donald Trump sebagai berbeda dari para pendahulunya. Trump juga disebut bijak dan berani.

Menurut penasihat Kementerian Luar Negeri Korut, Kim Kye Gwan, rencana menggelar pertemuan terbaru antara Trump dan pemimpin Korut Kim Jong-Un sedang hangat dibicarakan di AS.


Dikatakannya, pertemuan-pertemuan terdahulu antara pemimpin Korut dan AS -- di Singapura pada tahun 2018, di Hanoi, Vietnam pada Februari lalu dan di zona demiliterisasi antara Korut dan Korea Selatan (Korsel) pada Juni lalu -- telah menjadi "kesempatan bersejarah bagi mereka untuk menyampaikan keinginan politik untuk menghentikan permusuhan antara kedua negara".

Dalam penyataan yang dimuat di kantor berita resmi Korut, KCNA seperti dilansir kantor berita AFP, Jumat (27/9/2019), pejabat tinggi negeri komunis itu meragukan bahwa terobosan baru akan bisa dicapai dalam pertemuan dengan AS di masa mendatang.

"Adalah kenyataan sulit bahwa para politisi di Washington terobsesi dengan pernyataan perlucutan senjata lebih dulu," bahwa Korut bisa mencapai "masa depan yang cerah hanya ketika negara itu menghentikan nuklirnya terlebih dahulu -- dan dengan pandangan yang diputar balik bahwa sanksi-sanksi yang sulitlah yang memaksa Pyongyang untuk membuka dialog," tulisnya.

Disebutkan Kim Kye Gwan, bahwa di saat Korut melakukan upaya-upaya tulus untuk membangun kepercayaan usai pertemuan-pertemuan tersebut, Washington malah kembali melakukan latihan militer gabungan dengan Korsel dan meningkatkan ancaman-ancaman terhadap Korut.

"Ini membuat saya ragu apakah terobosan baru bisa dicapai dalam pertemuan puncak di masa mendatang," tulis pejabat Korut tersebut.

Namun Kim Kye Gwan juga memuji Trump. "Saya jadi tahu bahwa Presiden Trump berbeda dari para pendahulunya dalam hal politik dan keputusan, dalam pendekatannya terhadap Korea Utara," tulisnya. "Jadi saya ingin menaruh harapan saya pada pilihan bijak dan keputusan berani Trump," imbuhnya.


sumur

https://news.detik.com/internasional...a-pendahulunya




MAGA 2020 Trump