Baru saja tanggal 25 Juni 2019 kemarin, Prof. Dr. Ing. H. Bacharuddin Jusuf Habibie, FREng atau biasa kita kenal dan sebut sebagai BJ Habibie berulang tahun menginjak usia 83 tahun.

Kita mengenal beliau sebagai orang yang sangat cerdas, mutiara bangsa yang mampu membuat mata dunia berdecak kagum. Kehidupannya dalam meraih cita-cita sangat menginspirasi, sebagai Habibie kecil yang mempunyai keinginan tinggi membuat pesawat terbang, sebuah cita-cita yang mustahil kala itu bagi seorang anak desa, dalam kondisi negara sedang terjajah.

Kegigihan dan ketekunannya mampu menghantarkan meraih sebuah impian. Sebuah negara dimana dia menimba ilmu telah jatuh hati dengan semangat dan kemampuannya. Sebuah perusahaan di Hamburg meminangnya untuk bisa bekerja di sana. Beliau benar-benar orang yang brillian. Bapak BJ Habibie menjadi warga kehormatan di Jerman

Perjuangan Bapak Habibie meraih cita-cita sangat berat, berusaha dia lalui segala rintangan.
Beliau menemukan sebuah rumis yang disebut "Faktor Habibie" karena bisa menghitung keretakan atau krack propagation on random sampai ke atom-atom pesawat terbang. Sehingga ia dijuluki Mr. Crack. Sebuah prestasi yang luar biasa dan terkenal kala itu.

Ketika Indonesia didera krisis moneter dan terjadi kekacauan atau pelengseran presiden Sueharto, maka
Bapak Habibie menggantikan posisi presiden yang saat itu sebagai wakil presiden berupaya menstabilkan kekacauan moneter dan memulihkan kondisi negara warisan orde baru.

Beliau adalah teladan yang baik.
Banyak yang bisa dicontoh yang bisa dijadikan teladan bagi warga Indonesia. Beliau mempunyai semangat yang gigih untuk meraih cita-cita. Tetap mencintai Tanah Air nya walau menjadi warga kehormatan di Jerman. Beliau ingin membangun Indonesia dengan teknologi

Ketekunan dan sungguh sungguh meraih prestasi paut diteladani. Satu lagi yang bisa mita contoh adalah cinta dan kesetiaan. BJ Habibie jatuh cinta kepada seorang gadis yang bernama Ainun dengan nama lengkap Hasri Ainun Besari. Kisah cinta mereka berawal sejak Sekolah Menengah Pertama. Lalu mai merasakan ketika menginjak SMA.

Tuhan memberikan kisah cinta dan kesetiaan pada mereka, meski telah terpisah bertahun lamanya karena masing-masing menimba ilmu, Habibie di Nean dan Ainun di Fakultas kedokteran UI, mereka tetap menjaga rasa dengan baik.

Begitu setia Ainun kepada Habibie, merelakan melepas pekerjaannya sebagai perawat anak, dan menjadi seorang istri serta ibu rumah tangga. Kemudian lahirlah dua buah hati mereka.

Ketika usia semakin bertambah dan sebuah kanker ovarium yang tak bisa dihindari bersarang di tubuh Ainun, Habibie berjanji tidak akan pernah meninggalkannya, hingga maut merenggut nyawanya. Kematian belahan jiwa membuat Habibie sangat kehilangan, istri yang setia yang telah sabar menemani kala susah dan senang.

Kepergian istri tercinta memberikan kehilangan terberat dalam kehidupannya. Hingga ia didiagnosa mengidap psikosomatis. Psikosomatis adalah keluhan fisik yang disebabkan atau diperburuk oleh faktor psikologis (pikiran). Habibie kemudian mengatasi masalah tersebut dengan menulis buku, untuk mengenang istri tercinta, mengisahkan perjalanan cintanya bersama Ainun.
5000 eksemplar terjual buku berjudul "Habibie & Ainun" kemudian disunting oleh produsen film ke layar lebar.

Cintanya begitu mendalam, dia sisakan sebidang tanah di dekat makam sang istri, menginginkan bila saat kembali pun bisa bersanding dengan belahan jiwa.
11 September 2019 BJ Habibie telah berpulang karena gagal jantung yang sudah diderita sejak remaja.
Beliau telah bertemu dengan kekasihnya di keabadian.

Kami hanya bisa mengenang tak cukup sebenarnya meski lewat rangkaian kata-kata. Beliau mutiara tanah air, selayaknya kita belajar dari beliau tentang cita-cita, mencintai dan setia. Selamat jalan Bapak BJ Habibie, bunga bangsa mengharumkan pertiwi.