Hola, GanSist!
Selamat pagi menanti subuh.
Lagi hangat-hangatnya nih topik seputar Olah raga.
Terutama perihal pemberhentian audisi umum yang diadakan sebuah brand rokok ternama dengan alasan eksploitasi anak untuk kampanye product mereka.

Meski konflik ini sudah sedikit mereda karena pada akhirnya telah terjadi kesepakatan antara PB Djarum, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), serta Pengurus Besar Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PB PBSI) yang diadakan di kantor Kemenpora untuk tetap mengadakan audisi umum namun dengan nama yang berbeda.

Merunut polemik yang beredar, yang dipermasalahkan adalah keberadaan merk dan brand image rokoknya. Tapi apakah lantas yang lolos audisi diwajibkan untuk merokok produk mereka? Tentu tidak, itu hanya untuk mencirikan bahwa audisi itu diselenggarakan oleh mereka. Kalau bukan mereka, setidaknya pemerintah harus menggelontorkan anggaran yang lumayan agar bibit-bibit bangsa tidak layu sebelum berkembang.

Melihat perkembangan olahraga di tanah air sepertinya baru-baru ini telah digelar sebuah cabang olahraga baru, yakni E-Sport.



Cabang olahraga ini pertama kali diperkenalkan pada event Asian Games 2018 dalam pertandingan eksibisi dan sangat menarik perhatian. Rencananya Pada SEA Games 2019 di Manilla, akan menjadi pertandingan pertama Esport sebagai sebuah cabang olahraga yang diakui di Indonesia.

Memasukkan Esport dalam sebuah cabang olahraga tentu memerlukan sebuah pertimbangan yang matang. Banyak yang menilai Esport dimasukan dalam cabang olahraga dikarenakan dalam pertandingannya Esport membutuhkan konsentrasi, daya tahan dan juga stamina. Bahkan untuk bertanding di kategori Esport memerlukan lebih banyak stamina dibandingkan pertandingan catur. Dan jika ditelisik dari kacamata edukasi ada beberapa nomor pertandingan Esport yang memerlukan sebuah kerjasama tim. Alasan inilah yang menjadikan Esport didaulat menjadi sebuah cabang keolahragaan di tanah air.

Pembeda Esport dengan cabang olahraga lainnya selain karena Esport memerlukan sebuah layar adalah pertandingan Esport lebih melibatkan kekuatan otot kecil. Selama ini persepsi yang beredar di masyarakat adalah cabang olahraga itu hanya melibatkan kekuatan otot besar. Tidak banyak yang memperhatikan cabang-cabang olahraga yang lebih mengoptimalkan kekuatan otot kecil, menembak misalnya.

Menurut TS Esport sangat cocok jika dijadikan olahraga masa depan dalam menghadapi dunia digital saat ini. Kita bisa mencetak prestasi di sana, tidak seperti yang orang awam kebanyakan bilang, bermain game Esport hanya membuang banyak waktu, tenaga, dan juga uang. Nyatanya setelah Esport dijadikan cabang olahraga, banyak antusiasme penggila Esport yang siap mencetak prestasi di ajang bergengsi nantinya.

Jadi menurut GanSist, sudah cocokkah jika Esport disebut sebagai sebuah cabang olahraga masa depan?