Bacharuddin Jusuf Habibie telah meninggalkan kita selama-lamanya, seorang anak bangsa yang semasa hidupnya telah membanggakan Indonesia. Bacharuddin Jusuf Habibie atau yang kita kenal dengan BJ Habibie, tersohor dengan kepintarannya di bidang pesawat terbang. Bahkan Habibie pernah membuat maha karya pesawat terbang untuk Indonesia. Selain sebagai seorang ilmuwan, Habibie juga berkarier di politik. Dimana dia pernah menjabat sebagai Wakil Presiden pada era Soeharto. Kemudian saat Soeharto lengser karena reformasi, Habibie menggantikannya sebagai Presiden. Walaupun lamanya Habibie menjabat posisi Presiden hanya 17 bulan, tetapi di dunia politik dia juga memiliki pengaruh. Salah satunya mengenai julukan seorang BJ Jabibie untuk negara tetangga kita Singapura, dia menjuluki Singapura sebagai "Little Red Dot".
Awal mula dari julukan untuk Singapura yang di berikan oleh Habibie adalah sebuah ketidak sengajaan. Di ceritakan waktu itu BJ Habibie melakukan wawancara dengan Asian Wall Street Journal (ASWJ), pada saat itu Habibie membicarakan mengenai hubungan antara Indonesia dengan Singapura. Yang awalnya dia merasa bahwa, hubungan persahabatan antara Singapura dan Indonesia terasa tidak baik. Karena saat Habibie terpilih menjadi Presiden untuk menggantikan Presiden Soeharto yang lengser kala itu. Dirinya tidak mendapatkan congratulatory letter dari Singapura, padahal negara lain seperti Amerika Serikat, Jepang, Australia, China, Malaysia, Eropa, German, memberikan congratulatory letter kepada BJ Habibie atas pengangkatannya sebagai presiden.
Baca Lainnya: Kasian. Anak ini di Bully, karena Desain Kaos Buatannya Sendiri
Pada waktu itu, congratulatory letter dari Singapura datangnya terlambat. Hampir mendekati Juni, congratulatory letter dari Singapore di terima. Pada surat yang datang dari Perdana Menteri Singapura kala itu, Goh Chok Tong's, tertanggal 25 Mei. Habibie merasa, Singapura sebagai negara tetangga Indonesia, tidak begitu dekat hubungan diplomasinya. Jika di bandingkan negara tetangga seperti Malaysia, yang langsung segera memberikan congratulatory letter. Dari wawancara dengan Asian Wall Street Journal (ASWJ), Habibie memberikan statement tambahan:
"It's OK with me, but there are 211 million people (in Indonesia)."
"Look at the map. All the green is Indonesia. And that red dot is Singapore. Look at that."
Dari perkataan Habibie saat membandingkan wilayah Indonesia dengan Singapura di peta, dimana Singapura hanya setitik merah inilah, yang menjadi awal dari julukan "Little Red Dot".
Baca Lainnya: Terungkap, Aktor Pemeran Superman di Film Shazam!
Namun bagaimana tanggapan Singapura atas apa yang di katakan oleh Habibie ini?. Pada pidato National Day Rally, Perdana Menteri Singapura kala itu, Goh Chok Tong. Menyinggung mengenai perkataan Habibie, pada pidatonya kala itu, Goh Chok Tong mengatakan.
"We are not in the same class. After all we are only three million people. Just a little red dot on the map. Where is the capacity to help 211 million people?."
Pada tahun yang sama, Singapura memberikan bantuan ke Indonesia sebesar 12 Juta Dollar Singapur. Bantuan ini diberikan, karena pada saat itu Indonesia sedang berada di masa setelah reformasi. Indonesia sedang mengalami krisis ekonomi pada kala itu, pasca demo besar-besaran banyak prasarana yang rusak. Menurut The Business Time, itu adalah bantuan uang terbesar yang pernah di berikan oleh Singapura.
Baca Lainnya: Di Thailand, Orang Tua Bisa di Penjara atau di Denda, karena Seragam Sekolah Anak
"Little Red Dot" yang awalnya hanya sebuah penyataan dari seorang Habibie, akhirnya menjadi sebuah kata yang berarti bagi Singapura. "Little Red Dot" kata Lee Hsein Loong Perdana Menteri Singapura ketiga, menjadi sebuah pengingat jelas dan berharga, bahwa Singapura sangat kecil dan sangat rentan. Beberapa tahun setelahnya, BJ Habibie memberikan penjelasan, bahwa perkataannya tersebut tidak bermaksud untuk menyakiti Singapura, Habibie mengapresiasi Singapura sebagai negara yang kecil namun memiliki banyak pencapaian.
Siapa sangka jika seorang BJ Habibie dalam hidupnya seberpengaruh itu. Dari perkataannya saja, bisa menjadikan sebuah julukan untuk negara. Yang berawal dari ketidak sengajaam, akhirnya menjadi sesuatu yang luar biasa bagi sebuah bangsa.