Bissmillah, assalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh ... ^^


Sebelumnya, Ara sampaikan belasungkawa atas kepergian bapak bangsa nan cerdas, karismatik, santun, dan yang senantiasa dekat dengan Sang Maha Pemilik cinta. Semoga amal ibadah beliau diterima di sisi Allah. Serta diampuni dosa-dosanya. Aamiin ya Rabbal aalamiin.

Bicara tentang prestasi Pak Habibie, sepertinya tak cukup waktu yang singkat. Tidak cukup dengan kata yang terbatas. Sebab, amat banyak dan tak terhitung oleh jari-jemari.

Tetapi, ada beberapa yang ingin Ara ulas. Salah satunya, tentang kecerdasan beliau dalam menemukan teori kedirgantaraan.

Kecerdasaan sangta luar biasa itu melahirkan penemuan penting dalam dunia kedirgantaraan. Saat menjadi engineerdi Jerman, beliau menggali fenomena keretakan pada konstruksi pesawat. Hingga akhirnya beliau mencetus rumus keretakan (crack progession on random). Rumus ini dapat menghitung crack propagation on random sampai ke atom-atomnya yang menjadi penyebab keretakan di badan , terutama sayap pesawat.

Selain itu, Pak Habibie juga mendapat penghargaan Award Von Karman. Beliau menerima Award Von Karman pada tahun 1992. Penghargaan tersebut setara dengan hadiah nobel. Tak hanya dari luar negeri, penghargaan juga datang dari dalam negeri. Salah satunya, diberikan oleh ITB. Kampus tempat beliau menimba ilmu tersebut memberi penghargaan tertinggi, yaitu, Ganesha Praja Manggala Bhakti Kencana. Sumber, di sini

Ok, mungkin sedikit banyak telah Agan-Sista tahu tentang itu semua. Dan, di saat beliau mendapatkan prestasi-prestasi cemerlang tersebut, Ara belum ada di bumi. Namun, meski begitu, sejarah mencatatnya. Mengabadikan selaga tentang beliau. Sehingga, anak bangsa yang sekarang masih menikmati bangku sekolah dasar pun tahu, sejarah tentang beliau.

Pak Habibie meninggalkan 1000 kenangan untuk kita semua. Kenangan yang begitu membekas. Tentang bagaimana cara mencintai. Memimpin, menimba ilmu, dan meraih cita-cita tanpa meninggalkan Pencipta.

Meski tidak pernah bertatap muka. Walau beliau bukan sanak keluarga. Ara sungguh mengaguminya. Mengaguminya dari segala sisi. Baik dalam posisinya sebagai pemimpin negara. Pemimpin rumah tangga, dan pemimpin untuk dirinya sendiri dalam menjalani kehidupan yang rumit ini.


Sumber gambar, di sini

Ya, beliau mengajarkan kita untuk tetap rendah hati. Senantiasa mengingat di mana tempat kita kembali. Dan mengajarkan untuk tetap bahagia dengan tidak mengeluh dan merasa diri paling sengsara di muka bumi. Itu yang bisa Ara petik dari quote beliau yang satu ini.



Sumber gambar, di sini

Maa sya Allah, Pak. Kecerdasanmu tidak hanya perihal menemukan rumus keretakan. Melainkan juga cara berpikir yang melampaui orang-orang yang setara bahkan mungkin lebih tinggi kedudukannya daripada bapak saat itu. Engkau mengajarkan anak bangsa untuk tidak membalas cemoohan dari berbagai mulut. Melainkan menilai dengan sangat bijak, bahwa, hal itu merupakan sebuah perhatian.



Sumber gambar, di sini
Berapa pun IQ kita, jika malas bergerak, apa gunanya? Benar kata beliau, bahwa, berkorban untuk masa depan, lebih menjamin hidup yang lebih baik. Pesannya, jangan malas! Jangan terbiasa untuk tidak disiplin. Karena hal itu membuat kita tertinggal jauh di belakang.


Sumber gambar, di sini

Ya, quote beliau ini sungguh menginspirasi buat Ara. Jika memiliki uang, jangan dihabiskan untuk sebuah keinginan. Karena setelah keinginan itu terpenuhi, keinginan lain pasti membuntuti. Dan takkan habis sebelum bertemu kematian. Keinginan merupakan bagian dari nafsu. Sesuatu yang tidak dibutuhkan pun, ingin dimiliki.

Itu dia beberapa quote inspiratif bapak Prof. Dr. Ir. Bacharuddin Jusuf Habibie, yang membuat semangat Ara terpacu. Semangat untuk menjadi lebih baik, tentunya.

Sekarang, ada satu lagi kisah yang paling menguras air mata dari beliau. Kisah paling berkesan. Kisah paling indah dan romantis. Yaitu, kisah cintanya dengan sang istri. Ara pikir, di dunia, tidak ada laki-laki yang setia pada satu wanita. Apalagi jika telah ditinggal pergi ke dunia lain. Namun ternyata, pikiran Ara melesat. Laki-laki setia dengan cinta yang begitu besar, rupanya menempati bumi pertiwi. Ia cerdas, karismatik, religius, santun, dan berwajah teduh. Siapa lagi jika bukan Pak Habibie? Bapak Presiden ke 3 RI.


Sumber gambar: Screnshoot Instagram


Meski Ara tidak sepenuhnya tahu bagaimana kepemimpinan beliau saat itu, dikarenakan masih berumur kurang lebih tujuh tahun, setidaknya, sejarah mencatat bagaimana beliau memimpin. Membebaskan rakyat untuk bersuara. Memberi peluang masyarakat untuk menyampaikan pendapat serta aspirasi mereka. Walau akhirnya, Bapak pewaris sejuta inspirasi ini, tumbang.

Akan tetapi, beliau tetap tegar. Mencintai negeri sepenuh hati. Mencintai rakyatnya tanpa sandiwara sana sini. Terlebih, Pak Habibie amat religius dan taat terhadap perintah Allah. Suatu hal yang membuat Ara kian terkagum-kagum. I love and We love you, Pak

Duh, maaf, jadi panjang kali lebar. But, sudah Ara bilang, Ara mengagumi Mr Crack dari segala sisi. Dan, ini yang paling berkesan dan bikin air mata meleleh.


Sumber gambar, di sini

Quote ini sungguh romantis. Tampak biasa, namun memiliki arti yang cukup dalam. Terlebih, quote ini menggambarkan sosok wanita yang menjadi teman hidupnya sehidup semati.

Betapa beruntungnya ibu Ainun. Namun Pak Habibie mengatakan. Beliaulah yang beruntung mendapatkan Ainun.

Cinta keduanya sungguh luar biasa. Walau ada kesempatan menggantinya dengan yang lain. Pak Habibie memilih setia dan menjaga cinta hingga akhir hayatnya. Bapak sungguh sangat membuat Ara terharu. Bahkan mungkin semua orang yang mencintai bapak.

Selamat jalan, Pak. Semoga berjumpa kembali dengan sosok yang bapak jaga hatinya. Doa terbaik dari kami yang mencintamu.

Sedikit puisi dari Ara untuk Mr Crack tercinta:





Sumber: Opini Pribadi


Bima, 14 September 2019