- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Sri Mulyani Optimis Indonesia Bisa Jadi Negara Maju


TS
jepanghebat
Sri Mulyani Optimis Indonesia Bisa Jadi Negara Maju
JAKARTA– Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati optimistis Indonesia mampu menjadi negara maju, bila momentum pertumbuhan ekonomi dan kemajuan ekonomi bisa dijaga. Namun demikian, ia menyebut, ada enam prasyarat yang harus dijadikan fondasi untuk menjadi negara maju.
Pertama, infrastruktur yang layak untuk mendukung mobilitas dan mendukung pembangunan. Kedua, mengenai kualitas sumber daya manusia (SDM), dan ketiga pengayaan inovasi dan teknologi. "Keempat, perbaikan birokrasi pemerintah, kelima pengelolaan tata ruang wilayah, serta keenam sumber daya ekonomi dan keuangan lewat APBN sehat," ujar dia dalam sebuah diskusi di Jakarta.
Oleh karena itu, apabila Indonesia mampu menjaga momentum secara berkelanjutan, maka Indonesia akan masuk dalam lima ukuran ekonomi kelima terbesar di dunia. Kendati demikian, visi ini tidak akan terjadi begitu saja, sehingga perlu menggunakan kesempatan dan sumber daya yang ada.
"Itu bukan jaminan karena kita juga dihadapkan oleh dinamika fluktuasi, volatilitas, bahkan krisis yang terjadi di lingkungan global. Kita tidak bekerja di lingkungan yang vakum," ujar dia.
Menurutnya, potensi Indonesia pada 2045 yaitu menjadi ekonomi terbesar kelima di dunia dengan pendapatan per kapita sebesar US$ 23.199 dan usia produktif mencapai 47% dari jumlah penduduk. Dengan jumlah penduduk Indonesia yang berpotensi mencapai 319 juta jiwa.
“Nantinya sebesar 73% masyarakat Indonesia akan tinggal di urban dan tentu dari sisi faktor produksi bergeser ke sektor ekonomi yang memiliki nilai tambah makin tinggi. Disitulah, lanjutnya, jika Indonesia mampu menjaga momentum secara aman dan berkelanjutan akan masuk dalam lima ukuran ekonomi terbesar di dunia, disertai kekuatan bisnis sebesar 735 dengan kue ekonomi berasal dari sektor Jawa,” tuturnya.
Kemudian daya saing nasional harus ditingkatkan, dalam hal produktivitas dan daya saing untuk mampu mengejar level index GCI, dimana Malaysia sudah dalam posisi upper middle income dan Korea Selatan mencapai high income.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan juga memastikan bahwa Indonesia akan masuk jajaran lima negara ekonomi terbesar dunia pada 2045, didorong oleh sejumlah faktor, di antaranya peningkatan ekspor komoditas bernilai tambah.
Kini, Indonesia masih bergantung kepada ekspor komoditas yang tidak bernilai tambah, ditengah kondisi harga bergejolak yang dipengaruhi berbagai faktor global. Serta harga komoditas turun di tengah perang dagang Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok.
Selain itu, Luhut menegaskan, ke depan diperlukan hilirisasi komoditas tambang yang dapat diolah dalam negeri, sehingga ia pun mendorong percepatan larangan ekspor biji nikel.
Ia mengatakan, saat ini sebanyak 98% nikel Indonesia diekspor ke Tiongkok. Dengan percepatan larangan ekspor bijih nikel, ia berharap komoditas tersebut dapat diolah di dalam negeri, di antaranya menjadi baterai lithium untuk kendaraan listrik.
https://investor.id/business/menkeu-...di-negara-maju
Menurut rekan rekan bagaimana? Kalau saya sih no..
Pertama, infrastruktur yang layak untuk mendukung mobilitas dan mendukung pembangunan. Kedua, mengenai kualitas sumber daya manusia (SDM), dan ketiga pengayaan inovasi dan teknologi. "Keempat, perbaikan birokrasi pemerintah, kelima pengelolaan tata ruang wilayah, serta keenam sumber daya ekonomi dan keuangan lewat APBN sehat," ujar dia dalam sebuah diskusi di Jakarta.
Oleh karena itu, apabila Indonesia mampu menjaga momentum secara berkelanjutan, maka Indonesia akan masuk dalam lima ukuran ekonomi kelima terbesar di dunia. Kendati demikian, visi ini tidak akan terjadi begitu saja, sehingga perlu menggunakan kesempatan dan sumber daya yang ada.
"Itu bukan jaminan karena kita juga dihadapkan oleh dinamika fluktuasi, volatilitas, bahkan krisis yang terjadi di lingkungan global. Kita tidak bekerja di lingkungan yang vakum," ujar dia.
Menurutnya, potensi Indonesia pada 2045 yaitu menjadi ekonomi terbesar kelima di dunia dengan pendapatan per kapita sebesar US$ 23.199 dan usia produktif mencapai 47% dari jumlah penduduk. Dengan jumlah penduduk Indonesia yang berpotensi mencapai 319 juta jiwa.
“Nantinya sebesar 73% masyarakat Indonesia akan tinggal di urban dan tentu dari sisi faktor produksi bergeser ke sektor ekonomi yang memiliki nilai tambah makin tinggi. Disitulah, lanjutnya, jika Indonesia mampu menjaga momentum secara aman dan berkelanjutan akan masuk dalam lima ukuran ekonomi terbesar di dunia, disertai kekuatan bisnis sebesar 735 dengan kue ekonomi berasal dari sektor Jawa,” tuturnya.
Kemudian daya saing nasional harus ditingkatkan, dalam hal produktivitas dan daya saing untuk mampu mengejar level index GCI, dimana Malaysia sudah dalam posisi upper middle income dan Korea Selatan mencapai high income.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan juga memastikan bahwa Indonesia akan masuk jajaran lima negara ekonomi terbesar dunia pada 2045, didorong oleh sejumlah faktor, di antaranya peningkatan ekspor komoditas bernilai tambah.
Kini, Indonesia masih bergantung kepada ekspor komoditas yang tidak bernilai tambah, ditengah kondisi harga bergejolak yang dipengaruhi berbagai faktor global. Serta harga komoditas turun di tengah perang dagang Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok.
Selain itu, Luhut menegaskan, ke depan diperlukan hilirisasi komoditas tambang yang dapat diolah dalam negeri, sehingga ia pun mendorong percepatan larangan ekspor biji nikel.
Ia mengatakan, saat ini sebanyak 98% nikel Indonesia diekspor ke Tiongkok. Dengan percepatan larangan ekspor bijih nikel, ia berharap komoditas tersebut dapat diolah di dalam negeri, di antaranya menjadi baterai lithium untuk kendaraan listrik.
https://investor.id/business/menkeu-...di-negara-maju
Menurut rekan rekan bagaimana? Kalau saya sih no..




pinkypatrick dan soljin7 memberi reputasi
0
545
9


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan