- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Di Masa Habibie Rupiah Menguat Drastis


TS
agungsetiawa099
Di Masa Habibie Rupiah Menguat Drastis
Keberhasilan penguatan ekonomi yang dilakukan Presiden Indonesia ke-3, BJ Habibie layak ditiru oleh pemerintah saat ini, sebab saat itu, BJ Habibie mampu menguatkan posisi rupiah terhadap dolar dan mampu mempertahankan harga BBM bersubsidi.

Kitakini.news – Pada masa Presiden Republik Indonesia ke-3, Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie berhasil menguatkan posisi Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat. Saat krisis moneter 1998, BJ Habibie malah mampu menguatkan Rupiah dari Rp 16.800/USD Dolar, menjadi Rp 6.500/USD Dolar.
Sebagai seorang enginer, bukan berarti BJ Habibie tak memiliki ilmu ekonomi yang baik. Buktinya, BJ Habibie dengan mudah menguatkan posisi Rupiah yang sedang anjlok saat itu.
Ekonom UGM, Tony Prasetiantono mengungkapkan ada beberapa faktor yang menyebabkan BJ Habibie mampu menguatkan posisi Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat saat itu.
Salah satunya adalah efektifnya paket rekstrukturasi perbankan untuk membangun kembali perbankan yang sehat pada 21 Agustus 1998 lalu. Paket rekstrukturasi perbankan itu meliputi sejumlah bank yang dimerger menjadi satu bank baru.
Contohnya Bank Mandiri yang dikenal sebagai gabungan dari beberapa, sehingga saat ini Bank Mandiri memiliki sisi pendanaan yang kuat.
Selain itu, untuk mengembalikan kepercayaan terhadap Bank Indonesia (BI), BJ Habibie juga memisahkan BI dari pemerintah. Akibatnya, BI menjadi lembaga independen dan tidak bisa ditekan oleh pemerintah.
Baca Juga : BJ Habibie Meninggal Dunia, Indonesia Berduka
Di Masa Habibie, Harga Premium Rp 1.000 dan Solar Rp 550 per Liter
Tidak hanya itu, BJ Habibie juga berani melawan intervensi ekonomi dari Inetrnational Monetary Fund (IMF). Saat itu, IMF memaksa Indonesia untuk menghapuskan program subsidi untuk Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Tarif Dasar Listrik (TDL).
Namun dengan tegas, presiden berlatarbelakang enginer ini menolak intervensi ekonomi IMF itu. BJ Habibie tetap mempertahankan harga premium Rp 1.000 dan harga solar Rp 550 per liter.
Padahal, pasca Presiden ke-2 Indonesia, Soeharto lengser, harga premium Rp 1.200 per liter, namun di masa jabatannya yang singkat, presiden yang bisa membuat pesawat ini mampu menurunkan harga premium menjadi Rp 1.000 per liter.
Alasannya mempertahankan harga BBM bersubsidi agar daya beli masyarakat tetap terjangkau di saat krisis moneter.
Berbagai faktor yang diterapkan itu, ternyata membuat investor asing kembali percaya kepada Indonesia, dengan mulai berinvestasi lagi di Indonesia. Imbasnya, nilai tukar Rupiah pun kembali kuat.
Baca Juga : Harga Sayur di Karo Anjlok, Petani Biarkan Tanamannya Membusuk
Sebagaimana dilansir dari kompas, Kamis (12/9/2019), tidak hanya nilai tukar Rupiah yang kuat, angka kemiskinan nasional pun bisa ditekan saat itu. Dari 24,2 persen di tahun 1998, menjadi 23,4 persen di tahun 1999.
Baca Selengkapnya : https://kitakini.news/33192/di-masa-...nguat-drastis/
Sumber : https://kitakini.news/

Presiden Republik Indonesia ke-3, BJ Habibie. (foto : liputan6.com)
Kitakini.news – Pada masa Presiden Republik Indonesia ke-3, Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie berhasil menguatkan posisi Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat. Saat krisis moneter 1998, BJ Habibie malah mampu menguatkan Rupiah dari Rp 16.800/USD Dolar, menjadi Rp 6.500/USD Dolar.
Sebagai seorang enginer, bukan berarti BJ Habibie tak memiliki ilmu ekonomi yang baik. Buktinya, BJ Habibie dengan mudah menguatkan posisi Rupiah yang sedang anjlok saat itu.
Ekonom UGM, Tony Prasetiantono mengungkapkan ada beberapa faktor yang menyebabkan BJ Habibie mampu menguatkan posisi Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat saat itu.
Salah satunya adalah efektifnya paket rekstrukturasi perbankan untuk membangun kembali perbankan yang sehat pada 21 Agustus 1998 lalu. Paket rekstrukturasi perbankan itu meliputi sejumlah bank yang dimerger menjadi satu bank baru.
Contohnya Bank Mandiri yang dikenal sebagai gabungan dari beberapa, sehingga saat ini Bank Mandiri memiliki sisi pendanaan yang kuat.
Selain itu, untuk mengembalikan kepercayaan terhadap Bank Indonesia (BI), BJ Habibie juga memisahkan BI dari pemerintah. Akibatnya, BI menjadi lembaga independen dan tidak bisa ditekan oleh pemerintah.
Baca Juga : BJ Habibie Meninggal Dunia, Indonesia Berduka
Di Masa Habibie, Harga Premium Rp 1.000 dan Solar Rp 550 per Liter
Tidak hanya itu, BJ Habibie juga berani melawan intervensi ekonomi dari Inetrnational Monetary Fund (IMF). Saat itu, IMF memaksa Indonesia untuk menghapuskan program subsidi untuk Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Tarif Dasar Listrik (TDL).
Namun dengan tegas, presiden berlatarbelakang enginer ini menolak intervensi ekonomi IMF itu. BJ Habibie tetap mempertahankan harga premium Rp 1.000 dan harga solar Rp 550 per liter.
Padahal, pasca Presiden ke-2 Indonesia, Soeharto lengser, harga premium Rp 1.200 per liter, namun di masa jabatannya yang singkat, presiden yang bisa membuat pesawat ini mampu menurunkan harga premium menjadi Rp 1.000 per liter.
Alasannya mempertahankan harga BBM bersubsidi agar daya beli masyarakat tetap terjangkau di saat krisis moneter.
Berbagai faktor yang diterapkan itu, ternyata membuat investor asing kembali percaya kepada Indonesia, dengan mulai berinvestasi lagi di Indonesia. Imbasnya, nilai tukar Rupiah pun kembali kuat.
Baca Juga : Harga Sayur di Karo Anjlok, Petani Biarkan Tanamannya Membusuk
Sebagaimana dilansir dari kompas, Kamis (12/9/2019), tidak hanya nilai tukar Rupiah yang kuat, angka kemiskinan nasional pun bisa ditekan saat itu. Dari 24,2 persen di tahun 1998, menjadi 23,4 persen di tahun 1999.
Baca Selengkapnya : https://kitakini.news/33192/di-masa-...nguat-drastis/
Sumber : https://kitakini.news/
0
2.1K
46


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan