Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

alizazetAvatar border
TS
alizazet
Pendidikan dan Figur Pendidik
Pendidikan dan Figur Pendidik

Membicarakan tentang pendidikan itu sangatlah menarik, terutama di Indonesia. Kita bisa melihat merasakan bagaimana praktek pendidikan di negara kita. Berbagai peristiwa baik dan buruk sudah mewarnai pendidikan di negara ini. Tentunya pendidikan tidak jauh dari bagaimana figur pendidik, selain ilmu-ilmu yang disampaikan, atau diajarkan.

Kita mulai dari kata pendidikan ya. Apa sih pendidikan itu? Menurut kamus KBBI, pendidikan adalah proses mengubah sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan; proses; perbuatan; cara mendidik.

Setelah kita baca arti dari pendidikan dia atas sesuai kamus besar bahasa indonesia, jelas disana ada proses pengajaran, latihan, yang dilakukan oleh siapa? Tentunya dilakukan oleh guru atau pengajar atau pendidik dengan siswa atau murid. Ada tindakan atau perbuatan dalam pendidikan, lalu bagaimana cara mendidik supaya mudah di pahami, meresap dalam ingatan dan tercermin dalam tingkah laku yang baik seperti yang diharapkan?

Pendidikan dan Figur Pendidik


Nah, tiap pendidik harus punya cara atau strategi agar tidak ditakuti namun dihormati dan disegani, misal tentang kebaikan.perilaku, keahlian atau skill lain misal bermain musik atau buku karya tulis sastra, atau kecerdasan yang dipunyai, ditularkan pada anak didik dengan sepenuh hati. Maka mereka akan mendapatkan figur yang patut ditiru, tanamkan nilai karakter agama, sosial dan kebangsaan yang tinggi di jiwa anak didik. Sehingga akan selalu diingat sebagai pendidik-pendidik yang berjasa.

Pendidik harus bisa menjadi inspirator mereka, bukan kah begitu?
Bisa mengayomi, membimbing, mengarahkan dengan baik akhlak serta perilaku anak didik. Bukan hanya ditekankan pada nilai akademis saja, karakter dan akademis haruslah berimbang. Pendidik harus baik hati dan berwibawa, bila tampan atau cantik itu bonus, harus ramah dan tidak merasa paling benar. Begitu kan? (Ih jadi ingat guru SD ku yang cuantik dan guanteng, jadi pembicaraan sekecamatan, bening bangeettt. Sssttt jaman itu di desaku masuk hal yang langka he he).

Pada kurikulum 13, banyak siswa kelabakan, cara mengajarkan belajar secara mandiri yang kurang tepat menurut saya. Anak didik kita belum siap untuk belajar dengan metode itu, mereka masih perlu bimbingan, perlu penjelasan yang gamblang dari guru.
Seorang temanpun bercerita kurangnya interaksi pendidik dan anak didik memungkinkan siswa kehilangan sosok guru.

Akibatnya, mereka lebih sering berinteraksi dengan teman atau internet, siswa kehilangan karakter guru sebagai teladan. Mereka cenderung menyukai figur lain dari dunia entertain. Bisa kita lihat bukan bagaimana anak muda sekarang mencontoh meniru artis-artis, baik tutur kata ataupun perilaku. Sangat disayangkan.

Sering bukan, kita melihat pada media sosial berita yang kurang menyenangkan, adanya perselisihan antara guru dan wali murid karena siswa, ada lagi seorang guru sampai kehilangan nyawa karena berselisih dengan siswanya, lebih sadis lagi ada guru yang melakukan hal tak senonoh pada siswa siswinya. Kemana nurani para pendidik, kemana simpati siswa siswi, muka pendidikan tercoreng oleh SDM yang kurang memadai.

Himbauan saya kepada pemerintah untuk melakukan tes psikologi kepada para calon guru atau pendidik, pilih yang terbaik untuk bisa mengajar dan mendidik generasi muda dengan baik. Mampu membaca kebutuhan siswa, melihat kekurangannya dan membimbing untuk meningkatkan.

Seorang guru memang diwajibkan multifungsi atau multi guna, sebagai pendidik, sebagai orang tua, sebagai konsultan. Pendidik harus telaten menghadapi siswa yang mempunyai kemampuan atau daya tangkap yang kurang pada pelajaran dan tidak pilih kasih.

Kesimpulan, masih banyak kekurangan dari kurikulum 13, semoga ada revisi, yang mengarah pada adanya interaksi pendidik dengan siswa. Boleh saja guru berinisiatif membuat suasana kelas menjadi hidup saat proses belajar dengan membangun interaksi. Karena dari interaksi itu siswa bisa belajar nilai-nilai karakter, dan guru wajib memberikan contoh yang baik.

_____________________________

Siapa Pahlawan Tanpa Tanda Jasa?

Pendidikan dan Figur Pendidik


Saya ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada pemerinta yang selalu memperhatikan perkembangan pendidikan bagi semua lapisan masyarakat di negara kita. Berbagai cara diupayakan demi kemajuan sumber daya manusia untuk menghasilkan generasi yang berwawasan luas.

Saya selaku orang tua dari anak yang istimewa, mewakili orang tua lain yang senasib dengan saya, ingin menyampaikan suatu permintaan, kepada seluruh lembaga pendidikan dibawah pemerintahan atau sekolah sekolah negri terutama di sekolah dasar,

1. wajib disediakan guru pendamping, atau guru bayangan. Untuk membantu siswa yang slow learner.

Hanya beberapa sekolah ada program kelas inklusi harapan saya, semua sekolah wajib menyediakan, agar cita-cita pendidikan untuk merubah manusia menjadi lebih baik terpenuhi.

2. Menyediakan tenaga psikolog, untuk memantau perkembangan siswa dan lingkungan sekolah.

Saya ingin di sekolah negri terutama sekolah dasar memberi pelayanan kepada siswa sama seperti di sekolah swasta, tentu para orang tua akan memilih menyekolahkan putra putrinya pada sekolah swasta bila biaya terjangkau. Karena yakin akan mendapatkan pelayanan yang baik.

Dengan program fullday tujuh jam lebih siswa di sekolah harusnya menperoleh hasil yang maksimal, tetapi apa yang terjadi? Pekerjaan sekolah dibawa pulang dan orang tua wajib mengajari apa yang tidak mampu diajarkan oleh guru di sekolah.
Bila anak berprestasi saya kira bukan guru yang berjasa, tapi orang tua, dan keberuntungan seorang anak diberi kecerdasan tinggi.

Sudah sewajarnya bila anak bermasalah di kelas, guru akan mencari solusi, agar tugas sebagai guru benar-benar membawa hasil, mempelajari karakter dan kemampuan siswa, mencari sebab penolakan siswa mengerjakan tugas. Bila ada guru pendamping atau guru bayangan untuk siswa yang mempunyai kesulitan dalam belajar, pasti akan bisa teratasi.

"Sekolah adalah salah satu tempat untuk mendapatkan ilmu, guru adalah seseorang yang menyampaikan ilmu, mengajar dan mendidik"(anonim)

Tidak akan terjadi pemanggilan orang tua ke sekolah hanya untuk menceritakan tentang kekurangan anaknya. Bahkan melakukan perjanjian sepihak bila ada ketidak tuntasan materi, orang tua diminta untuk menyelesaikan. Beginikah wajah pendidikan ini?

Semua orang tua punya harapan kepada guru sebagai pendidik dan pada sekolah sebagai lingkungan pendidikan mampu mengatasi hal-hal tersebut. Tapi harapan tinggal harapan, yang tertinggal tetap menjadi tanggung jawab orang tua untuk bisa mencerdaskan sendiri.

Lantas siapa yang berhak menyandang gelar pahlawan tanpa tanda jasa?

:terimakasih: :nulisah:welcome

_____________________________
Opini ditulis untuk Kaskus oleh alizazet

ilustrasi

ilustrasi
Diubah oleh alizazet 30-08-2019 01:46
Cahayahalimah
YulianAnggita
hvzalf
hvzalf dan 4 lainnya memberi reputasi
5
1.2K
37
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan