Dalam kehidupan rumah tangga, seorang suami memiliki kewajiban-kewajiban yang harus dia tunaikan kepada istrinya, yang harus memberikan pengajaran yang baik bagi istrinya. Seorang istri diibaratkan seperti rumah. Walau keadaannya sudah baik, tetapi setiap hari harus tetap dibersihkan, dipelihara, dan diperbagus. Di dalam raga manusia ini banyak dihadirkan tanda yang memberikan pengetahuan. Sebatas tanda-tandayang tertulis di sekujur badan. Jawaban indah yang terangkai yang bisa dibaca dari jasad manusia berikut ini.
Spoiler for Jasad.:
1.Tangan Kiri.
Tangan kiwa(kiri) memiliki arti sendiri, yang bisa dibuat sebagai contoh nyata kebaikan dan menunjukkan bahwa ragamu dipenuhi wujud hawa (keinginan) belaka. Kata ki bermakna iki (ini), wa bermakna wewadhah (tempat). Jasadmu itu ibarat perahu, dan perahu adalah ibarat wong wadon (seorang wanita). Wong bermakna ngelowong (memiliki ruang), sedangkan wadon (wanita) bermakna hanya sebagai wadhah (tempat).
Isinya hanya tiga perkara, yaitu kar-ri-cis. Jika perahu telah berisi tiga hal tersebut, maka seorang wanita sudah tercukupi kebutuhannya, sehingga tiadalah kegundahan dalam hatinya. Maksud dari kar-ri-cisadalah sebagai berikut:
*) Kar berarti zakar (penis). Maksudnya, jikalau lelaki bisa memenuhi hasrat birahi sang istri, maka sang istri pasti akan merasa puas, sehingga dengan demikian akan langgenglah perjodohan diantara mereka.
*) Ri berarti pari (padi). Maksudnya adalah makanan. Jikalau sang suami bisa mencukupi kebutuhan pangan sang istri, pastilah sang istri akan tenteram hatinya.
*) Cis maksudnya picis (uang). Maksudnya, jikalau sang suami mampu memberikan uang yang cukup kepada sang istri, pastilah sang istri akan merasa tenteram.
“Sebaliknya, jikalau sang suami tidak mampu memenuhi ketiga-tiganya, sang istri bisa resah hatinya.”
2.Tangan Kanan.
Tangan tengen(kanan) bermakna etungen (telitilah) tingkah lakumu. Setiap hari seorang istri harus bersedia melayani suami, bahkan ia juga wajib membantu sang suami mencari sandang dan pangan.
3.Bahu.
Bau(bahu) bermakna kanthi (damping). Maksudnya, seorang istri adalah kanthine (pendamping) suami untuk melakukan segala pekerjaan yang perlu.
4.Siku.
Sikut(siku) bermakna singkuren (belakangilah) segala perbuatan salah.
5.Pergelangan.
Ugel-ugel(pergelangan) bermakna: walau terjadi pertengkaran, seyogianya suami dan istri tidak terpisahkan jika masih ada cinta. Walau memiliki keinginan yang berbeda, tetaplah menjadi satu ibarat pergelangan tangan tersebut.
6.Telapak Tangan.
Epek-epek(telapak tangan) bermakna ngepek (meminta) nama suami. Sebab, jika wanita sudah bersuami, namanya lantas dipanggil dengan nama suaminya. Inilah perlambang dari warangka (sarung keris) masuk ke dalam curiga (keris). Warangka adalah sang wanita, kerisnya adalah nama dari suaminya.
“Rajahdi telapak tangan memberikan petunjuk agar seorang istri menganggap suaminya sebagai rajanya."
7.Jemari.
Driji(jemari) bermakna drejeg (pagar). Artinya, kelilingilah jiwamu dengan pagar keutamaan. Seorang wanita harus memiliki watak utama. Setiap jari memiliki arti sendiri-sendiri.
*) Jempol berarti empol (bagian renyah di batang kelapa yang bisa dimakan). Maksudnya, seorang istri manakala diingini oleh seorang suami, maka ia haruslah mudah dan renyah bagaikan renyahnya empol/pondoh kelapa.
*) Driji panuduh (jari telunjuk) bermakna, seorang wanita harus menjalani apa saja sapituduhe (yang ditunjukkan) oleh sang suami.
*) Driji Panunggul (jari tengah) bermakna, seorang wanita mesti bisa ngunggulake (mengunggulkan) suaminya agar mendapat keberkahan.
*) Driji manis (jari manis) bermakna, seorang wanita harus memiliki wajah dan tingkah laku yang manis dan berbicara yang manis dan sewajarnya.
*) Jenthik (jari kelingking) bermakna, kuasa seorang istri dalam rumah tangga hanya seperlima dari kuasa suami. Oleh karenanya, ia harus setia dan menurut kepada suaminya.
Kukuberarti harus kukuh (kuat dan rapat) menjaga bagian rahasianya. Jangan sampai kendor kembennya (gampang tergoda lelaki lain).
Pikukuh(pegangan hidup) dalam berumah tangga adalah, wanita harus setia dan menurut kepada suaminya. Ia juga harus menjalani empat perkara, yaitu pawon (dapur), paturon (ranjang), pangreksa (upaya menjaga diri) serta menghindari padudon (pertengkaran). Manakala bisa menetapi aturan ini dalam hidup berumah tangga, dapat dipastikan rumah tangganya akan selamat dan tenteram.
Spoiler for Ketetapan Hidup Berumah Tangga.:
Ketetapan dalam hidup berumah tangga.
Hidup berumah tangga harus berketetapan pada hati yang senantiasa ingat(sadar), jangan sampai berbuat yang tidak baik. Bukan harta benda dan kecantikan dan ketampanan wajah sebagai pegangannya, melainkan hati yang senantiasa ingat. Jika gampang, sangat-sangat gampang. Jika sulit, sangat-sangat sulit menjalaninya.
Jika gagal, gagal sekalian. Jika dapat, harus dapat sekalian (tidak boleh setengah-setengah). Kalau sampai salah jalan, itu tidak bisa diganti dengan harta dan wajah yang tampan atau cantik. Tak pandang punya harta banyak atau wajah yang bagus, tetap malu yang akan didapat.
Seorang istri harus senantiasa ingat bahwa dirinya dimiliki oleh suaminya. Jikalau tidak mengingat hal ini, ia akan seenaknya dalam bersikap. Dan jika sampai ingkar, maka keberkahan hidup berumah tangga bisa hilang. Yang dimaksud dengan ingkar bukan hanya berzina dengan lelaki lain saja. Segala perbuatan yang berakibat tidak baik juga bisa disebut ingkar.
Oleh karenanya, seorang istri harus apa adanya(jujur) lahir dan batin. Jika tidak, pasti ia akan mendapatkan dua macam dosa, pertama berdosa kepada suami dan kedua berdosa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dapat dipastikan, ia tidak akan memperoleh kehidupan yang nyaman di kemudian hari. Oleh karena itu, hati harus senantiasa ingat, karena perbuatan badan menuruti keinginan hati, dan hati adalah raja bagi badan.
Hidup berumah tangga bisa diibaratkan sebagai sebuah perahu besar. Jalannya perahu terletak pada layar dan kemudinya. Walaupun layarnya sudah benar, tetapi kemudinya salah dijalankan, maka perahu pun tidak akan bisa berjalan dengan baik. Suami ibarat pemegang layar, sang istri ibarat pemegang kemudi. Walaupun kemudinya sudah dijalankan dengan benar, namun jika layarnya tidak benar, maka jalannya perahu juga tidak bisa tegak.
Jikalau keduanya sudah benar, maka suami istri akan menuai ketentraman. Apa yang diinginkan pun akan kesampaian, sebab keduanya menjalankan tugas dengan baik. Singkatnya, dalam hidup berumah tangga, suami dan istri harus sama tujuannya. Oleh karenanya, mereka harus rukun, sebab kerukunan akan membuahkan kebahagiaan. Bukan hanya yang tengah menjalani kehidupan berumah tangga saja yang akan bahagia, tetangga kiri dan kanan pun juga ikut bahagia jika mereka hidup rukun.
Quote:
Sumber Tulisan: Catatan Induk Peninggalan KRT. Tandhanagara, Surakarta. Ulasan Damar Shashangka.
Sumber Gambar: T K P
Diubah oleh nohopemiracle 09-09-2019 05:53
d0dittt dan 13 lainnya memberi reputasi
14
7.1K
Kutip
78
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru