Banyak terjadi kejahatan di luar peri kemanusiaan dalam satu peperangan, dan ketika dua negara sedang berperang rakyat sipil-pun banyak menjadi korban kekejaman.

Perang dunia II yang melibatkan berbagai negara dari seluruh benua, menyimpan banyak cerita yang mengerikan.

Namun di antara berbagai kekejaman tersebut, mungkin tidak ada yang menandingi kekejaman Unit 731 milik kekaisaran Jepang saat itu. Unit 731 adalah satu unit rahasia yang bertugas mengembangkan senjata biologis bagi angkatan perang kekaisaran Jepang.





Para tawanan perang dari Cina, bahkan penduduk sipil, menjadi kelinci percobaan.

Tawanan perang tersebut seakan-akan sudah tidak dianggap lagi sebagai manusia. Bahkan perlakuan terhadap mereka, lebih keji dibandingkan eksperimen terhadap binatang percobaan.

Operasi tubuh, pengambilan sampel dan berbagai percobaan dilakukan tanpa anestesi.

Kalau butuh melihat efek bakteri atau virus pada bagian tubuh tertentu, para pekerja di Unit 731 akan mengambilnya begitu saja dengan alat ala kadarnya. Kepala dipecah, anggota tubuh dipotong dan dibelah, semuanya dilakukan tanpa anestesi.

Bahkan tercatat mereka memotong satu anggota tubuh, untuk kemudian disambungkan ke bagian lain dari tubuh.




Senjata biologis yang dihasilkan pun, diuji coba dengan melepaskan-nya ke pemukiman penduduk terdekat.

Kekejian unit 731 sedemikian hebatnya, bukti-bukti berupa rekaman dan catatan tersedia. Saksi-saksi hidup pada saat Jepang kalah dan pimpinan dari Unit 731 ditangkap juga ada.

Tapi apa yang dilakukan oleh Amerika Serikat setelah menangkap Jendral Ishii Shiro, ilmuwan yang memimpin Unit 731?

Pemerintah Amerika Serikat tidak membawa-nya ke pengadilan Internasional untuk menerima hukuman atas kejahatan perang dan kemanusiaan yang sudah dia perbuat.

Pemerintah Amerika Serikat justru memberi dia perlindungan dan kekebalan hukum, dengan imbal balik berupa seluruh catatan hasil penelitian Unit 731.

Begitulah kemunafikan pemerintah Amerika Serikat di masa itu. Di satu sisi mereka mengabarkan pada warga negaranya, bahwa mereka berperang demi kemanusiaan, melawan Jerman dan sekutunya yang melakukan kejahatan kemanusiaan.

Di sisi lain, seorang seperti Ishii Shiro justru mereka lindungi.





Referensi :
1. https://allthatsinteresting.com/unit-731
2. https://www.nytimes.com/1995/03/17/w...-atrocity.html
3. https://www.theguardian.com/world/20...cond-world-war
4. https://unit731.org