Dan142Avatar border
TS
Dan142
Jakarta Punya Pekan Seni Rupa: Jakarta Art Week 2019!


Senin, 26 Agustus kemarin, Jakarta Art Week 2019 resmi digelar untuk umum oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Acara ini sendiri merupakan pekan perayaan seni rupa di kota Jakarta yang diinisiasi oleh MRA Media, dan didukung oleh Pemprov DKI Jakarta, Enjoy Jakarta, MRT Jakarta, Trans Jakarta serta Dove Indonesia. Layaknya pergelaran ArtJog di Yogyakarta yang memberi impresi bagi warga kotanya, Jakarta Art Week diharapkan dapat memberikan nuansa yang sama. Diadakan pada 26 Agustus sampai 15 September 2019, Jakarta Art Week 2019 mengajak masyarakat untuk menikmati karya seni di sepanjang jalan Sudirman. Di tahun pertama penyelenggaraannya ini, pagelaran ini menampilkan 10 karya seniman perempuan di 21 titik halte sepanjang jalan Sudirman. Dengan adanya acara ini, diharapkan Jakarta bisa menjadi destinasi pariwisata bagi para penikmat seni rupa lokal. Selain itu, Jakarta Art Week juga diselenggarakan untuk menyambut pagelaran tahunan Art Jakarta pada 30 Agustus - 1 September 2019 di Jakarta Convention Center (JCC).


"MRA Media telah menyelenggarakan Art Jakarta selama 10 tahun, dan berhasil menjadi ajang yang ditunggu pencinta seni rupa baik dari dalam maupun luar negeri. Di tahun ke-11 penyelenggaraan Art Jakarta, kami ingin suasana pesta seni rupa ini dinikmati masyakarat yang lebih luas lagi," ujar Maulana Indraguna Sutowo, CEO MRA Group.


Untuk kali pertama penyelenggaraan Jakarta Art Week ini, tema yang diusung oleh MRA Media adalah Perempuan Bicara Seni. Perempuan berasal dari kata "empu" dalam bahasa Sansekerta yang memiliki arti dimuliakan atau penyuara yang didengarkan. Dengan tema tersebut, acara ini berhasil mengajak seniman-seniman perempuan Indonesia untuk bersuara dalam bentuk karya instalasi seni rupa publik yang dapat dinikmati oleh masyakarat. Sepuluh seniman perempuan yang berpartisipasi adalah Patricia Untario, Theresia Agustina Sitompul, Budi Asih, Cempaka Surakusumah, Dian Suci, Kalya Risangdaru, Maharani Mancanagara, Ajeng Martia Saputri, Sanchia dan Hanggita Dewi. Mengangkat tema "Rambut Aku. Kata Aku.", masing-masing seniman mengekspresikan opininya tanpa mengenal patokan maupun penilaian umum. Dengan tema tersebut, Dove Indonesia yang mendukung Jakarta Art Week memiliki harapan dapat memberikan kepercayaan diri kepada semua wanita apapun gaya rambut yang mereka pilih.

"Setiap wanita memiliki karakter yang berbeda dan berhak untuk menyuarakan pikirannya dan menentukan jalan hidupnya. Cara mengekspresikan diri dari setiap individu tidak bisa menjadi penentu atau menjadi halangan dalam mencapai prestasi dan tujuan hidup setinggi-tingginya," ujar Patricia Untario, seniman.


Untuk kamu yang penasaran dengan Jakarta Art Week 2019, karya seni itu ditampilkan di 21 titik halte bus dan MRT sepanjang jalan Sudirman. Kamu juga bisa menikmati pagelaran Art Jakarta dengan mengikuti stiker langkah kaki dari halte Istora Senayan menuju Jakarta Convention Center (JCC). Art Jakarta 2019 akan menghadirkan 70 galeri yang menampilkan lebih dari 600 karya seniman dari dalam dan luar negeri.


Ingin mengintip karya seni yang disiapkan oleh 10 seniman perempuan tersebut? Lihat di bawah ini:


1. Patricia Untario




Patricia menggunakan barang-barang yang sering kita temui dalam keseharian, yaitu kaca. Materi tersebut kemudian digabungkan dengan permainan cahaya, yang membuat karyanya kali ini memiliki ciri khas dan keunikan tersendiri.



2. Budi Asih




Wanita kelahiran Yogyakarta pada tahun 1983 ini banyak bercerita tentang perjalanan hidup serta kedekatan manusia dengan alam lewat karya-karyanya. Seperti yang bisa kamu lihat pada karyanya di atas, Budi Asih berusaha untuk menyuguhkan energi positif dan harapan agar kita bisa ikut merasa bahagia dan menyalurkan perasaan tersebut pada sesama.



3. Dian Suci




Dian Suci adalah seniman yang berasal dari Yogyakarta, yang kerap membicarakan dunia perempuan dan hal-hal yang acap kali melingkupi perempuan lewat karyanya. Berangkat dari pengamatan sekaligus pengalamannya sebagai ibu rumah tangga, Dian Suci banyak mengolah ruang, obyek domestik, tubuh, dan metafora pada karya-karyanya.



4. Hanggita Dewi




Hanggita Dewi adalah seorang seniman muda kelahiran tahun 1995 yang telah banyak berkarya dan berpartisipiasi dalam berbagai pameran ternama. Dalam kesempatannya kali ini, ia ingin mengangkat cerita mengenai self-love. Bagi Hanggita, kecintaan pada diri sendiri diandaikan seperti sebuah bibit tumbuh yang bisa membantu pribadi seseorang ikut berkembang seiring waktu.



5. Kalya Risangdaru




"Berkatalah sesuka mereka ingin berkata, sebab hidup yang terus maju ini, tidak ditentukan oleh opini itu." Inilah pesan yang ingin disampaikan oleh Kalya dalam karyanya. Perempuan yang lahir di Jakarta pada tahun 1993 ini selalu berusaha untuk menyampaikan isu-isu seputar perempuan dalam setiap karyanya. Untuknya, lukisan merupakan medium yang tepat untuk menginteprestasikan sendiri kedekatan dirinya dengan isu-isu perempuan.



6. Maharani Mancanagara




Seniman kelahiran Padang tahun 1990 ini kerap mengeksplorasi sejarah Indonesia dalam karyanya, sambil ikut menuangkan garis-garis pengalaman pribadinya di tiap goresan. Dengan mengambil gestur berdansa, Maharani ingin menyampaikan pesan kebebasan berekspresi yang sepatutnya dimiliki oleh setiap orang.



7. Ajeng Martia Saputri




Bertajuk Be You, Do You, For You, karya ini menggambarkan rambut perempuan yang dibuat dengan susunan bunga serupa sulaman yang indah. Lewat karya di atas, ia ingin menyampaikan pesan bahwa definisi indah sebenarnya kembali kepada diri sendiri, dari diri sendiri, dan untuk diri sendiri.



8. Sanchia




Sanchia Hamidjaja lahir pada tahun 1983 di Jakarta. Dalam berkarya, ia sering terinspirasi dari kartun, komik, dan dialog kehidupan sehari-hari. Dalam kesempatan kali ini, Sanchia mengangkat tema Helai yang Liar, yang berarti meski terkadang liar, rambut perempuan juga penurut, dan meski tak sempurna namun ia kuat dan hebat.



9. Theresia Sitompul




Seniman bernama lengkap Theresia Agustina Sitompul ini merupakan kelahiran Pasuruan, dan seringkali memasukkan unsur kepeduliannya terhadap lingkungan dalam karya seni. Lewat kesempatan ini, Theresia ingin mengajak kita untuk tidak lupa menjaga lingkungan layaknya kita rajin merawat diri sendiri.



10. Cempaka Surakusumah 




Cempaka Surakusumah merupakan seorang seniman kelahiran 1987, yang karya-karyanya banyak dipengaruhi oleh emosi dan perasaan manusia. Baginya, karya seni merupakan sesuatu yang tidak bisa digambarkan begitu saja dalam bentuk yang realis, dan hanya bisa dirasakan lewat penggambaran emosi.


(Alvin Yoga / FT / Image: Dok. Jakarta Art Week 2019)



Sumber : 



srusuut
ziont
ajahhawari
ajahhawari dan 2 lainnya memberi reputasi
3
2.8K
43
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan